Harga Seorang Ibu

Apakah Seorang Ibu bisa Dihargai ?? Berapa Anda Mau Beli??

Kami Anak Rohis Masalah Buat Lo...;

Rohis Jadi sorotan Gara-Gara sering dituduh Sarang Teroris

Jadi Akhwat Kudu Kuat

Anda Kuat Dunia Kuat

Film Baru Hina Nabi

Muncul Lagi Maunya Apa Sih??

Negara-Negara Terkorup

9 Desember Adalah Hari Anti Korupsi Sedunia

Thursday 28 June 2012

Sejarah Yang Disusun Penjajah Racun Bali Kita

oleh :  Prof A,Hasyimi

Bismillahir Rahmanir Rahim.
Telah berlalu masa dan kurun, dalam waktu mana kepada kita disodorkan buku-buku sejarah Islam, terutama sejarah Islam di Nusantara, yang dikarang oleh bangsa asing kaum penjajah yang bukan beragama Islam, bahkan sebagai penjajah mereka berusaha untuk menghancurkan Islam, sekurang-kurangnya untuk menyelewengkan atau mendangkalkan ajaran-ajaran Islam.
Salahsatu cara yang mereka tempuh untuk maksud-maksud kolonialisme tersebut, yaitu dengan memutarbalikkan sejarah Islam, bahkan mencampur-adukkan sejarah Islam dengan israeliat (dongeng-dongeng yang dimaksudkan orang-orang Yahudi ke dalam ajaran dan sejarah Islam).
Karena itu, adalah wajar kalau kemudian ada orang-orang Islam sendiri, terutama yang mendapat pendidikan di sekolah-sekolah kaum penjajah, membenci Islam, memusuhi Islam, mengatakan bahwa Islam menghambat kemajuan dan mempersubur perbudakan; mereka kemudian menjadi orang-orang sekuler yang memusuhi agamanya, Agama Islam, bahkan melawan Allah Yang Maha Esa.
Setelah apa yang dinamakan "Sejarah Islam" yang disusun oleh kaum penjajah itu atau oleh kaki-tangannya, meracuni jiwa dan semangat pemuda-pemuda Islam di tanah jajahan, maka barulah mereka menciptakan dongeng-dongeng sebagai ganti dari ajaran Islam yang sebenarnya, sehingga dengan mudah kaum penjajah menciptakan "agama baru" dalam bentuk aliran-aliran kebatinan, aliran-aliran kepercayaan, yang kadang-kadang menjelma menjadi tarekat-tarekat; bahkan mereka menciptakan nabi-nabi baru.
Maka mereka menampilkan para kaki-tangannya menjadi tokoh-tokoh "aliran kebatinan dan aliran kepercayaan" dengan tugas melemahkan bahkan menghancurkan ajaran Islam sejati; lahirlah ke arena dunia nabi-nabi kaum kolonial, seperti Mirza Gulam Ahmad dengan sejumlah khalifahnya, yang diciptakan oleh penjajah Inggeris dan didukung oleh penjajah Belanda, Perancis dan sebagainya.
Maka tidak heran kita, kalau kaki-tangan kaum penjajah menulis dalam apa yang dinamakan "buku sejarah Islam" bahwa Malikus Saleh, Raja Kerajaan Islam Samudra/Pasai yang terbesar, beliau makan "cacing", yang apabila hal demikian dibaca oleh pemuda-pemuda kita, jatuhlah martabat Malikus Saleh di mata mereka, padahal beliau adalah mujahid dan pahlawan yang terbesar pada zamannya.
Tokoh-tokoh penjajah terbesar, seperti Prof. Dr. Snouck Hourgrunye dan lain-lainnya, tanpa malu-malu menulis sejarah Islam di Indonesia dengan mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia dalam abad ke XIII M. dan Raja Islam pertama yaitu Malikus Saleh yang makan cacing itu. Dengan sengaja tokoh-tokoh utama kaum penjajah itu tidak mau mengakui bahwa Islam telah masuk ke Nusantara dalam abad pertama hijriyah dan Kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara telah berdiri di Perlak pada awal abad ketiga hijriyah (abad ke IX M.). Pendapat dari tokoh-tokoh utama kaum penjajah itu diterima bulat-bulat oleh sementara kaum terpelajar di Nusantara, bahkan tulisan-tulisan otak kaum penjajah yang berlindung di bawah nama "orientalisten" dijadikan sumber sejarah Islam yang utama.
Mereka menolak, kalau kita ketengahkan kepada mereka naskah-naskah tua yang ditulis oleh para Ulama Nusantara sendiri sejak zaman dahulu, seumpama naskah Idharul Haqq Fi Mamlakat Ferlak karangan Abu Ishak Makarani, Tazkirah Tabakat Salatin yang ditulis oleh Said Abdullah, Keurukon Katibul Muluk (Sekretaris Negara) dari Kerajaan Aceh Darussalam, hanya karena naskah-naskah tersebut tidak pernah disebut-sebut oleh tokoh-tokoh utama kaum penjajah; Snouck tidak menyebutnya, kata mereka.
Mereka juga tidak akan percaya apa yang ditulis oleh. Sarjana Sejarah Pakistan, Dr. N.A. Baloch, karena Baloch tidak mendasarkan karangan pada sumber-sumber "Orientalisten Penjajah". Dalam bukunya, Advent of Islam in Indonesia, Br. N.A. Baloch antara lain menulis:
"There ia evidence to the effect that some of the scholarly nakhudas from Mekran (Buluchistan) had settled down in Sumatra at an early stage. To one of the settled families belonged the secholar historian Abu Ishaq al-Mekrani al-Fasi (i.e. whose family originally came from Mekran or Buluchistan but had settled down in Pasai in Sumatra) who wrote an important work on the dinastic history of the rulers of Perlak. This book entitled Kitab Idhar alHaqq fi Silsilat Raja Ferlak, Which was discovered more recently, shows that the first Muslem State in Perlak was founded as early as 225 H. (847 A.D.)
Maksudnya: Pada suatu waktu dahulu telah terjadi satu peristiwa yang menyebabkan sejumlah nakhoda terpelajar dari Mekran (Buluchistan) telah mendarat di Sumatera. Dalam satu rombongan keluarga yang mendarat itu, ikut seorang ahli sejarah yang bernama Abu Ishaq Al-Makarani AI-Pasi (Yaitu keluarganya berasal dari Mekran atau Buluchistan yang mendarat di Pasei Sumatera), beliau telah menulis satu karya yang amat penting tentang sejarah dinasti para penguasa Perlak. Buku ini dinamakan lahar Al-Haqq fi Silsilat Raja Perlak, dalam buku mana dicatat bahwa Kerajaan Islam pertama di Perlak didirikan dalam tahun 225 H. (847 M.)
(Dr. N.A. Baloch: Advent of Islam in Indonesia halaman 17).

Keadaan yang timpang ini, yang sangat merugikan Ummat Islam di Asia Tenggara, harus kita berantas, harus kita lawan, karena kalau kita biarkan, pasti ajaran sekularisme dan ajaran anti Tuhan (Atheisme) akan berkembang terus dan mengancam Islam, bahkan buat di Indonesia akan mengancam kemurnian dan keselamatan Pancasila.
Ahli-ahli sejarah Islam dari bangsa-bangsa Asia Tenggara sendiri harus menulis sejarahnya, harus meneliti masuk dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara, kemudian menseminarkannya; kemudian menulis menjadi buku Sejarah Islam di Indonesia, Sejarah Islam di Malaysia, Sejarah Islam di Singapura, Sejarah Islam di Philipina, Sejarah Islam di Thailand, Sejarah Islam di Brunei dam sebagainya.
Menurut hemat saya, naskah-naskah tua masih cukup banyak asal kita mau mencari dan ia akan dapat membantu kita dalam usaha yang. besar itu. Sudah waktunya kita meninggalkan tulisan-tulisan kaum penjajah sebagai sumber utama sejarah Islam di Asia Tenggara, sudah masanya kita menggali sumber yang ada di bumi kita sendiri.
Ini adalah salahsatu tujuan dari Seminar ini; Seminar Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh dan Nusantara, disamping tujuan-tujuan yang lain.
Amatlah membesarkan hati kami, hati kita sekalian, bahwa seminar masuk dan berkembangnya Islam di Aceh -Nusantara, mendapat dukungan yang luas dari masyarakat mendapat partisipasi yang hangat dari para ulama, para ahli sejarah dan para sarjana terkemuka di Rantau Asia Tenggara ini, sehingga dengan demikian dapat diharapkan seminar ini akan memberi hasil yang memadai (sekurang-kurangnya).
Perhatian yang cukup besar dari Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh, kesungguhan yang tiada bertara dari Pemerintah Daerah Tingkat II Aceh Timur dan segenap lapisan rakyatnya, bantuan serta dukungan yang berarti dari Perusahaan Negara PERTAMINA, dan sumbangan yang ikhlas dari para pengusaha, semua itu telah memberi makna yang sangat bernilai bagi pelaksanaan seminar ini.
Menjadi kewajiban kita sekalian untuk mensyukuri rahmat Allah yang berlimpahan itu.
Uraian singkat ini, hanya sekedar menjelaskan arti dan makna seminar, yang pada saat ini sedang berlangsung upacara pembukaannya.
WABILLAHIT TAUFIK WAL HIDAYAH !


Banda Aceh, September 1980.oleh

PENGARUH GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN by:Dr,Hafiz Al-Ja'bary

Pengaruh Gerakan di Mesir Dan Lain-Lainnya

Orang-orang yang terpengaruh oleh dakwah Imam Hasan Al-Bana melampaui jutaan. Daerah organisasinya meluas mencakup setiap jengkal negeri kaum Muslimin. Di kota-kota, di pusat-pusat kota, di desa-desa dan setiap tempat schingga menjadi suatu jama'ah yang memiliki kesiapan dan persiapan. Organisasi yang kuat dan sehat yang tidak dimiliki oleh sebagian pemerintahan yang berdaulat dan memiliki kekuatan material dan pengalaman politik.
Dan jama'ah itu di setiap tempat mempunyai suara tung-gal yang mengajak kepada satu sasaran, dan satu program di bawah bimbingan pimpinan organisasi. Diselenggarakan ha-laqoh-halaqoh pengajian mingguan, bulanan dan tahunan.
Oleh karena itu manusia terpengaruh olehnya. Hal itu ditunjang pula oleh ketenarannya yang baik di setiap tempat dan memantapkan posisinya di hati dan otak mereka.
Jama'ah ini juga memiliki kctekunan yang terpuji di berbagai lapangan dalam melayani manusia dan dalam bidang pcrtahanan agama.
Begitu pula pembahasan-pembahasan, makalah-makalah, dan kitab-kitab jama'ah ini telah memberikan sumbangan positif dari segi penambahan budaya manusia dengan ajaran-ajaran Islam dan keserasiannya bagi kelestarian dan pemerintah-an. Sebagaimana juga telah memberikan sumbangan dalam membangunkan generasi baru yang mencintai Islam dan ber-iman kepadanya sebagai agama yang sempuma bagi kehidupan dan menolak segala teori-teori palsu dan semboyan-semboyan cemerlang serta aliran-aliran yang menghancurkan.
Sesungguhnya Gerakan Al-Ikhwan tidak diragukan lagi merupakan gerakan Islam masa kini yang terbesar. Dan gerakan ini telah mcmberikan pengaruh besar kcpada urat-urat nadi pemuda, setelah runtuhnya Daulah Islamiyah dari jalan cabang-cabangnya yang banyak di setiap tempat yang mantap untuk bangkitnya kcsadaran Isiam dan seruan keagamaan terbesar.

Ibnu Taimyah

            

Biografi Ibnu Taimiyah

Silsilahnya

Syeikhul Islam Al Imam Abul ‘Abbas namanya adalah Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin ‘Abdullah bin Muhammad bin Khidir bin Muhammad bin Khidir bin ‘Ali bin ‘Abdullah bin Taimiyah Al Harani Ad-Dimasyqi.

Lahir dan pertumbuhannya

Ia lahir pada hari Senin 10 Rabi‘ul Awal di Haran tahun 661 Hijriah. Ketika umur 7 tahun dia bersama ayahnya pindah ke Damsyik karena melarikan diri dari serbuan tentara Tartar.
Ia tumbuh di lingkungan ilmu fiqh dan ilmu agama. Ayah, kakeknya dan saudaranya serta sebagian besar pamannya adalah ulama-ulama terkenal. Dalam lingkungan keluarga ilmiah yang shalih inilah Ibnu Taimiyah tumbuh dan berkembang. Ia mulai menuntut ilmu dari ayahnya dan ulamaulama Damsyik. Ia menghafal Al-Qur‘an saat masih kecil, mempelajari Hadits, fiqh, ushul (aqidah), dan tafsir. Ia sejak kecil dikenal cerdas, kuat hafalannya, dan cepat menerima ilmu. Kemudian ia memperluas pemahamannya dengan mempelajari berbagai ilmu, mendalaminya, dan menguasainya sehingga ia memiliki syarat-syarat untuk menjadi mujtahid. Sejak mudanya ia selalu menjadi imam. Ia dikenal mempunyai keluasan ilmu, akhlak yang terpuji, dan kepemimpinan sebelum ia mencapai umur 30 tahun.

Karya ilmiahnya

Dalam bidang penulisan dan karya ilmiah, Ibnu Taimiyah telah meninggalkan warisan yang sangat banyak dan berharga bagi umat Islam. Para ulama dan peneliti senantiasa menimba air yang bersih dari beliau. Di tengah umat Islam sekarang sangat banyak bertebaran karya-karya beliau berupa buku, risalah, fatwa, berbagai buletin dan lain sebagainya. Ini yang telah diterbitkan, sedangkan yang masih tetap tak dikenal dan tersimpan dalam manuscript masih sangat banyak.

Karakteristiknya

Di samping keilmuan dan kedalaman pengetahuan agama beliau, beliau dikenal sebagai orang yang suka melakukan amar ma‘ruf dan nahi mungkar. Allah mengaruniai beliau dengan sifat-sifat terpuji yang sangat dikenal di tengah masyarakat. Beliau seorang yang sangat dermawan sehingga lebih mendahulukan kepentingan orang yang mengalami kekurangan makan, pakaian, dan sebagainya daripada dirinya sendiri. Beliau sangat tekun beribadah, berdzikir, dan membaca Al-Qur‘an. Beliau hidup jauh dari kemewahan dan kesenangan dan hampir tidak mempunyai simpanan harta selain yang sangat dibutuhkan. Sifat-sifat seperti ini telah dikenal oleh orang-orang pada zamannya. Beliau sangat rendah hati dalam penampilan, pakaian, dan pergaulan dengan orang lain. Beliau tidak pernah mengenakan pakaian bagus atau pakaian yang sangat jelek dan beliau tidak pernah memberatkan orang-orang yang ditemuinya. Beliau terkenal berwibawa dan kuat dalam menegakkan kebenaran. Beliau sangat disegani oleh para penguasa, ulama dan masyarakat umum. Orang yang melihatnya merasa senang kepadanya, terpengaruh oleh kewibawannya dan menghormatinya, kecuali orang-orang yang dengki dari kalangan pendukung hawa nafsu. Ia dikenal sangat sabar, tabah memikul kesulitan dalam memperjuangkan agama Allah. Ia sangat terbuka, suka mendatangi undangan dan mempunyai keistimewaan atau karamah yang dapat disaksikan orang banyak. Semoga Allah memberinya rahmat dan melapangkan tempatnya di alam kubur dan juga tempatnya di surga.

Wafatnya

Syeikh Ibnu Taimiyah wafat dalam penjara sebagai seorang tahanan di penjara Qal‘ah di Damsyik. Beliau wafat pada malam Senin tanggal 20 Dzulqa‘dah tahun 728 Hijriyah. Penduduk Damsyik keluar meluber dan begitu pula dari kota-kota di sekitarnya untuk menshalatkannya dan mengantarkan jenazahnya ke kuburan. Berbagai sumber menyebutkan bahwa ketika wafat, jenazahnya diantarkan oleh khalayak yang berjumlah sangat besar memenuhi kota. Semoga Allah memberinya rahmat dan memberikan balasan sebaik-baiknya atas pengabdiannya kepada Islam dan kaum musli

GALILEO GALILEI 1564-1642


Ilmuwan Itali besar ini mungkin lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan metode ilmiah dari siapa pun juga. Galileo lahir di Pisa, tahun 1564. Selagi muda belajar di Universitas Pisa tetapi mandek karena urusan keuangan. Meski begitu tahun 1589 dia mampu dapat posisi pengajar di universitas itu. Beberapa tahun kemudian dia bergabung dengan Universitas Padua dan menetap di sana hingga tahun 1610. Dalam masa inilah dia menciptakan tumpukan penemuan-penemuan ilmiah.


Sumbangan penting pertamanya di bidang mekanika. Aristoteles mengajarkan, benda yang lebih berat jatuh lebih cepat ketimbang benda yang lebih enteng, dan bergenerasi-generasi kaum cerdik pandai menelan pendapat filosof Yunani yang besar pengaruh ini. Tetapi, Galileo memutuskan mencoba dulu benar-tidaknya, dan lewat serentetan eksperimen dia berkesimpulan bahwa Aristoteles keliru. Yang benar adalah, baik benda berat maupun enteng jatuh pada kecepatan yang sama kecuali sampai batas mereka berkurang kecepatannya akibat pergeseran udara. (Kebetulan, kebiasaan Galileo melakukan percobaan melempar benda dari menara Pisa tampaknya tanpa sadar).
Mengetahui hal ini, Galileo mengambil langkah-langkah lebih lanjut. Dengan hati-hati dia mengukur jarak jatuhnya benda pada saat yang ditentukan dan mendapat bukti bahwa jarak yang dilalui oleh benda yang jatuh adalah berbanding seimbang dengan jumlah detik kwadrat jatuhnya benda. Penemuan ini (yang berarti penyeragaman percepatan) memiliki arti penting tersendiri. Bahkan lebih penting lagi Galileo berkemampuan menghimpun hasil penemuannya dengan formula matematik. Penggunaan yang luas formula matematik dan metode matematik merupakan sifat penting dari ilmu pengetahuan modern.
Sumbangan besar Galileo lainnya ialah penemuannya mengenai hukum kelembaman. Sebelumnya, orang percaya bahwa benda bergerak dengan sendirinya cenderung menjadi makin pelan dan sepenuhnya berhenti kalau saja tidak ada tenaga yang menambah kekuatan agar terus bergerak. Tetapi percobaan-percobaan Galileo membuktikan bahwa anggapan itu keliru. Bilamana kekuatan melambat seperti misalnya pergeseran, dapat dihilangkan, benda bergerak cenderung tetap bergerak tanpa batas. Ini merupakan prinsip penting yang telah berulang kali ditegaskan oleh Newton dan digabungkan dengan sistemnya sendiri sebagai hukum gerak pertama salah satu prinsip vital dalam ilmu pengetahuan.

Menara miring Pisa yang dianggap digunakan oleh Galileo mendemonstrasikan hukum-hukum mengenai jatuhnya sesuatu benda
Penemuan Galileo yang paling masyhur adalah di bidang astronomi. Teori perbintangan di awal tahun 1600-an berada dalam situasi yang tak menentu. Terjadi selisih pendapat antara penganut teori Copernicus yang matahari-sentris dan penganut teori yang lebih lama, yang bumi-sentris. Sekitar tahun 1609 Galileo menyatakan kepercayaannya bahwa Copernicus berada di pihak yang benar, tetapi waktu itu dia tidak tahu cara membuktikannya. Di tahun 1609, Galileo dengar kabar bahwa teleskop diketemukan orang di Negeri Belanda. Meskipun Galileo hanya mendengar samar-samar saja mengenai peralatan itu, tetapi berkat kegeniusannya dia mampu menciptakan sendiri teleskop. Dengan alat baru ini dia mengalihkan perhatiannya ke langit dan hanya dalam setahun dia sudah berhasil membikin serentetan penemuan besar.
Dilihatnya bulan itu tidaklah rata melainkan benjol-benjol, penuh kawah dan gunung-gunung. Benda-benda langit, kesimpulannya, tidaklah rata serta licin melainkan tak beraturan seperti halnya wajah bumi. Ditatapnya Bima Sakti dan tampak olehnya bahwa dia itu bukanlah semacam kabut samasekali melainkan terdiri dari sejumlah besar bintang-bintang yang dengan mata telanjang memang seperti teraduk dan membaur satu sama lain.
Kemudian diincarnya planit-planit dan tampaklah olehnya Saturnus bagaikan dilingkari gelang. Teleskopnya melirik Yupiter dan tahulah dia ada empat buah bulan berputar-putar mengelilingi planit itu. Di sini terang-benderanglah baginya bahwa benda-benda angkasa dapat berputar mengitari sebuah planit selain bumi. Keasyikannya menjadi-jadi: ditatapnya sang surya dan tampak olehnya ada bintik-bintik dalam wajahnya. Memang ada orang lain sebelumnya yang juga melihat bintik-bintik ini, tetapi Galileo menerbitkan hasil penemuannya dengan cara yang lebih efektif dan menempatkan masalah bintik-bintik matahari itu menjadi perhatian dunia ilmu pengetahuan. Selanjutnya, penelitiannya beralih ke planit Venus yang memiliki jangka serupa benar dengan jangka bulan. Ini merupakan bagian dari bukti penting yang mengukuhkan teori Copernicus bahwa bumi dan semua planit lainnya berputar mengelilingi matahari.
Ilustrasi dari hukum daya pengungkit Galileo dipetik dari buku Galileo 'Perbincangan Matematik dan Peragaan'
Penemuan teleskop dan serentetan penemuan ini melempar Galileo ke atas tangga kemasyhuran. Sementara itu, dukungannya terhadap teori Copernicus menyebabkan dia berhadapan dengan kalangan gereja yang menentangnya habis-habisan. Pertentangan gereja ini mencapai puncaknya di tahun 1616: dia diperintahkan menahan diri dari menyebarkan hipotesa Copernicus. Galileo merasa tergencet dengan pembatasan ini selama bertahun-tahun. Baru sesudah Paus meninggal tahun 1623, dia digantikan oleh orang yang mengagumi Galileo. Tahun berikutnya, Paus baru ini --Urban VIII-- memberi pertanda walau samar-samar bahwa larangan buat Galileo tidak lagi dipaksakan.
Enam tahun berikutnya Galileo menghabiskan waktu menyusun karya ilmiahnya yang penting Dialog Tentang Dua Sistem Penting Dunia. Buku ini merupakan peragaan hebat hal-hal yang menyangkut dukungan terhadap teori Copernicus dan buku ini diterbitkan tahun 1632 dengan ijin sensor khusus dari gereja. Meskipun begitu, penguasa-penguasa gereja menanggapi dengan sikap berang tatkala buku terbit dan Galileo langsung diseret ke muka Pengadilan Agama di Roma dengan tuduhan melanggar larangan tahun 1616.
Tetapi jelas, banyak pembesar-pembesar gereja tidak senang dengan keputusan menghukum seorang sarjana kenamaan. Bahkan dibawah hukum gereja saat itu, kasus Galileo dipertanyakan dan dia cuma dijatuhi hukuman enteng. Galileo tidak dijebloskan ke dalam bui tetapi sekedar kena tahanan rumah di rumahnya sendiri yang cukup enak di sebuah villa di Arcetri. Teorinya dia tidak boleh terima tamu, tetapi nyatanya aturan itu tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hukuman lain terhadapnya hanyalah suatu permintaarn agar dia secara terbuka mencabut kembali pendapatnya bahwa bumi berputar mengelilingi matahari. Ilmuwan berumur 69 tahun ini melaksanakannya di depan pengadilan terbuka. (Ada ceritera masyhur yang tidak tentu benarnya bahwa sehabis Galileo menarik lagi pendapatnya dia menunduk ke bumi dan berbisik pelan, "Tengok, dia masih terus bergerak!"). Di kota Arcetri dia meneruskan kerja tulisnya di bidang mekanika. Galileo meninggal tahun 1642.
Sumbangan besar Galileo terhadap kemajuan ilmu pengetahuan sudah lama dikenal. Arti penting peranannya terletak pada penemuan-penemuan ilmiah seperti hukum kelembaman, penemuan teleskopnya, pengamatan bidang astronominya dan kegeniusannya membuktikan hipotesa Copernicus. Dan yang lebih penting adalah peranannya dalam hal pengembangan metodologi ilmu pengetahuan. Umumnya para filosof alam mendasarkan pendapatnya pada pikiran-pikiran Aristoteles serta membuat penyelidikan secara kualitatif dan fenomena yang terkategori. Sebaliknya, Galileo menetapkan fenomena dan melakukan pengamatan atas dasar kuantitatif. Penekanan yang cermat terhadap perhitungan secara kuantitatif sejak itu menjadi dasar penyelidikan ilmu pengetahuan di masa-masa berikutnya.
Galileo mungkin lebih punya tanggung jawab daripada orang mana pun untuk penyelidikan ilmiah dengan sikap empiris. Dialah, dan bukannya yang lain, yang pertama kali menekankan arti penting peragaan percobaan-percobaan, dia menolak pendapat bahwa masalah-masalah ilmiah dapat diputuskan bersama dengan kekuasaan, apakah kekuasaan itu namanya Gereja atau kaidah dalil Aristoteles. Dia juga menolak keras bersandar pada skema-skema yang menggunakan alasan ruwet dan bukannya bersandar pada dasar percobaan yang mantap. Cerdik cendikiawan abad tengah memperbincangkan bertele-tele apa yang harus terjadi dan mengapa sesuatu hal terjadi, tetapi Galileo bersikeras pada arti penting melakukan percobaan untuk memastikan apa sesungguhnya yang terjadi. Pandangan ilmiahnya jelas gamblang tidak berbau mistik, dan dalam hubungan ini dia bahkan lebih modern ketimbang para penerusnya, seperti misalnya Newton.
Galileo, dapat dianggap orang yang taat beragama. Lepas dari hukuman yang dijatuhkan terhadap dirinya dan pengakuannya, dia tidak menolak baik agama maupun gereja. Yang ditolaknya hanyalah percobaan pembesar-pembesar gereja untuk menekan usaha penyelidikan ilmu pengetahuannya. Generasi berikutnya amat beralasan mengagumi Gahleo sebagai lambang pemberontak terhadap dogma dan terhadap kekuasaan otoriter yang mencoba membelenggu kemerdekaan berfikir. Arti pentingnya yang lebih menonjol lagi adalah peranan yang dimainkannya dalam hal meletakkan dasar-dasar metode ilmu pengetahuan modern.
oleh Michael H. Hart




5.tokoh dunia yang jatuh miskin

Menjadi tokoh dunia ternyata tidak selamanya memiliki uang yang berlimpah. Berbagai sebab menjadikan sejumlah tokoh dunia jatuh miskin.
Ini lima contoh tokoh dunia yang jatuh miskin;
1. Christopher Columbus
mencapai kebesaran ketika tiba di benua baru, New World di tahun 1492. Tapi sesudah pelayarannya yang ke 3 ke Amerika, sponsornya, Raja Spanyol, tidak puas dengan kinerja Columbus sebagai gubernur di koloni baru tersebut dan membawanya pulang dengan di rantai. Dalam tahun 2 terakhir hidupnya, penjelajah besar ini sering tak punya uang untuk membeli makanan. Ia meninggal di tahun 1506.
2. Thomas Jefferson
Dua kali menjadi Presiden Amerika Serikat, dari 1801 sampai 1809 serta penyusun naskah Declaration of Independence. Bangkrut sesaat sebelum meninggal di tahun 1826. Ia memiliki tanah seluas 10 ribu hektar, tapi rekeningnya jadi merah karena mewarisi utang properti dari ayah mertuanya. Jefferson dipaksa menyerahkan semua kekayaan dan propertinya untuk melunasi hutang. Sampai tongkat untuk jalan dengan pegangan emas dab jam tangan perak pun diambil sebagai pembayar utang.
3. Ulysses S. Grant
Menjadi presiden Amerika Serikat dari 1869 sampai 1877, serta sebagai jenderal terbesar Union, membantu memenangkan perang Utara – Selatan. Cara mengelola bisnis yang buruk sesudah ia meninggalkan kursi kepresidenan membuatnya bangkrut. Ketika meninggal di tahun 1885, ia bahkan juga kehilangan pedangnya karena dijadikan jaminan utang.
4. Wolfgang Amadeus Mozart
Jenius musik yang lahir di tahun 1756, menulis minuet pertamanya pada umur 5 tahun. Tapi para musisi yang bersaing dengannya membuatnya tak bisa mendapatkan pekerjaan untuk meraih sukses finansial. Ia meninggal di usia 35, dan dikubur di kuburan orang miskin tanpa batu nisan.
5. Vincent Van Gogh
Lahir di tahun 1853, kini dianggap sebagai pelukis terbesar dunia dan karyanya banyak diburu kolektor lukisan. Tapi dia menderita penyakit jiwa dan selalu hidup melarat. Ia pernah menembak dirinya karena putus asa. Ketika meninggal di tahun 1890, dia sama sekali tidak dikenal dan seumur hidupnya hanya menjual satu lukisan. erin’s world.

SIRAH NABAWIYAH Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury Sumber : Kitab Ar-Rahiqul Makhtum



PEMBOIKOTAN MENYELURUH

Perjanjian yang zhalim dan melampaui batas

Setelah segala cara sudah ditempuh dan tidak membuahkan hasil juga, kepanikan kaum musyrikin mencapai puncaknya, ditambah lagi mereka mengetahui bahwa Bani Hasyim dan Bani ‘Abdul Muththalib berkeras akan menjaga Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam dan membelanya mati-matian apapun resikonya.

Karena itu, mereka berkumpul di kediaman Bani Kinanah yang terletak di lembah al-Mahshib dan bersumpah untuk tidak menikahi Bani Hasyim dan Bani al-Muththalib, tidak berjual beli dengan mereka, tidak berkumpul, berbaur, memasuki rumah ataupun berbicara dengan mereka hingga mereka menyerahkan Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam untuk dibunuh. Mereka mendokumentasikan hal tersebut, diatas sebuah shahifah (lembaran) yang berisi perjanjian dan sumpah “bahwa mereka selamanya tidak akan menerima perdamaian dari Bani Hasyim dan tidak akan berbelas kasihan terhadap mereka kecuali bila mereka menyerahkan beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam untuk dibunuh”.

Ibnu al-Qayyim berkata: “Ada yang mengatakan bahwa pernyataan itu ditulis oleh ManshĂ»r bin ‘Ikrimah bin ‘Ă‚mir bin Hâsyim. Ada lagi yang mengatakan bahwa pernyataan itu ditulis oleh Nadlr bin al-Hârits. Yang benar, bahwa yang menulisnya adalah BaghĂ®dl bin ‘Ă‚mir bin Hâsyim, lalu Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam berdoa atasnya (dengan doa yang buruk) dan dia pun mengalami kelumpuhan ditangannya sebagaimana doa beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam .

Perjanjian itu pun dilaksanakan dan digantungkan di rongga Ka’bah namun Bani Hâsyim dan Bani al-Muththalib semuanya, baik yang masih kafir maupun yang sudah beriman selain Abu Lahab tetap berpihak untuk membela Rasulullah. Mereka akhirnya tertahan di kediaman Abu Thalib pada malam bulan Muharram tahun ke-7 dari bi’tsah (diutusnya beliau sebagai Rasul) sedangkan riwayat yang lain menyebutkan selain tanggal tersebut.

Tiga Tahun di Kediaman Abu Thalib

Pemboikotan semakin diperketat sehingga makanan dan stock pun habis, sementara kaum musyrikin tidak membiarkan makanan apapun yang masuk ke Mekkah atau dijual kecuali mereka segera memborongnya. Tindakan ini membuat kondisi Bani Hâsyim dan Bani al-Muththalib semakin kepayahan dan memprihatinkan sehingga mereka terpaksa memakan dedaunan dan kulit-kulit. Selain itu, jeritan kaum wanita dan tangis bayi-bayi yang mengerang kelaparan pun terdengar di balik kediaman tersebut.

Tidak ada yang sampai ke tangan mereka kecuali secara sembunyi-sembunyi, dan merekapun tidak keluar rumah untuk membeli keperluan keseharian kecuali pada al-Asyhur al-Hurum (bulan-bulan yang diharamkan berperang). Mereka membelinya dari rombongan yang datang dari luar Mekkah akan tetapi penduduk Mekkah menaikkan harga barang-barang kepada mereka beberapa kali lipat agar mereka tidak mampu membelinya.

Hakîm bin Hizâm pernah membawa gandum untuk diberikan kepada bibinya, Khadîjah radhiallaahu 'anha namun suatu ketika dia dihadang oleh Abu Jahal dan diinterogasi olehnya guna mencegah upayanya. Untung saja, ada Abu al-Bukhturiy yang menengahi dan membiarkannya lolos membawa gandum tersebut kepada bibinya.

Dilain pihak, Abu Thalib merasa khawatir atas keselamatan Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam. Untuk itu, dia biasanya memerintahkan beliau untuk baring di tempat tidurnya bila orang-orang beranjak ke tempat tidur mereka. Hal ini agar memudahkannya untuk mengetahui siapa yang hendak membunuh beliau. Dan manakala orang-orang sudah benar-benar tidur, dia memerintahkan salah satu dari putera-putera, saudara-saudara atau keponakan-keponakannya untuk tidur di tempat tidur Rasulullah sementara beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam diperintahkan untuk tidur di tempat tidur mereka.

Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam dan kaum muslimin keluar pada musim haji, menjumpai manusia dan mengajak mereka kepada Islam sebagaimana yang telah kami singgung dalam pembahasan lalu tentang perlakuan Abu Lahab terhadap mereka.

Pembatalan Terhadap Shahifah Perjanjian 

Pemboikotan tersebut berlangsung selama dua atau tiga tahun penuh. Barulah pada bulan Muharram tahun ke-10 dari kenabian terjadi pembatalan terhadap shahifah dan perobekan perjanjian tersebut. Hal ini dilakukan karena tidak semua kaum Quraisy menyetujui perjanjian tersebut, diantara mereka ada yang pro dan ada yang kontra, maka pihak yang kontra ini akhirnya berusaha untuk membatalkan shahifah tersebut.

Diantara tokoh yang melakukan itu adalah Hisyâm bin ‘Amru dari suku Bani ‘Ă‚mir bin Lu-ay – yang secara tersembunyi pada malam hari mengadakan kontak dengan Bani Hâsyim dan menyuplai bahan makanan -. Tokoh ini pergi menghadap Zuhair bin Abi Umayyah al-MakhzĂ»miy (ibunya bernama ‘Ă‚tikah binti ‘Abdul Muththalib), dia berkata kepadanya:

“Wahai Zuhair! Apakah engkau tega dapat menikmati makan dan minum sementara saudara-saudara dari pihak ibumu kondisi mereka seperti yang engkau ketahui saat ini?”

“celakalah engkau! Apa yang dapat aku perbuat bila hanya seorang diri?. Sungguh, demi Allah! andaikata bersamaku seorang lagi niscaya aku robek shahifah perjanjian tersebut”, jawabnya

“engkau sudah mendapatkannya!”, kata Hisyâm“siapa dia?”, tanyanya

“aku”, kata Hisyâm

“kalau begitu, carikan bagi kita orang ketiga”, jawabnya.

Lalu Hisyâm pergi menuju kediaman al-Muth’im bin ‘Adiy. Dia menyinggung tali rahim yang terjadi antara Bani Hâsyim dan Bani al-Muththalib, dua orang putra ‘Abdi Manaf dan mencela persetujuannya atas tindakan zhalim kaum Quraisy.

Al-Muth’im berkata: “celakalah engkau! Apa yang bisa aku lakukan padahal aku hanya seorang diri?”.

Dia berkata: “engkau sudah mendapatkan orang keduanya”.

Dia bertanya: “siapa dia?”

“aku”, jawabnya

“kalau begitu, carikan bagi kita orang ketiga”, pintanya lagi

“sudah aku dapatkan orangnya”, jawabnya

“siapa dia?”, tanyanya

“Zuhair bin Abi Umayyah”, jawabnya

“kalau begitu, carikan bagi kita orang keempat”, pintanya lagi

Lalu dia pergi lagi menuju kediaman Abu al-Bukhturiy bin Hisyâm dan mengatakan kepadanya persis seperti apa yang telah dikatakannya kepada al-Muth’im. Dia bertanya kepada Hisyâm: “apakah ada orang yang membantu kita dalam hal ini?”

“Ya”, jawabnya

“siapa dia?”, tanyanya

“Zuhair bin Abi Umayyah, al-Muth’im bin ‘Adiy. Aku juga akan bersamamu”, jawabnya

“kalau begitu, carikan lagi bagi kita orang kelima”, pintanya.

Kemudian dia pergi lagi menuju kediaman Zam’ah bin al-Aswad bin al-Muththalib bin Asad. Dia berbincang dengannya lalu menyinggung perihal kekerabatan yang ada diantara mereka dan hak-hak mereka. Zam’ah bertanya kepadanya: “apakah ada orang yang ikut serta dalam urusan yang engkau ajak diriku ini?”

“ya”, jawabnya. Kemudian dia menyebutkan nama-nama orang yang ikut serta tersebut. Akhirnya mereka berkumpul di pintu HujĂ»n dan berjanji akan melakukan pembatalan terhadap shahifah. Zuhair berkata: “Akulah yang akan memulai dan orang pertama yang akan berbicara”.

Ketika paginya, mereka pergi ke tempat perkumpulan. Zuhair datang dengan mengenakan pakaian kebesaran lalu mengelilingi ka’bah tujuh kali kemudian menghadap ke khalayak seraya berkata:

“Wahai penduduk Mekkah! Apakah kita tega bisa menikmati makanan dan memakai pakaian sementara Bani Hasyim binasa; tidak ada yang sudi menjual kepada mereka dan tidak ada yang membeli dari mereka? Demi Allah! aku tidak akan duduk hingga shahifah yang telah memutuskan rahim dan zhalim ini dirobek!”.

Abu Jahal yang berada di pojok masjid menyahut: “Demi Allah! engkau telah berbohong! Jangan lakukan itu!”.

Lalu Zam’ah bin al-Aswad memotongnya:”demi Allah! justru engkaulah yang paling pembohong! Kami tidak pernah rela menulisnya ketika ditulis waktu itu”.

Setelah itu, Abu al-Bukhturiy menimpali: “Benar apa yang dikatakan Zam’ah ini, kami tidak pernah rela terhadap apa yang telah ditulis dan tidak pernah menyetujuinya”.

Berikutnya, giliran al-Muth’im yang menambahkan: “mereka berdua ini memang benar dan sungguh orang yang mengatakan selain itulah yang berbohong. Kami berlepas diri kepada Allah dari shahifah tersebut dan apa yang ditulis didalamnya”.

Hal ini juga diikuti oleh Hisyam bin ‘Amru yang menimpali seperti itu pula.

Abu Jahal kemudian berkata dengan kesal:”urusan ini telah diputuskan di tempat selain ini pada malam dimusyawarahkannya saat itu!”.

Saat itu Abu Thalib tengah duduk di sudut al-Masjid al-Haram. Dia datang atas pemberitahuan keponakannya, Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam yang telah diberitahu oleh Allah perihal shahifah tersebut bahwa Dia Ta’ala telah mengirim rayap-rayap untuk memakan semua tulisan yang berisi pemutusan rahim dan kezhaliman tersebut kecuali tulisan yang ada nama Allah Ta’ala di dalamnya.

Abu Thâlib datang kepada kaum Quraisy dan memberitahukan kepada mereka tentang apa yang telah diberitahukan oleh keponakanya kepadanya. Dia menyatakan: “ini untuk membuktikan apakah dia berbohong sehingga kami akan membiarkan kalian untuk menyelesaikan urusan dengannya, demikian pula sebaliknya, jika dia benar maka kalian harus membatalkan pemutusan rahim dan kezhaliman terhadap kami”.

Mereka berkata kepadanya: “kalau begitu, engkau telah berlaku adil”.

Setelah terjadi pembicaraan panjang antara mereka dan Abu Jahal, berdirilah al-Muth’im menuju shahifah untuk merobeknya. Ternyata dia menemukan rayap-rayap telah memakannya kecuali tulisan “bismikallâh” (dengan namaMu ya Allah) dan tulisan yang ada nama Allah di dalamnya dimana rayap-rayap tersebut tidak memakannya.

Lalu dia membatalkan shahifah tersebut sehingga Rasulullah bersama orang-orang yang ada di kediaman Abu Thalib dapat leluasa keluar. Sungguh, kaum musyrikun telah melihat tanda yang agung sebagai bagian dari tanda-tanda kenabian beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam, akan tetapi mereka tetaplah sebagai yang difirmankan oleh Allah: “Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mu'jizat), mereka berpaling dan berkata:"(Ini adalah) sihir yang terus menerus". (Q.S. 54/al-Qamar:2). Mereka telah berpaling dari tanda ini dan bertambahlah mereka dari kekufuran ke kekufuran yang lebih lagi.
  

Mencari Jejak Kerajaan Islam Tertua Di Indonesia

Makalah Drs. Hasan Maarif Ambary,

Di Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur derap pembangunan terasa sekali menggema setiap hari. Sepanjang areal 20 km. di sana-sini deru buldozer dan mobil-mobil trailer serta truk-truk besar menderu-deru membuat bising siapa saja yang kebetulan lewat pada jalur jalan raya Banda Aceh - Medan. Betapa tidak karena dikedua Kabupaten tersebut Pertamina telah menanamkan kukunya untuk mencoba menggali perut bumi tanah Rencong baik untuk mengambil gas alam maupun minyak bumi. Adalah tidak aneh kalau Pertamina mempertaruhkan harapan ditempat ini karena konon di Daerah Aceh Utara inilah terdapat sumber gas alam yang terbesar di Indonesia, bahkan adalah ucapan Ibnu Sutowo sendiri yang menyatakan bahwa dengan sumber gas alam saja dimasa-masa yang akan datang kita dapat menutup semua pinjaman-pinjaman kita dari luar negeri. Oleh karenanya cukup beralasan jika Pertamina telah menyiapkan dermaga pelabuhan untuk tanker-tanker besar bahkan menurut keterangan di dekat Lhokseumawe sedang dipersiapkan landasan kapal terbang untuk pesawat-pesawat raksasa. Kemudian agak ke sebelah timur sedikit antara Kuala Simpang dan Langsa masyarakat di sana telah dapat menikmati jalan by pass beraspal beton yang kwalitetnya tidak kalah dengan jalan yang memanjang dari Tanjung Priok-Cililitan. Jalan yang dibuat oleh pemborong dari Malaysia ini merupakan sumbangsih Pertamina kepada masyarakat Aceh Timur karena di Kuala Simpang Pertamina telah membuat "Kebayoran Baru" nya yang disediakan untuk kegiatan para karyawan Pertamina. Itulah sedikit gambaran derap pembangunan yang menderu di kedua Kabupaten Aceh Utara dan Timur. Tentu saja dibalik derap pembangunan ini disela-sela kesibukan tadi kita lihat dengan kontras kondisi jalan raya negara dan Propinsi di luar jalur jangkauan Pertamina masih terdapat ratusan kilometer lagi jalan-jalan yang berlobang-lobang, sehingga secara ironis orang di sana bertanya bukan bagaimana jalannya bagus atau tidak, tapi bagaimanakah jalannya bisa dilewati atau tidak, sebab kalau kendaraan bisa lewat saja sudah untung besar. Disinilah sejenak kita berpikir bahwa banyak benar yang harus kita buat untuk "menyeragamkan" derap pembangunan ini.
Di balik semua itu pada beberapa dusun dan kecamatan yang 7 abad berselang merupakan daerah ramai dan banyak dikunjungi kapal-kapal asing, maka kini daerah-daerah dimaksud yaitu Samudra Pasai dan Peureulak adalah sebuah tempat yang sepi dan sunyi, hanya ada beberapa tanda saja bekas-bekas kebesaran masa lampau sebagai kerajaan Islam terbesar dan tertua di Indonesia.
Di tempat-tempat sunyi inilah kerajaan Islam tertua di Indonesia bermula. Para ahli sejarah umumnya condong kepada pendapat bahwa kerajaan Islam yang tertua di Indonesia adalah kerajaan Samudra Pasai. J.P. Moquette telah menunjang pendapat tersebut dengan menguraikannya berdasarkan batu nisan dari Malik As Shaleh di daerah Samudra yang wafat pada tahun 1297. Penemuan-penemuan itu dapat ditambah lagi dengan keterangan-keterangan dari naskah-naskah setempat yang dikenal sebagai Hikayat Raja-raja Pasai. Demikian pula Sejarah Melayu telah membumbui Hikayat tersebut di atas.
Namun kini kita dapat berpikir lain berdasarkan penemuan dan telaah dari beberapa naskah di daerah Peureulak ditambah pula di tempat tersebut juga terdapat beberapa makam kuno (sayang sekali tanpa ada angka tahunnya) dari raja-raja (Sultan Peureulak) ada anggapan bahwa sebenarnya kerajaan Peureulak sudah berdiri 3-4 abad sebelum ada kerajaan Samudra Pasai. Beberapa keterangan dari naskah-naskah yang kini sedang dipelajari oleh team penulisan Sejarah Kabupaten Aceh Timur atas prakarsa Arifin Amin (anggota DPRD Kabupaten Aceh Timur) bukanlah suatu usaha yang tiada berguna bahwa kerajaan Peureulak jauh lebih tua dari kerajaan Samudra Pasai atau tepatnya kerajaan Peureulak adalah kerajaan Islam tertua di Indonesia. Inipun kita tidak mengenyampingkan kenyataan bahwa sejak abad ke-7 M. seperti yang disebutkan oleh DGE Hall (The History of South East Asia), pedagang-pedagang Arab Muslim sudah melakukan perdagangan dengan beberapa kerajaan di Indonesia.

1. MENCARI JEJAK
Seorang sarjana lapangan bangsa Belanda yang tertarik pada kepurbakalaan Islam bernama J.J. de Vink dari tahun 1912-1917, atas perintah dari Dinas Purbakala (Oudheidkundige Dienst) telah dilakukan pemotretan, penggambaran dan pembuatan acuan (abklatsch) terhadap beratus-ratus kompleks kubur di Propinsi Aceh sekarang. Tapi sayangnya catatan yang dibuat oleh J.J. de Vink, berdasarkan Gouvernements Besluit 14 Maret 1912 dalam bentuk: Lijst der Fotograpsche opnamen gemaakt in't voormaligrijk Aceh, maupun catatan Abklats-nya tidak ada tentang Peureulak ataupun daerah Aceh Timur lainnya seperti Tamiang umpamanya. Rupanya dalam melakukan tugasnya selama lima tahun di daerah Aceh J.J. de Vink tidak sempat mengunjungi daerah Aceh Timur. Hal ini terus terang saja menarik perhatian kami sehingga terkandung niat juga mengunjungi daerah Aceh Timur dalam perjalanan kami ke daerah Propinsi Aceh sebagai acara terakhir, dengan harapan dapat menemukan hal-hal yang berguna bagi kepurbakalaan dan sejarah.
Ketika kami sampai di Langsa dan mendapat keterangan secukupnya dari beberapa pejabat Kabupaten Aceh Timur maka tujuan pertama penelitian adalah di daerah Peureulak.
Pada tanggal 2 Maret 1974, team gabungan (dua orang dari Pusat, satu orang dari Propinsi dan tiga dari Kabupaten) berangkat dari Langsa menuju Peureulak.Yang dituju pertamakali ialah Kecamatan Peureulak karena di sana nanti kami akan "dikawal" oleh seorang Pawang dan seorang lagi Kepala Mukim.
Dengan demikian maka kami berangkat dari Peureulak menuju tempat peninggalap bekas kerajaan Peureulak ini menjadi tujuh orang karena ditambah oleh sang Pawang (Teungku Sulaiman) dan Pak Mukim (Moh. Amin) menuju delta Krueng Tuan dan benteng Kareung Inong yang jaraknya dari kecamatan Peureulak kira-kira 27 km.
Adapun tempat yang dituju ialah sebuah hutan belantara yang jarang dikunjungi manusia dan masih "kaya" akan binatang hutannya seperti harimau, gajah, kijang dan sebagainya, dan yang agak sedikit mengerikan adalah bahwa jika kita melalui tempat tersebut akan disambut oleh sepasukan Pacet (lintah kecil) yang selalu siap sedia menyergap mangsa.
Salahseorang anggota team yang kebetulan wanita yaitu Sdr. Halina Hamzah mendengar kata Pacet sudah mulai gelisah tapi Pawang kami menyarankan membawa obat gosok saja atau garam. Anjuran Pawang tersebut kami penuhi. Tempat ini adalah makam Putri Nurul A'la (salahseorang bintang kejora kerajaan Peureulak dahulu) isteri Sultan Ahmadsyah 501-527H. = 1108-1134 M. Setelah melalui jalan berdebu dan sering pula harus berpacu dengan truk-truk pengangkut pasir yang di kiri-kanan terhampar kilang dan pipa minyak. Setelah satu jam perjalanan sampailah di tepi hutan dan kami harus berjalan kaki. Kendaraan kemudian disimpan di tepi jalan dan dengan didahului oleh Pawang kami mulai menerobos hutan melalui jalan setapak dan harus membungkuk karena akan terantuk pada duri rotan. Baru berjalan lima puluh meter Sdr. Halina sudah berteriak histeris, rupanya ketika melihat ke tanah berpuluhpuluh Pacet siap menari-nari. la menjadi ketakutan dan berlari kembali ke jalan raya. Akhirnya ia duduk saja di mobil ditemani pak Supir dan selama perjalanan kami mengelilingi Propinsi Aceh baru sekali inilah ia absen dari acara gara-gara Pacet.
Setelah berjalan sejauh 4 Km. kami sampai ke delta Kreung Peureulak dan Kreung Tuan dan pada sisi atas delta terhampar sebuah makam Putri Nurul A'la. Sebelum kami melihat terlebih dahulu Pawang membacakan do'a selamat. Di sinilah dimakamkan Putri Nurul A'la yang pada masa dahulu menjadi rebutan putra-putra raja dari kerajaan-kerajaan lain di luar Peureulak, kini terbujur sepi jauh di hutan belantara, tapi jika membayangkan ke masa dahulu pastilah delta sungai Peureulak ini dulunya sangat ramai dilalui perahu dan pedagang. Batu nisannya sangat sederhana sekali namun menunjukkan ciri-ciri yang archais berukuran tinggi sekitar 40 cm. dan pada bagian lebar terdapat tiga kolom berukir bunga-bungaan dengan di tengahnya huruf kufi bertulisan: La ila ha illal'lah, tidak ada kalimat lain selain itu. Tradisi menuliskan nama yang dikuburkan seperti di Samudra Pasai, Aceh Besar dan daerah-daerah lainnya rupanya tidak meresap ke sini.
Walaupun nisan ini tidak memuat nama dan angka tahun bukan berarti tidak penting karena kita juga mengetahui, bahwa di beberapa tempat lain seperti di Banten, Cirebon, Demak, Imogiri, Gresik dan sebagainya, banyak makam yang tidak memakai nama atau angka tahun tapi dapat diketahui identifikasinya berdasarkan tradisi, seperti di Cirebon misalnya dalam kitab Purwaka Caruban nagari karya Pangeran Arya Cirebon (1720), disitu termuat nama-nama tokoh yang dimakamkan di kompleks Gunung Jati Cirebon. Demikian pula halnya dengan kerajaan Peureulak, kitab semacam Idhalul haq fi mamlakatul Peureulak karya Abu Ishak Al Marakain mungkin bisa memberi petunjuk ke arah itu. Setelah kami melakukan pemotretan dan pengukuran seperlunya barulah kami membuka oleh-oleh yaitu membuka alas kaki yang dari tadi sudah mulai terasa gatal. Ternyata ketika dibuka sudah delapan ekor pacet bertengger dekat mata kaki hingga darah mengucur terus dan barulah ketika dioles dengan obat gosok segera mencair dan darahpun berhenti mengucur.
Dalam perjalanan kembali alhamdulillah kami hanya ditempeli dua ekor pacet saja, hingga tidak begitu merisaukan. Mungkin bau obat gosok yang memenuhi kaki telah mengusir pacet-pacet yang siap menerkam dalam perjalanan. Ketika kaki yang masih berdarah kami tunjukkan pada Sdr. Halina ia hanya menutup muka saja dengan kedua tangannya. Saya menyatakan bahwa untuk tahun yang akan datang pada para mahasiswa arkeologi perlu praktek lapangan membasmi pacet dan kursus kilat cara-cara menempuh hutan belantara.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke sebuah benteng Kuno yang disebut Kareung Inong yang letaknya disela-sela perkebunan kelapa sawit milik P.P.N. Benteng tersebut kini telah dipenuhi semak belukar sehingga sangat sukar untuk mengukur panjang serta tinggi benteng ini. Untung saja beberapa bulan yang lalu telah diadakan kerja bakti membuat tangga masuk menuju benteng, sebab kalau tidak kita hanya melihat dari jauh saja. Dengan sukarnya mengadakan pengukuran dan penggambaran, kami hanya berpikir apakah benteng ini hanya merupakan batu alam yang secara ajaib dapat dimanfaatkan untuk pertahanan belaka. Namun batu yang tingginya hampir tiga meter ini dengan tangga masuk yang menyerupai teras masih merupakan teka-teki besar antara proses alamiah dan buatan tangan manusia.

2. SEKITAR KERAJAAN PEUREULAK
Berita tentang adanya kerajaan Perlak (Peureulak) sudah mulai disebut oleh musafir Italia bernama Marco Polo. La melakukan perjalanan ke Tiongkok pada akhir abad 13 M. Dalam perjalanan kembali dari Tiongkok ini ia mengunjungi beberapa daerah di Sumatera. Disebutkan bahwa kerajaan pertama yang dikunjungi di utara Sumatera ialah Perlak. Dikatakan olehnya bahwa penduduk negeri ini sudah menganut agama Islam.
Dari Perlak Marco Polo meneruskan perjalanan ke Basman (diperbatasan Kabupaten Aceh Timur-Utara) dan kemudian ke Sumara (amalah) yang dimaksud Samudra atau Samar Langga (dekat Bireuen). Mengenai dua kota yang terakhir itu Marco Polo tidak menyebutkan apakah penduduknya sudah beragama Islam atau tidak, karena berdasarkan petunjuk makam Malik As Shaleh seharusnya Samudra Pasai sudah disebutkan beragama Islam hingga mungkin Samara. di sini yang dimaksudkan adalah Samarlangga ( ± 50 km. utara Lhokseumawe).
Dalarn kisah perjalanan Syeh Abdur Rauf (Syeh Kuala) mengelilingi daerah Aceh (pada abad 17 M.), beliau selain menyebutkan Fansur, Barus, juga menyebut tempat bernama Syahir Nawi, yang terakhir ini belum jelas di mana letaknya, bahkan Prof. Syied Naguib Al Atas (University Kebangsaan Malaysia) memperkirakan bahwa Syahir Nawi adanya di Thailand. Kebetulan ketika kami bersama dengan Drs. Zakaria Ahmad (Kepala Kabin Permusiuman Propinsi Aceh) sempat berdiskusi dengan Sdr. Arifin Amin (team penulisan Sejarah Perlak). Ia menunjukkan daftar silsilah bahwa salah seorang Cakal Bakal Sultan-sultan Perlak yang berasal dari para Meurah (bangsawan pribumi) adalah Syahir Nawi, sehingga kami lalu menghubungkan ceritera perjalanan Syiah Kuala tentang Syahir Nawi mungkin yang dimaksud itu Peureulak. Sebuah lagi petunjuk bahwa kerajaan Peureulak adalah yang tertua jika dibanding dengan kerajaan Samudra Pasai adalah berita dari Hikayat raja-raja Pasai tentang perkawinan Merah Selu (Malik As Shaleh) dengan Putri Ganggang Sari dari Peureulak.
Dari silsilah raja-raja Peureulak kita melihat bahwa Putri Ganggang Sari adalah putri Sultan Peureulak XV: Muhammad Aminsyah (622-662 H. = 1225-1263 M.). Kini yang menjadi persoalan ialah cukuplah bahan-bahan kepustakaan untuk menunjang pendapat bahwa kerajaan Islam yang tertua di Indonesia. Berita Marco Polo memang sudah menunjukkan petunjuk kearah itu. Kini team sejarah Kerajaan Peureulak sedang berusaha mengumpulkan data-data dan bahan kepustakaan dan sedang menggarap beberapa naskah Arab dan Melayu yang memuat bahan tentang Kerajaan Peureulak. Beberapa naskah yang ditunjukkan kepada kami antara lain disebutkan:
1.    Kitab Jublul Hindi oleh Buruni Syahriar.
2.    Kitab Tarikh Salatin Gujarat oleh Miraz Sayyid Mahmud bin Munawaarul Muluk.
3.    Kitab Mamdalil Absar fi Mamalikil Amsar oleh Ibnu Fadhlullah.
4.    Kitab Zabdatul Tawarikh oleh Nurul Haq Al Masyriqiyyah Dahlan.
5.    Adhalul Haq fi Mamlakatil Peureula oleh Abu Ishak AI-Marakain.
Kitab-kitab tersebut di atas ini masih ditambah lagi dengan beberapa kepustakaan lain seperti Riwayat Negeri Salasuri Samudra Pasai. Kitab Hamzah Fansuri, Kitab Samsuddin As Sumatrani, Hikayat Putri Nurul A'la dan sebagainya.

3.SUSUNAN SULTANAT KERAJAAN PEUREULAH:
Peureulak berasal dari nama pohon kayu "bak Peureulak" yang bisa dibuat perahu. Kita ketahui beberapa bangsa lain juga mengenal jenis pohon tertentu untuk membuat perahu seperti pohon Papirus, yang dibuat perahu oleh bangsa Mesir Kuno dan pohon Balzak yang dipergunakan oleh bangsa Aztek dan Inca untuk mengarungi samudra Atlantik pada masa Purba, yang terkenal dengan ekspedisi Kontikinya. Negeri Peureulak adalah termasuk negeri tertua di Sumatera yang namanya dari dahulu hingga sekarang tetap tidak berubah-ubah. Dalam suatu tradisi yang dibuat sambung-bersambung maka dalam sejarah Peureulak terdapat dua konsentrasi kekuasaan dengan dua dinasti yang pada satu saat pernah memerintah bersamaan dengan ibukota negara yang berbeda. Yang pertama ialah dinasti Sayid atau dinasti Aziziah, tadinya merupakan seorang pendatang dari Persia dan menetap di Peureulak.
Mereka akhirnya dapat mendirikan sebuah kerajaan yang berkedudukan di Peureulak Baroh atau Bandar Khalifah.
Dinasti Sayid Maulana merupakan pendiri kerajaan Peureulak berkuasa selama 148 tahun yaitu 225-377 H. = 840-988 M. dengan Sultan yang pertama bernama: Alaiddin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah (225-249H. = 840-864M.). Dinasti Sayid ini hanya berkuasa sampai lima generasi saja karena kemudian timbul kekuasaan baru dari kalangan para Meurah (Mohrat = maharaja) yang pertama turunan Syahir Nawi.
Pada masa pemerintahan Sultan Makhdar Alaiddin Abdulkadirsyah 918-922M. terjadi perebutan kekuasaan antara dinasti Aziziah dan Dinasti Meurah di bagian Tunong dan sejak itu mulailah memerintah para Meurah Peureulak asli. Mereka memindahkan pusat kekuasaan dari Bandar Khalifah ke suatu dataran yang sangat subur, dikelilingi oleh sungai yang memudahkan untuk lalu-lintas di hulu sungai Tuan. (Disinilah putri Nurul A'la dimakamkan dan ke sini pulalah kami berkunjung namun petunjuk bekas keraton belum dapat kami lihat karena tidak nampak dari permukaan tanah, mungkin dengan ekskavasi dapat dicari jejak bekas keraton?).
Sejak masa Sultan Abdulkadir ini dapat dikatakan bahwa kerajaan Peureulak terpusat di dua tempat, yang pertama di Bandar Khalifah (letaknya di kota kecamatan Peureulak sekarang) dan di Tunong. Pada masa pemerintahan Muhammad Aminsyah (1225-1263 M.) salah seorang putri Peureulak bernama Ganggang Sari menikah dengan Marah Silu (Malik As Shaleh) pendiri kerajaan Samudra Pasai.
Dengan ini terbukalah kemungkinan bahwa kerajaan Islam yang tertua di Indonesia sebenarnya adalah kerajaan Peureulak. Beberapa petunjuk telah memberi jalan ke arah itu. Penelitian sumber-sumber primer dan penggalian kepurbakalaan akan banyak membantu menunjang berhasilnya penulisan kerajaan Peureulak.


Hai Pemuda

Oleh : SayyidQuttub
 lnilah saya. Baru sahaja kembali dari Syria dan Lebanon. Saya membawa salam dan saudara-saudarmu di sana. Dengan itu saya membawa tanggunganjawab yang besar yang telah diberikan oleh seluruh manusia ke pundak saudara-saudara di sini. Orang-orang yang telah mencuba segala macam parti, segala macam politik dan segala macam cara. Akhirnya mereka sampai kepada kesimpulan bahawa cara saudara-saudaralah yang merupakan jalan yang benar. Akhirnya mereka membebani saudara-saudara dengan beban seluruh masa depan. Masa depan tanah air yang sedang berjuang untuk mencapai kemerdekaannya, untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, kehidupan yang pantas bagi suatu umat yang telah dikatakan Allah:
“Kamu adalah umat terbaik yang pernah ditampilkan untuk kepentingan manusia.”
Hai pemuda Ikhwan! Orang-orang di segala tempat bertanya-tanya tentang saudara, tentang politik saudara, tentang kecenderungan saudara. Ketahuilah bahawa sekarang ini seluruh pandangan tertumpah kepada saudara-saudara, semua mara tertuju kepada saudara. Semua hal yang kecil baik yang besar yang saudara lakukan diperhatikan orang. Saudara-saudara tidak hanya hidup untuk diri saudara-saudara sahaja, tidak hanya untuk tanah air saudará-saudara sahaja, tanah air yang kecil, iaitu Mesir ini. Sekarang ini saudara-saudara hidup di suatu alam yang terhampar luas sekali, iaitu Dunia Islam.
Hai pemuda Ikhwan, anda adalah tokoh masa depan.
Masa depan adalah milikmu dalam pertempuran yang menentukan yang akan terjadi. Pertarungan pembebasan yang agung yang akan dilakukan oleh tanah air Islam. Pertarungan yang bahagian-bahagiannya sekarang sedang dilakukan di Tunis, di Morokko dan di lain-lain tempat di atas permukaan dunia ini. Perjuangan menentang penjajahan dengan segala bentuk dan manifestasinya baik ia datang dalam bentuk tank waja dan meriam, mahupun dalam bentuk persetujuan dan perjanjian atau dalam bentuk perkumpulan dan kelompok, kepada siapa tunduk aparat-aparat negara, mass media dan radio, sebagaimana anda lihat sendiri sekarang ini.
Tunis dan Marokko sekarang iñi sedang bertempur di ‘pinggir suatu perjuangan yang menentukan yang telah pasti akan terjadi di masa depan. Anda semua tentu tahu bahawa Perancis tidak sendirian dalam melakukan Perjuangan ini, tetapi di belakangnya terdapat seluruh kekuatan kolonialis Barat, termasuk neo-kolonialisme yang tidak tampak jelas mukanya bagi rakyat. Neo-kolomalisme ini menyeludup ke dalam kalangan rakyat dalam bentuk perkumpulan, dalam bĂ©ntuk kelompok yang dibiayai secara besar­besaran. Ia memamerkan diri secara besar-besaran. Ia tidak peduli kalau ada orang yang bertanya dari mana datangnya jumlah wang yang demikian besarnya.
Hai pemuda Ikhwan! Kewajipanmu dalam perjuangan yang akan datang tidak bertepuk tangan untuk Tunis dan Morokko. Bukan hanya mengutuk Perancis atau menyingkapkan tabir-tabir palsu yang selalu dibuat oleh budak-budak Perancis di Mesir, Lebanon dan di segalá tempat. Tidak! Tidak! Kewajipanmu jauh melampaui lingkungan yang sempit ini. Kamu harus merobek seluruh kulit palsu kolonialisme, tabir organisasi dan perkumpulan yang bekerja untuk kepentingan neo-kolonialisme, yang dibiayai dengan dana yang besar sekali, dan juga yang bekerja tanpa rasa segan dan malu.
Suratkabar dibeli secara kodian di setiap tempat. Maka kewajipan kamu, kamu yang di tiap kota jumlahnya ribuan orang. Kamu yang di setiap desa jumlahnya ratusan orang. Seluruh kamu harus menjadi lidah dakwah dalam menghadapi seluruh penjajahan. Dalam menghadapi seluruh antek­antek penjajah. Kewajipan kamu adalah untuk mengimbangi pekerjaan suratkabar yang sekarang ini dibeli dalam jumlah yang besar sekali. Kewajipan kamu adalah di perguruan tinggi di kalangan pemuda-pemuda yang berpendidikan, kewajipan kamu dalam rapat-rapat, kewajipan kamu di jalan-jalanan, di desa-desa dan kampung-kampung.
Kamulah hai pemuda Ikhwan, hanya kamu sahajalah, yang dapat menjadi selebaran hidup yang pergi ke segala tempat, yang masuk ke segala rumah, yang berada di setiap sekolah. Kamu menyiarkan kesedaran di kalangan rakyat, kamu membukakan komplot-komplot penjajah, dan kamu membukakan konspirasi kejam yang sedang dilakukan di Tunis dan Marokko dan semua bangsa yang ditindas oleh penjajah, dan oleh kaki tangan penjajah.
Hai pemuda Ikhwan! Hai semua pemuda yang mendengarkan kata­kata ini dalam rangka dakwah. Kewajipan yang terdapat di atas pundak masing-masing kamu adalah untuk membacakan kata-kata ini paling kurangnya kepada seluruh orang. Sepuluh orang di setiap tempat. Kita berada dalam situasi yang amat menentukan dengan kaki-tangan penjajah, bukan di Mesir sahaja, tetapi juga di seluruh dunia. Kita harus menghancur penjajahan. Kita harus membukakan topeng kaki-tangan para penjajah.
Hai pemuda Ikhwan! Inilah sebuah seruan secara tergesa yang saya tujukan kepada kamu pada saat saya kembali.
Saya bawa seruan ini kepada kamu bersama dengan salam saudara­saudaramu di segala tempat. Sampai saya bertemu dengan kamu dalam rapat-rapat kamu. Di sana akan kita bicarakan bagaimana kita merencanakan bagaimana kita akan berjuang, bukan hanya untuk Mesir sahaja bukan hanya untuk Tunis dan Morokko sahaja. Tetapi untuk setiap jengkal tanah yang telah dikotori oleh penjajah, di mana kaki-tangan penjajah itu beroperasi.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Saudaramu, Sayid Qutb.

ila Online - Just For Fun
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia

Site Search