Harga Seorang Ibu
Apakah Seorang Ibu bisa Dihargai ?? Berapa Anda Mau Beli??
Kami Anak Rohis Masalah Buat Lo...;
Rohis Jadi sorotan Gara-Gara sering dituduh Sarang Teroris
Jadi Akhwat Kudu Kuat
Anda Kuat Dunia Kuat
Film Baru Hina Nabi
Muncul Lagi Maunya Apa Sih??
Negara-Negara Terkorup
9 Desember Adalah Hari Anti Korupsi Sedunia
Thursday, 28 June 2012
Sejarah Yang Disusun Penjajah Racun Bali Kita
oleh : Prof A,Hasyimi
Bismillahir Rahmanir Rahim.
Telah berlalu masa dan kurun, dalam waktu mana kepada kita
disodorkan buku-buku sejarah Islam, terutama sejarah Islam di Nusantara, yang
dikarang oleh bangsa asing kaum penjajah yang bukan beragama Islam, bahkan
sebagai penjajah mereka berusaha untuk menghancurkan Islam, sekurang-kurangnya
untuk menyelewengkan atau mendangkalkan ajaran-ajaran Islam.
Salahsatu cara yang mereka tempuh untuk maksud-maksud kolonialisme
tersebut, yaitu dengan memutarbalikkan sejarah Islam, bahkan mencampur-adukkan
sejarah Islam dengan israeliat (dongeng-dongeng yang dimaksudkan orang-orang
Yahudi ke dalam ajaran dan sejarah Islam).
Karena itu, adalah wajar kalau kemudian ada orang-orang Islam
sendiri, terutama yang mendapat pendidikan di sekolah-sekolah kaum penjajah,
membenci Islam, memusuhi Islam, mengatakan bahwa Islam menghambat kemajuan dan
mempersubur perbudakan; mereka kemudian menjadi orang-orang sekuler yang
memusuhi agamanya, Agama Islam, bahkan melawan Allah Yang Maha Esa.
Setelah apa yang dinamakan "Sejarah Islam" yang disusun oleh kaum
penjajah itu atau oleh kaki-tangannya, meracuni jiwa dan semangat pemuda-pemuda
Islam di tanah jajahan, maka barulah mereka menciptakan dongeng-dongeng sebagai
ganti dari ajaran Islam yang sebenarnya, sehingga dengan mudah kaum penjajah
menciptakan "agama baru" dalam bentuk aliran-aliran kebatinan, aliran-aliran
kepercayaan, yang kadang-kadang menjelma menjadi tarekat-tarekat; bahkan mereka
menciptakan nabi-nabi baru.
Maka mereka menampilkan para kaki-tangannya menjadi tokoh-tokoh
"aliran kebatinan dan aliran kepercayaan" dengan tugas melemahkan bahkan
menghancurkan ajaran Islam sejati; lahirlah ke arena dunia nabi-nabi kaum
kolonial, seperti Mirza Gulam Ahmad dengan sejumlah khalifahnya, yang diciptakan
oleh penjajah Inggeris dan didukung oleh penjajah Belanda, Perancis dan
sebagainya.
Maka tidak heran kita, kalau kaki-tangan kaum penjajah menulis dalam
apa yang dinamakan "buku sejarah Islam" bahwa Malikus Saleh, Raja Kerajaan Islam
Samudra/Pasai yang terbesar, beliau makan "cacing", yang apabila hal demikian
dibaca oleh pemuda-pemuda kita, jatuhlah martabat Malikus Saleh di mata mereka,
padahal beliau adalah mujahid dan pahlawan yang terbesar pada zamannya.
Tokoh-tokoh penjajah terbesar, seperti Prof. Dr. Snouck Hourgrunye
dan lain-lainnya, tanpa malu-malu menulis sejarah Islam di Indonesia dengan
mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia dalam abad ke XIII M. dan Raja Islam
pertama yaitu Malikus Saleh yang makan cacing itu. Dengan sengaja tokoh-tokoh
utama kaum penjajah itu tidak mau mengakui bahwa Islam telah masuk ke Nusantara
dalam abad pertama hijriyah dan Kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara telah
berdiri di Perlak pada awal abad ketiga hijriyah (abad ke IX M.). Pendapat dari
tokoh-tokoh utama kaum penjajah itu diterima bulat-bulat oleh sementara kaum
terpelajar di Nusantara, bahkan tulisan-tulisan otak kaum penjajah yang
berlindung di bawah nama "orientalisten" dijadikan sumber sejarah Islam yang
utama.
Mereka menolak, kalau kita ketengahkan kepada mereka naskah-naskah
tua yang ditulis oleh para Ulama Nusantara sendiri sejak zaman dahulu, seumpama
naskah Idharul Haqq Fi Mamlakat Ferlak karangan Abu Ishak Makarani,
Tazkirah Tabakat Salatin yang ditulis oleh Said Abdullah, Keurukon
Katibul Muluk (Sekretaris Negara) dari Kerajaan Aceh Darussalam,
hanya karena naskah-naskah tersebut tidak pernah disebut-sebut oleh tokoh-tokoh
utama kaum penjajah; Snouck tidak menyebutnya, kata mereka.
Mereka juga tidak akan percaya apa yang ditulis oleh. Sarjana
Sejarah Pakistan , Dr. N.A. Baloch, karena
Baloch tidak mendasarkan karangan pada sumber-sumber "Orientalisten Penjajah".
Dalam bukunya, Advent of Islam in Indonesia, Br. N.A. Baloch antara lain
menulis:
"There ia evidence to the effect that some of the scholarly
nakhudas from Mekran (Buluchistan) had settled down in Sumatra at an early stage. To one of the settled families
belonged the secholar historian Abu Ishaq al-Mekrani al-Fasi (i.e. whose family
originally came from Mekran or Buluchistan but had settled down in Pasai in
Sumatra ) who wrote an important work on the
dinastic history of the rulers of Perlak. This book entitled Kitab Idhar alHaqq
fi Silsilat Raja Ferlak, Which was discovered more recently, shows that the
first Muslem
State in Perlak was founded
as early as 225 H. (847 A.D.)
Maksudnya: Pada suatu waktu dahulu telah terjadi satu
peristiwa yang menyebabkan sejumlah nakhoda terpelajar dari Mekran (Buluchistan)
telah mendarat di Sumatera. Dalam satu rombongan keluarga yang mendarat itu,
ikut seorang ahli sejarah yang bernama Abu Ishaq Al-Makarani AI-Pasi (Yaitu
keluarganya berasal dari Mekran atau Buluchistan yang mendarat di Pasei
Sumatera), beliau telah menulis satu karya yang amat penting tentang sejarah
dinasti para penguasa Perlak. Buku ini dinamakan lahar Al-Haqq fi Silsilat Raja
Perlak, dalam buku mana dicatat bahwa Kerajaan Islam pertama di Perlak didirikan
dalam tahun 225 H. (847 M.)
(Dr. N.A. Baloch: Advent of Islam in Indonesia halaman 17).
Keadaan yang timpang ini, yang sangat merugikan Ummat Islam di Asia
Tenggara, harus kita berantas, harus kita lawan, karena kalau kita biarkan,
pasti ajaran sekularisme dan ajaran anti Tuhan (Atheisme) akan berkembang terus
dan mengancam Islam, bahkan buat di Indonesia akan mengancam kemurnian dan
keselamatan Pancasila.
Ahli-ahli sejarah Islam dari bangsa-bangsa Asia Tenggara sendiri
harus menulis sejarahnya, harus meneliti masuk dan berkembangnya Islam di Asia
Tenggara, kemudian menseminarkannya; kemudian menulis menjadi buku Sejarah Islam
di Indonesia, Sejarah Islam di Malaysia, Sejarah Islam di Singapura, Sejarah
Islam di Philipina, Sejarah Islam di Thailand, Sejarah Islam di Brunei dam
sebagainya.
Menurut hemat saya, naskah-naskah tua masih cukup banyak asal kita
mau mencari dan ia akan dapat membantu kita dalam usaha yang. besar itu. Sudah
waktunya kita meninggalkan tulisan-tulisan kaum penjajah sebagai sumber utama
sejarah Islam di Asia Tenggara, sudah masanya kita menggali sumber yang ada di
bumi kita sendiri.
Ini adalah salahsatu tujuan dari Seminar ini; Seminar Masuk dan
Berkembangnya Islam di Aceh dan Nusantara, disamping tujuan-tujuan yang
lain.
Amatlah membesarkan hati kami, hati kita sekalian, bahwa seminar
masuk dan berkembangnya Islam di Aceh -Nusantara, mendapat dukungan yang luas
dari masyarakat mendapat partisipasi yang hangat dari para ulama, para ahli
sejarah dan para sarjana terkemuka di Rantau Asia Tenggara ini, sehingga dengan
demikian dapat diharapkan seminar ini akan memberi hasil yang memadai
(sekurang-kurangnya).
Perhatian yang cukup besar dari Pemerintah Daerah Propinsi Daerah
Istimewa Aceh, kesungguhan yang tiada bertara dari Pemerintah Daerah Tingkat II
Aceh Timur dan segenap lapisan rakyatnya, bantuan serta dukungan yang berarti
dari Perusahaan Negara PERTAMINA, dan sumbangan yang ikhlas dari para pengusaha,
semua itu telah memberi makna yang sangat bernilai bagi pelaksanaan seminar
ini.
Menjadi kewajiban kita sekalian untuk mensyukuri rahmat Allah yang
berlimpahan itu.
Uraian singkat ini, hanya sekedar menjelaskan arti dan makna
seminar, yang pada saat ini sedang berlangsung upacara pembukaannya.
WABILLAHIT TAUFIK WAL HIDAYAH !
Banda Aceh, September 1980.oleh
PENGARUH GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN by:Dr,Hafiz Al-Ja'bary
Pengaruh Gerakan
di Mesir Dan Lain-Lainnya
Orang-orang yang terpengaruh oleh dakwah Imam Hasan Al-Bana melampaui
jutaan. Daerah organisasinya meluas mencakup setiap jengkal negeri kaum
Muslimin. Di kota-kota, di pusat-pusat kota, di desa-desa dan setiap tempat
schingga menjadi suatu jama'ah yang memiliki kesiapan dan persiapan. Organisasi
yang kuat dan sehat yang tidak dimiliki oleh sebagian pemerintahan yang
berdaulat dan memiliki kekuatan material dan pengalaman
politik.
Dan jama'ah itu di setiap tempat mempunyai suara tung-gal yang mengajak
kepada satu sasaran, dan satu program di bawah bimbingan pimpinan organisasi.
Diselenggarakan ha-laqoh-halaqoh pengajian mingguan, bulanan dan
tahunan.
Oleh karena itu manusia terpengaruh olehnya. Hal itu ditunjang pula oleh
ketenarannya yang baik di setiap tempat dan memantapkan posisinya di hati dan
otak mereka.
Jama'ah ini juga memiliki kctekunan yang terpuji di berbagai lapangan
dalam melayani manusia dan dalam bidang pcrtahanan agama.
Begitu pula pembahasan-pembahasan, makalah-makalah, dan kitab-kitab
jama'ah ini telah memberikan sumbangan positif dari segi penambahan budaya
manusia dengan ajaran-ajaran Islam dan keserasiannya bagi kelestarian dan
pemerintah-an. Sebagaimana juga telah memberikan sumbangan dalam membangunkan
generasi baru yang mencintai Islam dan ber-iman kepadanya sebagai agama yang
sempuma bagi kehidupan dan menolak segala teori-teori palsu dan
semboyan-semboyan cemerlang serta aliran-aliran yang
menghancurkan.
Sesungguhnya Gerakan Al-Ikhwan tidak diragukan lagi merupakan gerakan
Islam masa kini yang terbesar. Dan gerakan ini telah mcmberikan pengaruh besar
kcpada urat-urat nadi pemuda, setelah runtuhnya Daulah Islamiyah dari jalan
cabang-cabangnya yang banyak di setiap tempat yang mantap untuk bangkitnya
kcsadaran Isiam dan seruan keagamaan terbesar.
Ibnu Taimyah
Biografi Ibnu
Taimiyah
Silsilahnya
Syeikhul
Islam Al Imam Abul ‘Abbas namanya adalah Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam
bin ‘Abdullah bin Muhammad bin Khidir bin Muhammad bin Khidir bin ‘Ali bin
‘Abdullah bin Taimiyah Al Harani Ad-Dimasyqi.
Lahir dan
pertumbuhannya
Ia
lahir pada hari Senin 10 Rabi‘ul Awal di Haran tahun 661 Hijriah. Ketika umur 7
tahun dia bersama ayahnya pindah ke Damsyik karena melarikan diri dari serbuan
tentara Tartar.
Ia
tumbuh di lingkungan ilmu fiqh dan ilmu agama. Ayah, kakeknya dan saudaranya
serta sebagian besar pamannya adalah ulama-ulama terkenal. Dalam lingkungan
keluarga ilmiah yang shalih inilah Ibnu Taimiyah tumbuh dan berkembang. Ia mulai
menuntut ilmu dari ayahnya dan ulamaulama Damsyik. Ia menghafal Al-Qur‘an saat
masih kecil, mempelajari Hadits, fiqh, ushul (aqidah), dan tafsir. Ia sejak
kecil dikenal cerdas, kuat hafalannya, dan cepat menerima ilmu. Kemudian ia
memperluas pemahamannya dengan mempelajari berbagai ilmu, mendalaminya, dan
menguasainya sehingga ia memiliki syarat-syarat untuk menjadi mujtahid. Sejak
mudanya ia selalu menjadi imam. Ia dikenal mempunyai keluasan ilmu, akhlak yang
terpuji, dan kepemimpinan sebelum ia mencapai umur 30 tahun.
Karya
ilmiahnya
Dalam
bidang penulisan dan karya ilmiah, Ibnu Taimiyah telah meninggalkan warisan yang
sangat banyak dan berharga bagi umat Islam. Para ulama dan peneliti senantiasa
menimba air yang bersih dari beliau. Di tengah umat Islam sekarang sangat banyak
bertebaran karya-karya beliau berupa buku, risalah, fatwa, berbagai buletin dan
lain sebagainya. Ini yang telah diterbitkan, sedangkan yang masih tetap tak
dikenal dan tersimpan dalam manuscript masih sangat banyak.
Karakteristiknya
Di
samping keilmuan dan kedalaman pengetahuan agama beliau, beliau dikenal sebagai
orang yang suka melakukan amar ma‘ruf dan nahi mungkar. Allah mengaruniai beliau
dengan sifat-sifat terpuji yang sangat dikenal di tengah masyarakat. Beliau
seorang yang sangat dermawan sehingga lebih mendahulukan kepentingan orang yang
mengalami kekurangan makan, pakaian, dan sebagainya daripada dirinya sendiri.
Beliau sangat tekun beribadah, berdzikir, dan membaca Al-Qur‘an. Beliau hidup
jauh dari kemewahan dan kesenangan dan hampir tidak mempunyai simpanan harta
selain yang sangat dibutuhkan. Sifat-sifat seperti ini telah dikenal oleh
orang-orang pada zamannya. Beliau sangat rendah hati dalam penampilan, pakaian,
dan pergaulan dengan orang lain. Beliau tidak pernah mengenakan pakaian bagus
atau pakaian yang sangat jelek dan beliau tidak pernah memberatkan orang-orang
yang ditemuinya. Beliau terkenal berwibawa dan kuat dalam menegakkan kebenaran.
Beliau sangat disegani oleh para penguasa, ulama dan masyarakat umum. Orang yang
melihatnya merasa senang kepadanya, terpengaruh oleh kewibawannya dan
menghormatinya, kecuali orang-orang yang dengki dari kalangan pendukung hawa
nafsu. Ia dikenal sangat sabar, tabah memikul kesulitan dalam memperjuangkan
agama Allah. Ia sangat terbuka, suka mendatangi undangan dan mempunyai
keistimewaan atau karamah yang dapat disaksikan orang banyak. Semoga Allah
memberinya rahmat dan melapangkan tempatnya di alam kubur dan juga tempatnya di
surga.
Wafatnya
Syeikh
Ibnu Taimiyah wafat dalam penjara sebagai seorang tahanan di penjara Qal‘ah di
Damsyik. Beliau wafat pada malam Senin tanggal 20 Dzulqa‘dah tahun 728 Hijriyah.
Penduduk Damsyik keluar meluber dan begitu pula dari kota-kota di sekitarnya
untuk menshalatkannya dan mengantarkan jenazahnya ke kuburan. Berbagai sumber
menyebutkan bahwa ketika wafat, jenazahnya diantarkan oleh khalayak yang
berjumlah sangat besar memenuhi kota. Semoga Allah memberinya rahmat dan
memberikan balasan sebaik-baiknya atas pengabdiannya kepada Islam dan kaum
musli
GALILEO GALILEI 1564-1642
Ilmuwan Itali besar ini mungkin
lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan metode ilmiah dari siapa pun
juga. Galileo lahir di Pisa, tahun 1564. Selagi muda belajar di Universitas Pisa
tetapi mandek karena urusan keuangan. Meski begitu tahun 1589 dia mampu dapat
posisi pengajar di universitas itu. Beberapa tahun kemudian dia bergabung
dengan Universitas Padua dan menetap di sana hingga tahun 1610. Dalam masa
inilah dia menciptakan tumpukan penemuan-penemuan ilmiah.
Sumbangan penting pertamanya di bidang mekanika.
Aristoteles mengajarkan, benda yang lebih berat jatuh lebih cepat ketimbang
benda yang lebih enteng, dan bergenerasi-generasi kaum cerdik pandai menelan
pendapat filosof Yunani yang besar pengaruh ini. Tetapi, Galileo memutuskan
mencoba dulu benar-tidaknya, dan lewat serentetan eksperimen dia berkesimpulan
bahwa Aristoteles keliru. Yang benar adalah, baik benda berat maupun enteng
jatuh pada kecepatan yang sama kecuali sampai batas mereka berkurang
kecepatannya akibat pergeseran udara. (Kebetulan, kebiasaan Galileo melakukan
percobaan melempar benda dari menara Pisa tampaknya tanpa sadar).
Mengetahui hal ini, Galileo mengambil langkah-langkah
lebih lanjut. Dengan hati-hati dia mengukur jarak jatuhnya benda pada saat yang
ditentukan dan mendapat bukti bahwa jarak yang dilalui oleh benda yang jatuh
adalah berbanding seimbang dengan jumlah detik kwadrat jatuhnya benda. Penemuan
ini (yang berarti penyeragaman percepatan) memiliki arti penting tersendiri.
Bahkan lebih penting lagi Galileo berkemampuan menghimpun hasil penemuannya
dengan formula matematik. Penggunaan yang luas formula matematik dan metode
matematik merupakan sifat penting dari ilmu pengetahuan modern.
Sumbangan besar Galileo lainnya ialah penemuannya
mengenai hukum kelembaman. Sebelumnya, orang percaya bahwa benda bergerak
dengan sendirinya cenderung menjadi makin pelan dan sepenuhnya berhenti kalau
saja tidak ada tenaga yang menambah kekuatan agar terus bergerak. Tetapi
percobaan-percobaan Galileo membuktikan bahwa anggapan itu keliru. Bilamana
kekuatan melambat seperti misalnya pergeseran, dapat dihilangkan, benda
bergerak cenderung tetap bergerak tanpa batas. Ini merupakan prinsip penting
yang telah berulang kali ditegaskan oleh Newton dan digabungkan dengan
sistemnya sendiri sebagai hukum gerak pertama salah satu prinsip vital dalam
ilmu pengetahuan.
Menara miring Pisa yang dianggap digunakan oleh Galileo mendemonstrasikan hukum-hukum mengenai jatuhnya sesuatu benda
Penemuan Galileo yang paling masyhur adalah di bidang
astronomi. Teori perbintangan di awal tahun 1600-an berada dalam situasi yang
tak menentu. Terjadi selisih pendapat antara penganut teori Copernicus yang
matahari-sentris dan penganut teori yang lebih lama, yang bumi-sentris. Sekitar
tahun 1609 Galileo menyatakan kepercayaannya bahwa Copernicus berada di pihak
yang benar, tetapi waktu itu dia tidak tahu cara membuktikannya. Di tahun 1609,
Galileo dengar kabar bahwa teleskop diketemukan orang di Negeri Belanda.
Meskipun Galileo hanya mendengar samar-samar saja mengenai peralatan itu,
tetapi berkat kegeniusannya dia mampu menciptakan sendiri teleskop. Dengan alat
baru ini dia mengalihkan perhatiannya ke langit dan hanya dalam setahun dia
sudah berhasil membikin serentetan penemuan besar.
Dilihatnya bulan itu tidaklah rata melainkan
benjol-benjol, penuh kawah dan gunung-gunung. Benda-benda langit,
kesimpulannya, tidaklah rata serta licin melainkan tak beraturan seperti halnya
wajah bumi. Ditatapnya Bima Sakti dan tampak olehnya bahwa dia itu bukanlah
semacam kabut samasekali melainkan terdiri dari sejumlah besar bintang-bintang
yang dengan mata telanjang memang seperti teraduk dan membaur satu sama lain.
Kemudian diincarnya planit-planit dan tampaklah
olehnya Saturnus bagaikan dilingkari gelang. Teleskopnya melirik Yupiter dan
tahulah dia ada empat buah bulan berputar-putar mengelilingi planit itu. Di
sini terang-benderanglah baginya bahwa benda-benda angkasa dapat berputar
mengitari sebuah planit selain bumi. Keasyikannya menjadi-jadi: ditatapnya sang
surya dan tampak olehnya ada bintik-bintik dalam wajahnya. Memang ada orang
lain sebelumnya yang juga melihat bintik-bintik ini, tetapi Galileo menerbitkan
hasil penemuannya dengan cara yang lebih efektif dan menempatkan masalah
bintik-bintik matahari itu menjadi perhatian dunia ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, penelitiannya beralih ke planit Venus yang memiliki jangka serupa
benar dengan jangka bulan. Ini merupakan bagian dari bukti penting yang
mengukuhkan teori Copernicus bahwa bumi dan semua planit lainnya berputar
mengelilingi matahari.
Ilustrasi dari hukum daya pengungkit Galileo dipetik
dari buku Galileo 'Perbincangan Matematik dan Peragaan'
Penemuan teleskop dan serentetan penemuan ini melempar
Galileo ke atas tangga kemasyhuran. Sementara itu, dukungannya terhadap teori
Copernicus menyebabkan dia berhadapan dengan kalangan gereja yang menentangnya
habis-habisan. Pertentangan gereja ini mencapai puncaknya di tahun 1616: dia
diperintahkan menahan diri dari menyebarkan hipotesa Copernicus. Galileo merasa
tergencet dengan pembatasan ini selama bertahun-tahun. Baru sesudah Paus
meninggal tahun 1623, dia digantikan oleh orang yang mengagumi Galileo. Tahun
berikutnya, Paus baru ini --Urban VIII-- memberi pertanda walau samar-samar
bahwa larangan buat Galileo tidak lagi dipaksakan.
Enam tahun berikutnya Galileo menghabiskan waktu
menyusun karya ilmiahnya yang penting Dialog Tentang Dua Sistem Penting Dunia.
Buku ini merupakan peragaan hebat hal-hal yang menyangkut dukungan terhadap
teori Copernicus dan buku ini diterbitkan tahun 1632 dengan ijin sensor khusus
dari gereja. Meskipun begitu, penguasa-penguasa gereja menanggapi dengan sikap
berang tatkala buku terbit dan Galileo langsung diseret ke muka Pengadilan
Agama di Roma dengan tuduhan melanggar larangan tahun 1616.
Tetapi jelas, banyak pembesar-pembesar gereja tidak
senang dengan keputusan menghukum seorang sarjana kenamaan. Bahkan dibawah
hukum gereja saat itu, kasus Galileo dipertanyakan dan dia cuma dijatuhi
hukuman enteng. Galileo tidak dijebloskan ke dalam bui tetapi sekedar kena
tahanan rumah di rumahnya sendiri yang cukup enak di sebuah villa di Arcetri.
Teorinya dia tidak boleh terima tamu, tetapi nyatanya aturan itu tidak
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hukuman lain terhadapnya hanyalah suatu
permintaarn agar dia secara terbuka mencabut kembali pendapatnya bahwa bumi
berputar mengelilingi matahari. Ilmuwan berumur 69 tahun ini melaksanakannya di
depan pengadilan terbuka. (Ada ceritera masyhur yang tidak tentu benarnya bahwa
sehabis Galileo menarik lagi pendapatnya dia menunduk ke bumi dan berbisik
pelan, "Tengok, dia masih terus bergerak!"). Di kota Arcetri dia
meneruskan kerja tulisnya di bidang mekanika. Galileo meninggal tahun 1642.
Sumbangan besar Galileo terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan sudah lama dikenal. Arti penting peranannya terletak pada
penemuan-penemuan ilmiah seperti hukum kelembaman, penemuan teleskopnya,
pengamatan bidang astronominya dan kegeniusannya membuktikan hipotesa
Copernicus. Dan yang lebih penting adalah peranannya dalam hal pengembangan
metodologi ilmu pengetahuan. Umumnya para filosof alam mendasarkan pendapatnya
pada pikiran-pikiran Aristoteles serta membuat penyelidikan secara kualitatif
dan fenomena yang terkategori. Sebaliknya, Galileo menetapkan fenomena dan
melakukan pengamatan atas dasar kuantitatif. Penekanan yang cermat terhadap
perhitungan secara kuantitatif sejak itu menjadi dasar penyelidikan ilmu
pengetahuan di masa-masa berikutnya.
Galileo mungkin lebih punya tanggung jawab daripada
orang mana pun untuk penyelidikan ilmiah dengan sikap empiris. Dialah, dan
bukannya yang lain, yang pertama kali menekankan arti penting peragaan
percobaan-percobaan, dia menolak pendapat bahwa masalah-masalah ilmiah dapat
diputuskan bersama dengan kekuasaan, apakah kekuasaan itu namanya Gereja atau
kaidah dalil Aristoteles. Dia juga menolak keras bersandar pada skema-skema
yang menggunakan alasan ruwet dan bukannya bersandar pada dasar percobaan yang
mantap. Cerdik cendikiawan abad tengah memperbincangkan bertele-tele apa yang
harus terjadi dan mengapa sesuatu hal terjadi, tetapi Galileo bersikeras pada
arti penting melakukan percobaan untuk memastikan apa sesungguhnya yang
terjadi. Pandangan ilmiahnya jelas gamblang tidak berbau mistik, dan dalam
hubungan ini dia bahkan lebih modern ketimbang para penerusnya, seperti
misalnya Newton.
Galileo, dapat dianggap orang yang taat beragama.
Lepas dari hukuman yang dijatuhkan terhadap dirinya dan pengakuannya, dia tidak
menolak baik agama maupun gereja. Yang ditolaknya hanyalah percobaan
pembesar-pembesar gereja untuk menekan usaha penyelidikan ilmu pengetahuannya.
Generasi berikutnya amat beralasan mengagumi Gahleo sebagai lambang pemberontak
terhadap dogma dan terhadap kekuasaan otoriter yang mencoba membelenggu
kemerdekaan berfikir. Arti pentingnya yang lebih menonjol lagi adalah peranan
yang dimainkannya dalam hal meletakkan dasar-dasar metode ilmu pengetahuan
modern.
oleh Michael H. Hart5.tokoh dunia yang jatuh miskin
Menjadi tokoh dunia ternyata tidak selamanya memiliki uang yang
berlimpah. Berbagai sebab menjadikan sejumlah tokoh dunia jatuh miskin.
Ini lima contoh tokoh dunia yang jatuh miskin;
1. Christopher Columbus
mencapai kebesaran ketika tiba di benua baru, New World di tahun 1492. Tapi sesudah pelayarannya yang ke 3 ke Amerika, sponsornya, Raja Spanyol, tidak puas dengan kinerja Columbus sebagai gubernur di koloni baru tersebut dan membawanya pulang dengan di rantai. Dalam tahun 2 terakhir hidupnya, penjelajah besar ini sering tak punya uang untuk membeli makanan. Ia meninggal di tahun 1506.
2. Thomas Jefferson
Dua kali menjadi Presiden Amerika Serikat, dari 1801 sampai 1809 serta penyusun naskah Declaration of Independence. Bangkrut sesaat sebelum meninggal di tahun 1826. Ia memiliki tanah seluas 10 ribu hektar, tapi rekeningnya jadi merah karena mewarisi utang properti dari ayah mertuanya. Jefferson dipaksa menyerahkan semua kekayaan dan propertinya untuk melunasi hutang. Sampai tongkat untuk jalan dengan pegangan emas dab jam tangan perak pun diambil sebagai pembayar utang.
3. Ulysses S. Grant
Menjadi presiden Amerika Serikat dari 1869 sampai 1877, serta sebagai jenderal terbesar Union, membantu memenangkan perang Utara – Selatan. Cara mengelola bisnis yang buruk sesudah ia meninggalkan kursi kepresidenan membuatnya bangkrut. Ketika meninggal di tahun 1885, ia bahkan juga kehilangan pedangnya karena dijadikan jaminan utang.
4. Wolfgang Amadeus Mozart
Jenius musik yang lahir di tahun 1756, menulis minuet pertamanya pada umur 5 tahun. Tapi para musisi yang bersaing dengannya membuatnya tak bisa mendapatkan pekerjaan untuk meraih sukses finansial. Ia meninggal di usia 35, dan dikubur di kuburan orang miskin tanpa batu nisan.
5. Vincent Van Gogh
Lahir di tahun 1853, kini dianggap sebagai pelukis terbesar dunia dan karyanya banyak diburu kolektor lukisan. Tapi dia menderita penyakit jiwa dan selalu hidup melarat. Ia pernah menembak dirinya karena putus asa. Ketika meninggal di tahun 1890, dia sama sekali tidak dikenal dan seumur hidupnya hanya menjual satu lukisan. erin’s world.
Ini lima contoh tokoh dunia yang jatuh miskin;
1. Christopher Columbus
mencapai kebesaran ketika tiba di benua baru, New World di tahun 1492. Tapi sesudah pelayarannya yang ke 3 ke Amerika, sponsornya, Raja Spanyol, tidak puas dengan kinerja Columbus sebagai gubernur di koloni baru tersebut dan membawanya pulang dengan di rantai. Dalam tahun 2 terakhir hidupnya, penjelajah besar ini sering tak punya uang untuk membeli makanan. Ia meninggal di tahun 1506.
2. Thomas Jefferson
Dua kali menjadi Presiden Amerika Serikat, dari 1801 sampai 1809 serta penyusun naskah Declaration of Independence. Bangkrut sesaat sebelum meninggal di tahun 1826. Ia memiliki tanah seluas 10 ribu hektar, tapi rekeningnya jadi merah karena mewarisi utang properti dari ayah mertuanya. Jefferson dipaksa menyerahkan semua kekayaan dan propertinya untuk melunasi hutang. Sampai tongkat untuk jalan dengan pegangan emas dab jam tangan perak pun diambil sebagai pembayar utang.
3. Ulysses S. Grant
Menjadi presiden Amerika Serikat dari 1869 sampai 1877, serta sebagai jenderal terbesar Union, membantu memenangkan perang Utara – Selatan. Cara mengelola bisnis yang buruk sesudah ia meninggalkan kursi kepresidenan membuatnya bangkrut. Ketika meninggal di tahun 1885, ia bahkan juga kehilangan pedangnya karena dijadikan jaminan utang.
4. Wolfgang Amadeus Mozart
Jenius musik yang lahir di tahun 1756, menulis minuet pertamanya pada umur 5 tahun. Tapi para musisi yang bersaing dengannya membuatnya tak bisa mendapatkan pekerjaan untuk meraih sukses finansial. Ia meninggal di usia 35, dan dikubur di kuburan orang miskin tanpa batu nisan.
5. Vincent Van Gogh
Lahir di tahun 1853, kini dianggap sebagai pelukis terbesar dunia dan karyanya banyak diburu kolektor lukisan. Tapi dia menderita penyakit jiwa dan selalu hidup melarat. Ia pernah menembak dirinya karena putus asa. Ketika meninggal di tahun 1890, dia sama sekali tidak dikenal dan seumur hidupnya hanya menjual satu lukisan. erin’s world.
SIRAH NABAWIYAH Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury Sumber : Kitab Ar-Rahiqul Makhtum
PEMBOIKOTAN MENYELURUH
Perjanjian yang zhalim dan melampaui batas
Setelah segala cara sudah ditempuh dan tidak membuahkan hasil juga, kepanikan kaum musyrikin mencapai puncaknya, ditambah lagi mereka mengetahui bahwa Bani Hasyim dan Bani ‘Abdul Muththalib berkeras akan menjaga Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam dan membelanya mati-matian apapun resikonya.
Karena itu, mereka berkumpul di kediaman Bani Kinanah yang terletak di lembah al-Mahshib dan bersumpah untuk tidak menikahi Bani Hasyim dan Bani al-Muththalib, tidak berjual beli dengan mereka, tidak berkumpul, berbaur, memasuki rumah ataupun berbicara dengan mereka hingga mereka menyerahkan Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam untuk dibunuh. Mereka mendokumentasikan hal tersebut, diatas sebuah shahifah (lembaran) yang berisi perjanjian dan sumpah “bahwa mereka selamanya tidak akan menerima perdamaian dari Bani Hasyim dan tidak akan berbelas kasihan terhadap mereka kecuali bila mereka menyerahkan beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam untuk dibunuh”.
Ibnu al-Qayyim berkata: “Ada yang mengatakan bahwa pernyataan itu ditulis oleh Manshûr bin ‘Ikrimah bin ‘Âmir bin Hâsyim. Ada lagi yang mengatakan bahwa pernyataan itu ditulis oleh Nadlr bin al-Hârits. Yang benar, bahwa yang menulisnya adalah Baghîdl bin ‘Âmir bin Hâsyim, lalu Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam berdoa atasnya (dengan doa yang buruk) dan dia pun mengalami kelumpuhan ditangannya sebagaimana doa beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam .
Perjanjian itu pun dilaksanakan dan digantungkan di rongga Ka’bah namun Bani Hâsyim dan Bani al-Muththalib semuanya, baik yang masih kafir maupun yang sudah beriman selain Abu Lahab tetap berpihak untuk membela Rasulullah. Mereka akhirnya tertahan di kediaman Abu Thalib pada malam bulan Muharram tahun ke-7 dari bi’tsah (diutusnya beliau sebagai Rasul) sedangkan riwayat yang lain menyebutkan selain tanggal tersebut.
Tiga Tahun di Kediaman Abu Thalib
Pemboikotan semakin diperketat sehingga makanan dan stock pun habis, sementara kaum musyrikin tidak membiarkan makanan apapun yang masuk ke Mekkah atau dijual kecuali mereka segera memborongnya. Tindakan ini membuat kondisi Bani Hâsyim dan Bani al-Muththalib semakin kepayahan dan memprihatinkan sehingga mereka terpaksa memakan dedaunan dan kulit-kulit. Selain itu, jeritan kaum wanita dan tangis bayi-bayi yang mengerang kelaparan pun terdengar di balik kediaman tersebut.
Tidak ada yang sampai ke tangan mereka kecuali secara sembunyi-sembunyi, dan merekapun tidak keluar rumah untuk membeli keperluan keseharian kecuali pada al-Asyhur al-Hurum (bulan-bulan yang diharamkan berperang). Mereka membelinya dari rombongan yang datang dari luar Mekkah akan tetapi penduduk Mekkah menaikkan harga barang-barang kepada mereka beberapa kali lipat agar mereka tidak mampu membelinya.
Hakîm bin Hizâm pernah membawa gandum untuk diberikan kepada bibinya, Khadîjah radhiallaahu 'anha namun suatu ketika dia dihadang oleh Abu Jahal dan diinterogasi olehnya guna mencegah upayanya. Untung saja, ada Abu al-Bukhturiy yang menengahi dan membiarkannya lolos membawa gandum tersebut kepada bibinya.
Dilain pihak, Abu Thalib merasa khawatir atas keselamatan Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam. Untuk itu, dia biasanya memerintahkan beliau untuk baring di tempat tidurnya bila orang-orang beranjak ke tempat tidur mereka. Hal ini agar memudahkannya untuk mengetahui siapa yang hendak membunuh beliau. Dan manakala orang-orang sudah benar-benar tidur, dia memerintahkan salah satu dari putera-putera, saudara-saudara atau keponakan-keponakannya untuk tidur di tempat tidur Rasulullah sementara beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam diperintahkan untuk tidur di tempat tidur mereka.
Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam dan kaum muslimin keluar pada musim haji, menjumpai manusia dan mengajak mereka kepada Islam sebagaimana yang telah kami singgung dalam pembahasan lalu tentang perlakuan Abu Lahab terhadap mereka.
Pembatalan Terhadap Shahifah Perjanjian
Pemboikotan tersebut berlangsung selama dua atau tiga tahun penuh. Barulah pada bulan Muharram tahun ke-10 dari kenabian terjadi pembatalan terhadap shahifah dan perobekan perjanjian tersebut. Hal ini dilakukan karena tidak semua kaum Quraisy menyetujui perjanjian tersebut, diantara mereka ada yang pro dan ada yang kontra, maka pihak yang kontra ini akhirnya berusaha untuk membatalkan shahifah tersebut.
Diantara tokoh yang melakukan itu adalah Hisyâm bin ‘Amru dari suku Bani ‘Âmir bin Lu-ay – yang secara tersembunyi pada malam hari mengadakan kontak dengan Bani Hâsyim dan menyuplai bahan makanan -. Tokoh ini pergi menghadap Zuhair bin Abi Umayyah al-Makhzûmiy (ibunya bernama ‘Âtikah binti ‘Abdul Muththalib), dia berkata kepadanya:
“Wahai Zuhair! Apakah engkau tega dapat menikmati makan dan minum sementara saudara-saudara dari pihak ibumu kondisi mereka seperti yang engkau ketahui saat ini?”
“celakalah engkau! Apa yang dapat aku perbuat bila hanya seorang diri?. Sungguh, demi Allah! andaikata bersamaku seorang lagi niscaya aku robek shahifah perjanjian tersebut”, jawabnya
“engkau sudah mendapatkannya!”, kata Hisyâm“siapa dia?”, tanyanya
“aku”, kata Hisyâm
“kalau begitu, carikan bagi kita orang ketiga”, jawabnya.
Lalu Hisyâm pergi menuju kediaman al-Muth’im bin ‘Adiy. Dia menyinggung tali rahim yang terjadi antara Bani Hâsyim dan Bani al-Muththalib, dua orang putra ‘Abdi Manaf dan mencela persetujuannya atas tindakan zhalim kaum Quraisy.
Al-Muth’im berkata: “celakalah engkau! Apa yang bisa aku lakukan padahal aku hanya seorang diri?”.
Dia berkata: “engkau sudah mendapatkan orang keduanya”.
Dia bertanya: “siapa dia?”
“aku”, jawabnya
“kalau begitu, carikan bagi kita orang ketiga”, pintanya lagi
“sudah aku dapatkan orangnya”, jawabnya
“siapa dia?”, tanyanya
“Zuhair bin Abi Umayyah”, jawabnya
“kalau begitu, carikan bagi kita orang keempat”, pintanya lagi
Lalu dia pergi lagi menuju kediaman Abu al-Bukhturiy bin Hisyâm dan mengatakan kepadanya persis seperti apa yang telah dikatakannya kepada al-Muth’im. Dia bertanya kepada Hisyâm: “apakah ada orang yang membantu kita dalam hal ini?”
“Ya”, jawabnya
“siapa dia?”, tanyanya
“Zuhair bin Abi Umayyah, al-Muth’im bin ‘Adiy. Aku juga akan bersamamu”, jawabnya
“kalau begitu, carikan lagi bagi kita orang kelima”, pintanya.
Kemudian dia pergi lagi menuju kediaman Zam’ah bin al-Aswad bin al-Muththalib bin Asad. Dia berbincang dengannya lalu menyinggung perihal kekerabatan yang ada diantara mereka dan hak-hak mereka. Zam’ah bertanya kepadanya: “apakah ada orang yang ikut serta dalam urusan yang engkau ajak diriku ini?”
“ya”, jawabnya. Kemudian dia menyebutkan nama-nama orang yang ikut serta tersebut. Akhirnya mereka berkumpul di pintu Hujûn dan berjanji akan melakukan pembatalan terhadap shahifah. Zuhair berkata: “Akulah yang akan memulai dan orang pertama yang akan berbicara”.
Ketika paginya, mereka pergi ke tempat perkumpulan. Zuhair datang dengan mengenakan pakaian kebesaran lalu mengelilingi ka’bah tujuh kali kemudian menghadap ke khalayak seraya berkata:
“Wahai penduduk Mekkah! Apakah kita tega bisa menikmati makanan dan memakai pakaian sementara Bani Hasyim binasa; tidak ada yang sudi menjual kepada mereka dan tidak ada yang membeli dari mereka? Demi Allah! aku tidak akan duduk hingga shahifah yang telah memutuskan rahim dan zhalim ini dirobek!”.
Abu Jahal yang berada di pojok masjid menyahut: “Demi Allah! engkau telah berbohong! Jangan lakukan itu!”.
Lalu Zam’ah bin al-Aswad memotongnya:”demi Allah! justru engkaulah yang paling pembohong! Kami tidak pernah rela menulisnya ketika ditulis waktu itu”.
Setelah itu, Abu al-Bukhturiy menimpali: “Benar apa yang dikatakan Zam’ah ini, kami tidak pernah rela terhadap apa yang telah ditulis dan tidak pernah menyetujuinya”.
Berikutnya, giliran al-Muth’im yang menambahkan: “mereka berdua ini memang benar dan sungguh orang yang mengatakan selain itulah yang berbohong. Kami berlepas diri kepada Allah dari shahifah tersebut dan apa yang ditulis didalamnya”.
Hal ini juga diikuti oleh Hisyam bin ‘Amru yang menimpali seperti itu pula.
Abu Jahal kemudian berkata dengan kesal:”urusan ini telah diputuskan di tempat selain ini pada malam dimusyawarahkannya saat itu!”.
Saat itu Abu Thalib tengah duduk di sudut al-Masjid al-Haram. Dia datang atas pemberitahuan keponakannya, Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam yang telah diberitahu oleh Allah perihal shahifah tersebut bahwa Dia Ta’ala telah mengirim rayap-rayap untuk memakan semua tulisan yang berisi pemutusan rahim dan kezhaliman tersebut kecuali tulisan yang ada nama Allah Ta’ala di dalamnya.
Abu Thâlib datang kepada kaum Quraisy dan memberitahukan kepada mereka tentang apa yang telah diberitahukan oleh keponakanya kepadanya. Dia menyatakan: “ini untuk membuktikan apakah dia berbohong sehingga kami akan membiarkan kalian untuk menyelesaikan urusan dengannya, demikian pula sebaliknya, jika dia benar maka kalian harus membatalkan pemutusan rahim dan kezhaliman terhadap kami”.
Mereka berkata kepadanya: “kalau begitu, engkau telah berlaku adil”.
Setelah terjadi pembicaraan panjang antara mereka dan Abu Jahal, berdirilah al-Muth’im menuju shahifah untuk merobeknya. Ternyata dia menemukan rayap-rayap telah memakannya kecuali tulisan “bismikallâh” (dengan namaMu ya Allah) dan tulisan yang ada nama Allah di dalamnya dimana rayap-rayap tersebut tidak memakannya.
Lalu dia membatalkan shahifah tersebut sehingga Rasulullah bersama orang-orang yang ada di kediaman Abu Thalib dapat leluasa keluar. Sungguh, kaum musyrikun telah melihat tanda yang agung sebagai bagian dari tanda-tanda kenabian beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam, akan tetapi mereka tetaplah sebagai yang difirmankan oleh Allah: “Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mu'jizat), mereka berpaling dan berkata:"(Ini adalah) sihir yang terus menerus". (Q.S. 54/al-Qamar:2). Mereka telah berpaling dari tanda ini dan bertambahlah mereka dari kekufuran ke kekufuran yang lebih lagi.
Mencari Jejak Kerajaan Islam Tertua Di Indonesia
Makalah Drs.
Hasan Maarif Ambary,
Di Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur derap pembangunan terasa
sekali menggema setiap hari. Sepanjang areal 20 km. di sana-sini deru buldozer
dan mobil-mobil trailer serta truk-truk besar menderu-deru membuat bising siapa
saja yang kebetulan lewat pada jalur jalan raya Banda Aceh - Medan . Betapa tidak karena
dikedua Kabupaten tersebut Pertamina telah menanamkan kukunya untuk mencoba
menggali perut bumi tanah Rencong baik untuk mengambil gas alam maupun minyak
bumi. Adalah tidak aneh kalau Pertamina mempertaruhkan harapan ditempat ini
karena konon di Daerah Aceh Utara inilah terdapat sumber gas alam yang terbesar
di Indonesia, bahkan adalah ucapan Ibnu Sutowo sendiri yang menyatakan bahwa
dengan sumber gas alam saja dimasa-masa yang akan datang kita dapat menutup
semua pinjaman-pinjaman kita dari luar negeri. Oleh karenanya cukup beralasan
jika Pertamina telah menyiapkan dermaga pelabuhan untuk tanker-tanker besar
bahkan menurut keterangan di dekat Lhokseumawe sedang dipersiapkan landasan
kapal terbang untuk pesawat-pesawat raksasa. Kemudian agak ke sebelah timur
sedikit antara Kuala Simpang dan Langsa masyarakat di sana telah dapat menikmati
jalan by pass beraspal beton yang kwalitetnya tidak kalah dengan jalan yang
memanjang dari Tanjung Priok-Cililitan. Jalan yang dibuat oleh pemborong dari
Malaysia ini merupakan sumbangsih
Pertamina kepada masyarakat Aceh Timur karena di Kuala Simpang Pertamina telah
membuat "Kebayoran Baru" nya yang disediakan untuk kegiatan para karyawan
Pertamina. Itulah sedikit gambaran derap pembangunan yang menderu di kedua
Kabupaten Aceh Utara dan Timur. Tentu saja dibalik derap pembangunan ini
disela-sela kesibukan tadi kita lihat dengan kontras kondisi jalan raya negara
dan Propinsi di luar jalur jangkauan Pertamina masih terdapat ratusan kilometer
lagi jalan-jalan yang berlobang-lobang, sehingga secara ironis orang di sana
bertanya bukan bagaimana jalannya bagus atau tidak, tapi bagaimanakah jalannya
bisa dilewati atau tidak, sebab kalau kendaraan bisa lewat saja sudah untung
besar. Disinilah sejenak kita berpikir bahwa banyak benar yang harus kita buat
untuk "menyeragamkan" derap pembangunan ini.
Di balik semua itu pada beberapa dusun dan kecamatan yang 7 abad
berselang merupakan daerah ramai dan banyak dikunjungi kapal-kapal asing, maka
kini daerah-daerah dimaksud yaitu Samudra Pasai dan Peureulak adalah sebuah
tempat yang sepi dan sunyi, hanya ada beberapa tanda saja bekas-bekas kebesaran
masa lampau sebagai kerajaan Islam terbesar dan tertua di Indonesia.
Di tempat-tempat sunyi inilah kerajaan Islam tertua di Indonesia bermula. Para ahli sejarah
umumnya condong kepada pendapat bahwa kerajaan Islam yang tertua di Indonesia adalah kerajaan Samudra
Pasai. J.P. Moquette telah menunjang pendapat tersebut dengan menguraikannya
berdasarkan batu nisan dari Malik As Shaleh di daerah Samudra yang wafat pada
tahun 1297. Penemuan-penemuan itu dapat ditambah lagi dengan
keterangan-keterangan dari naskah-naskah setempat yang dikenal sebagai
Hikayat Raja-raja Pasai. Demikian pula Sejarah Melayu telah
membumbui Hikayat tersebut di atas.
Namun kini kita dapat berpikir lain berdasarkan penemuan dan telaah
dari beberapa naskah di daerah Peureulak ditambah pula di tempat tersebut juga
terdapat beberapa makam kuno (sayang sekali tanpa ada angka tahunnya) dari
raja-raja (Sultan Peureulak) ada anggapan bahwa sebenarnya kerajaan Peureulak
sudah berdiri 3-4 abad sebelum ada kerajaan Samudra Pasai. Beberapa keterangan
dari naskah-naskah yang kini sedang dipelajari oleh team penulisan Sejarah
Kabupaten Aceh Timur atas prakarsa Arifin Amin (anggota DPRD Kabupaten Aceh
Timur) bukanlah suatu usaha yang tiada berguna bahwa kerajaan Peureulak jauh
lebih tua dari kerajaan Samudra Pasai atau tepatnya kerajaan Peureulak adalah
kerajaan Islam tertua di Indonesia. Inipun kita tidak mengenyampingkan kenyataan
bahwa sejak abad ke-7 M. seperti yang disebutkan oleh DGE Hall (The History
of South East Asia), pedagang-pedagang Arab Muslim sudah melakukan
perdagangan dengan beberapa kerajaan di Indonesia.
1. MENCARI JEJAK
Seorang sarjana lapangan bangsa Belanda yang tertarik pada
kepurbakalaan Islam bernama J.J. de Vink dari tahun 1912-1917, atas perintah
dari Dinas Purbakala (Oudheidkundige Dienst) telah dilakukan pemotretan,
penggambaran dan pembuatan acuan (abklatsch) terhadap beratus-ratus
kompleks kubur di Propinsi Aceh sekarang. Tapi sayangnya catatan yang dibuat
oleh J.J. de Vink, berdasarkan Gouvernements Besluit 14 Maret 1912 dalam
bentuk: Lijst der Fotograpsche opnamen gemaakt in't voormaligrijk Aceh,
maupun catatan Abklats-nya tidak ada tentang Peureulak ataupun daerah Aceh Timur
lainnya seperti Tamiang umpamanya. Rupanya dalam melakukan tugasnya selama
lima tahun di
daerah Aceh J.J. de Vink tidak sempat mengunjungi daerah Aceh Timur. Hal ini
terus terang saja menarik perhatian kami sehingga terkandung niat juga
mengunjungi daerah Aceh Timur dalam perjalanan kami ke daerah Propinsi Aceh
sebagai acara terakhir, dengan harapan dapat menemukan hal-hal yang berguna bagi
kepurbakalaan dan sejarah.
Ketika kami sampai di Langsa dan mendapat keterangan secukupnya dari
beberapa pejabat Kabupaten Aceh Timur maka tujuan pertama penelitian adalah di
daerah Peureulak.
Pada tanggal 2 Maret 1974, team gabungan (dua orang dari Pusat, satu
orang dari Propinsi dan tiga dari Kabupaten) berangkat dari Langsa menuju
Peureulak.Yang dituju pertamakali ialah Kecamatan Peureulak karena di sana nanti
kami akan "dikawal" oleh seorang Pawang dan seorang lagi Kepala Mukim.
Dengan demikian maka kami berangkat dari Peureulak menuju tempat
peninggalap bekas kerajaan Peureulak ini menjadi tujuh orang karena ditambah
oleh sang Pawang (Teungku Sulaiman) dan Pak Mukim (Moh. Amin) menuju delta
Krueng Tuan dan benteng Kareung Inong yang jaraknya dari kecamatan Peureulak
kira-kira 27 km.
Adapun tempat yang dituju ialah sebuah hutan belantara yang jarang
dikunjungi manusia dan masih "kaya" akan binatang hutannya seperti harimau,
gajah, kijang dan sebagainya, dan yang agak sedikit mengerikan adalah bahwa jika
kita melalui tempat tersebut akan disambut oleh sepasukan Pacet (lintah kecil)
yang selalu siap sedia menyergap mangsa.
Salahseorang anggota team yang kebetulan wanita yaitu Sdr. Halina
Hamzah mendengar kata Pacet sudah mulai gelisah tapi Pawang kami menyarankan
membawa obat gosok saja atau garam. Anjuran Pawang tersebut kami penuhi. Tempat
ini adalah makam Putri Nurul A'la (salahseorang bintang kejora kerajaan
Peureulak dahulu) isteri Sultan Ahmadsyah 501-527H. = 1108-1134 M. Setelah
melalui jalan berdebu dan sering pula harus berpacu dengan truk-truk pengangkut
pasir yang di kiri-kanan terhampar kilang dan pipa minyak. Setelah satu jam
perjalanan sampailah di tepi hutan dan kami harus berjalan kaki. Kendaraan
kemudian disimpan di tepi jalan dan dengan didahului oleh Pawang kami mulai
menerobos hutan melalui jalan setapak dan harus membungkuk karena akan terantuk
pada duri rotan. Baru berjalan lima puluh meter Sdr. Halina sudah berteriak
histeris, rupanya ketika melihat ke tanah berpuluhpuluh Pacet siap menari-nari.
la menjadi ketakutan dan berlari kembali ke jalan raya. Akhirnya ia duduk saja
di mobil ditemani pak Supir dan selama perjalanan kami mengelilingi Propinsi
Aceh baru sekali inilah ia absen dari acara gara-gara Pacet.
Setelah berjalan sejauh 4 Km. kami sampai ke delta Kreung Peureulak
dan Kreung Tuan dan pada sisi atas delta terhampar sebuah makam Putri Nurul
A'la. Sebelum kami melihat terlebih dahulu Pawang membacakan do'a selamat. Di
sinilah dimakamkan Putri Nurul A'la yang pada masa dahulu menjadi rebutan
putra-putra raja dari kerajaan-kerajaan lain di luar Peureulak, kini terbujur
sepi jauh di hutan belantara, tapi jika membayangkan ke masa dahulu pastilah
delta sungai Peureulak ini dulunya sangat ramai dilalui perahu dan pedagang.
Batu nisannya sangat sederhana sekali namun menunjukkan ciri-ciri yang archais
berukuran tinggi sekitar 40 cm. dan pada bagian lebar terdapat tiga kolom
berukir bunga-bungaan dengan di tengahnya huruf kufi bertulisan: La ila ha
illal'lah, tidak ada kalimat lain selain itu. Tradisi menuliskan nama yang
dikuburkan seperti di Samudra Pasai, Aceh Besar dan daerah-daerah lainnya
rupanya tidak meresap ke sini.
Walaupun nisan ini tidak memuat nama dan angka tahun bukan berarti
tidak penting karena kita juga mengetahui, bahwa di beberapa tempat lain seperti
di Banten, Cirebon, Demak, Imogiri, Gresik dan sebagainya, banyak makam yang
tidak memakai nama atau angka tahun tapi dapat diketahui identifikasinya
berdasarkan tradisi, seperti di Cirebon misalnya dalam kitab Purwaka Caruban
nagari karya Pangeran Arya Cirebon (1720), disitu termuat nama-nama tokoh
yang dimakamkan di kompleks Gunung Jati Cirebon. Demikian pula halnya dengan
kerajaan Peureulak, kitab semacam Idhalul haq fi mamlakatul Peureulak
karya Abu Ishak Al Marakain mungkin bisa memberi petunjuk ke arah itu. Setelah
kami melakukan pemotretan dan pengukuran seperlunya barulah kami membuka
oleh-oleh yaitu membuka alas kaki yang dari tadi sudah mulai terasa gatal.
Ternyata ketika dibuka sudah delapan ekor pacet bertengger dekat mata kaki
hingga darah mengucur terus dan barulah ketika dioles dengan obat gosok segera
mencair dan darahpun berhenti mengucur.
Dalam perjalanan kembali alhamdulillah kami hanya ditempeli dua ekor
pacet saja, hingga tidak begitu merisaukan. Mungkin bau obat gosok yang memenuhi
kaki telah mengusir pacet-pacet yang siap menerkam dalam perjalanan. Ketika kaki
yang masih berdarah kami tunjukkan pada Sdr. Halina ia hanya menutup muka saja
dengan kedua tangannya. Saya menyatakan bahwa untuk tahun yang akan datang pada
para mahasiswa arkeologi perlu praktek lapangan membasmi pacet dan kursus kilat
cara-cara menempuh hutan belantara.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke sebuah benteng Kuno yang disebut
Kareung Inong yang letaknya disela-sela perkebunan kelapa sawit milik P.P.N.
Benteng tersebut kini telah dipenuhi semak belukar sehingga sangat sukar untuk
mengukur panjang serta tinggi benteng ini. Untung saja beberapa bulan yang lalu
telah diadakan kerja bakti membuat tangga masuk menuju benteng, sebab kalau
tidak kita hanya melihat dari jauh saja. Dengan sukarnya mengadakan pengukuran
dan penggambaran, kami hanya berpikir apakah benteng ini hanya merupakan batu
alam yang secara ajaib dapat dimanfaatkan untuk pertahanan belaka. Namun batu
yang tingginya hampir tiga meter ini dengan tangga masuk yang menyerupai teras
masih merupakan teka-teki besar antara proses alamiah dan buatan tangan
manusia.
2. SEKITAR KERAJAAN PEUREULAK
Berita tentang adanya kerajaan Perlak (Peureulak) sudah mulai
disebut oleh musafir Italia bernama Marco Polo. La melakukan perjalanan ke
Tiongkok pada akhir abad 13 M. Dalam perjalanan kembali dari Tiongkok ini ia
mengunjungi beberapa daerah di Sumatera. Disebutkan bahwa kerajaan pertama yang
dikunjungi di utara Sumatera ialah Perlak. Dikatakan olehnya bahwa penduduk
negeri ini sudah menganut agama Islam.
Dari Perlak Marco Polo meneruskan perjalanan ke Basman (diperbatasan
Kabupaten Aceh Timur-Utara) dan kemudian ke Sumara (amalah) yang dimaksud
Samudra atau Samar Langga (dekat Bireuen). Mengenai dua kota yang terakhir itu
Marco Polo tidak menyebutkan apakah penduduknya sudah beragama Islam atau tidak,
karena berdasarkan petunjuk makam Malik As Shaleh seharusnya Samudra Pasai sudah
disebutkan beragama Islam hingga mungkin Samara. di sini yang dimaksudkan adalah
Samarlangga ( ± 50 km. utara
Lhokseumawe).
Dalarn kisah perjalanan Syeh Abdur Rauf (Syeh Kuala) mengelilingi
daerah Aceh (pada abad 17 M.), beliau selain menyebutkan Fansur, Barus, juga
menyebut tempat bernama Syahir Nawi, yang terakhir ini belum jelas di mana
letaknya, bahkan Prof. Syied Naguib Al Atas (University Kebangsaan Malaysia)
memperkirakan bahwa Syahir Nawi adanya di Thailand. Kebetulan ketika kami
bersama dengan Drs. Zakaria Ahmad (Kepala Kabin Permusiuman Propinsi Aceh)
sempat berdiskusi dengan Sdr. Arifin Amin (team penulisan Sejarah Perlak). Ia
menunjukkan daftar silsilah bahwa salah seorang Cakal Bakal Sultan-sultan Perlak
yang berasal dari para Meurah (bangsawan pribumi) adalah Syahir Nawi, sehingga
kami lalu menghubungkan ceritera perjalanan Syiah Kuala tentang Syahir Nawi
mungkin yang dimaksud itu Peureulak. Sebuah lagi petunjuk bahwa kerajaan
Peureulak adalah yang tertua jika dibanding dengan kerajaan Samudra Pasai adalah
berita dari Hikayat raja-raja Pasai tentang perkawinan Merah Selu (Malik As
Shaleh) dengan Putri Ganggang Sari dari Peureulak.
Dari silsilah raja-raja Peureulak kita melihat bahwa Putri Ganggang
Sari adalah putri Sultan Peureulak XV: Muhammad Aminsyah (622-662 H. = 1225-1263
M.). Kini yang menjadi persoalan ialah cukuplah bahan-bahan kepustakaan untuk
menunjang pendapat bahwa kerajaan Islam yang tertua di Indonesia . Berita Marco Polo memang
sudah menunjukkan petunjuk kearah itu. Kini team sejarah Kerajaan Peureulak
sedang berusaha mengumpulkan data-data dan bahan kepustakaan dan sedang
menggarap beberapa naskah Arab dan Melayu yang memuat bahan tentang Kerajaan
Peureulak. Beberapa naskah yang ditunjukkan kepada kami antara lain
disebutkan:
1. Kitab Jublul Hindi oleh Buruni
Syahriar.
2. Kitab Tarikh Salatin Gujarat oleh
Miraz Sayyid Mahmud bin Munawaarul Muluk.
3. Kitab Mamdalil Absar fi Mamalikil
Amsar oleh Ibnu Fadhlullah.
4. Kitab Zabdatul Tawarikh oleh Nurul
Haq Al Masyriqiyyah Dahlan.
5. Adhalul Haq fi Mamlakatil Peureula
oleh Abu Ishak AI-Marakain.
Kitab-kitab tersebut di atas ini masih ditambah lagi dengan beberapa
kepustakaan lain seperti Riwayat Negeri Salasuri Samudra Pasai. Kitab
Hamzah Fansuri, Kitab Samsuddin As Sumatrani, Hikayat Putri Nurul A'la dan
sebagainya.
3.SUSUNAN SULTANAT KERAJAAN PEUREULAH:
Peureulak berasal dari nama pohon kayu "bak Peureulak" yang bisa
dibuat perahu. Kita ketahui beberapa bangsa lain juga mengenal jenis pohon
tertentu untuk membuat perahu seperti pohon Papirus, yang dibuat perahu oleh
bangsa Mesir Kuno dan pohon Balzak yang dipergunakan oleh bangsa Aztek dan Inca
untuk mengarungi samudra Atlantik pada masa Purba, yang terkenal dengan
ekspedisi Kontikinya. Negeri Peureulak adalah termasuk negeri tertua di Sumatera
yang namanya dari dahulu hingga sekarang tetap tidak berubah-ubah. Dalam suatu
tradisi yang dibuat sambung-bersambung maka dalam sejarah Peureulak terdapat dua
konsentrasi kekuasaan dengan dua dinasti yang pada satu saat pernah memerintah
bersamaan dengan ibukota negara yang berbeda. Yang pertama ialah dinasti Sayid
atau dinasti Aziziah, tadinya merupakan seorang pendatang dari Persia
dan menetap di Peureulak.
Mereka akhirnya dapat mendirikan sebuah kerajaan yang berkedudukan
di Peureulak Baroh atau Bandar Khalifah.
Dinasti Sayid Maulana merupakan pendiri kerajaan Peureulak berkuasa
selama 148 tahun yaitu 225-377 H. = 840-988 M. dengan Sultan yang pertama
bernama: Alaiddin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah (225-249H. = 840-864M.). Dinasti
Sayid ini hanya berkuasa sampai lima generasi saja karena kemudian timbul
kekuasaan baru dari kalangan para Meurah (Mohrat = maharaja) yang pertama
turunan Syahir Nawi.
Pada masa pemerintahan Sultan Makhdar Alaiddin Abdulkadirsyah
918-922M. terjadi perebutan kekuasaan antara dinasti Aziziah dan Dinasti Meurah
di bagian Tunong dan sejak itu mulailah memerintah para Meurah Peureulak asli.
Mereka memindahkan pusat kekuasaan dari Bandar Khalifah ke suatu dataran yang
sangat subur, dikelilingi oleh sungai yang memudahkan untuk lalu-lintas di hulu
sungai Tuan. (Disinilah putri Nurul A'la dimakamkan dan ke sini pulalah kami
berkunjung namun petunjuk bekas keraton belum dapat kami lihat karena tidak
nampak dari permukaan tanah, mungkin dengan ekskavasi dapat dicari jejak bekas
keraton?).
Sejak masa Sultan Abdulkadir ini dapat dikatakan bahwa kerajaan
Peureulak terpusat di dua tempat, yang pertama di Bandar Khalifah (letaknya di
kota kecamatan
Peureulak sekarang) dan di Tunong. Pada masa pemerintahan Muhammad Aminsyah
(1225-1263 M.) salah seorang putri Peureulak bernama Ganggang Sari menikah
dengan Marah Silu (Malik As Shaleh) pendiri kerajaan Samudra Pasai.
Dengan ini terbukalah kemungkinan bahwa kerajaan Islam yang tertua
di Indonesia sebenarnya adalah kerajaan
Peureulak. Beberapa petunjuk telah memberi jalan ke arah itu. Penelitian
sumber-sumber primer dan penggalian kepurbakalaan akan banyak membantu menunjang
berhasilnya penulisan kerajaan Peureulak.
Hai Pemuda
09:02
No Comments
Oleh : SayyidQuttub
lnilah
saya. Baru sahaja kembali dari Syria dan Lebanon. Saya membawa salam dan
saudara-saudarmu di sana. Dengan itu saya membawa tanggunganjawab yang besar
yang telah diberikan oleh seluruh manusia ke pundak saudara-saudara di sini.
Orang-orang yang telah mencuba segala macam parti, segala macam politik dan
segala macam cara. Akhirnya mereka sampai kepada kesimpulan bahawa cara
saudara-saudaralah yang merupakan jalan yang benar. Akhirnya mereka membebani
saudara-saudara dengan beban seluruh masa depan. Masa depan tanah air yang
sedang berjuang untuk mencapai kemerdekaannya, untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik, kehidupan yang pantas bagi suatu umat yang telah dikatakan
Allah:
“Kamu
adalah umat terbaik yang pernah ditampilkan untuk kepentingan
manusia.”
Hai
pemuda Ikhwan! Orang-orang di segala tempat bertanya-tanya tentang saudara,
tentang politik saudara, tentang kecenderungan saudara. Ketahuilah bahawa
sekarang ini seluruh pandangan tertumpah kepada saudara-saudara, semua mara
tertuju kepada saudara. Semua hal yang kecil baik yang besar yang saudara
lakukan diperhatikan orang. Saudara-saudara tidak hanya hidup untuk diri
saudara-saudara sahaja, tidak hanya untuk tanah air saudará-saudara sahaja,
tanah air yang kecil, iaitu Mesir ini. Sekarang ini saudara-saudara hidup di
suatu alam yang terhampar luas sekali, iaitu Dunia Islam.
Hai
pemuda Ikhwan, anda adalah tokoh masa depan.
Masa
depan adalah milikmu dalam pertempuran yang menentukan yang akan terjadi.
Pertarungan pembebasan yang agung yang akan dilakukan oleh tanah air Islam.
Pertarungan yang bahagian-bahagiannya sekarang sedang dilakukan di Tunis, di
Morokko dan di lain-lain tempat di atas permukaan dunia ini. Perjuangan
menentang penjajahan dengan segala bentuk dan manifestasinya baik ia datang
dalam bentuk tank waja dan meriam, mahupun dalam bentuk persetujuan dan
perjanjian atau dalam bentuk perkumpulan dan kelompok, kepada siapa tunduk
aparat-aparat negara, mass media dan radio, sebagaimana anda lihat sendiri
sekarang ini.
Tunis
dan Marokko sekarang iñi sedang bertempur di ‘pinggir suatu perjuangan yang
menentukan yang telah pasti akan terjadi di masa depan. Anda semua tentu tahu
bahawa Perancis tidak sendirian dalam melakukan Perjuangan ini, tetapi di
belakangnya terdapat seluruh kekuatan kolonialis Barat, termasuk
neo-kolonialisme yang tidak tampak jelas mukanya bagi rakyat. Neo-kolomalisme
ini menyeludup ke dalam kalangan rakyat dalam bentuk perkumpulan, dalam béntuk
kelompok yang dibiayai secara besarbesaran. Ia memamerkan diri secara
besar-besaran. Ia tidak peduli kalau ada orang yang bertanya dari mana datangnya
jumlah wang yang demikian besarnya.
Hai
pemuda Ikhwan! Kewajipanmu dalam perjuangan yang akan datang tidak bertepuk
tangan untuk Tunis dan Morokko. Bukan hanya mengutuk Perancis atau menyingkapkan
tabir-tabir palsu yang selalu dibuat oleh budak-budak Perancis di Mesir, Lebanon
dan di segalá tempat. Tidak! Tidak! Kewajipanmu jauh melampaui lingkungan yang
sempit ini. Kamu harus merobek seluruh kulit palsu kolonialisme, tabir
organisasi dan perkumpulan yang bekerja untuk kepentingan neo-kolonialisme, yang
dibiayai dengan dana yang besar sekali, dan juga yang bekerja tanpa rasa segan
dan malu.
Suratkabar
dibeli secara kodian di setiap tempat. Maka kewajipan kamu, kamu yang di tiap
kota jumlahnya ribuan orang. Kamu yang di setiap desa jumlahnya ratusan orang.
Seluruh kamu harus menjadi lidah dakwah dalam menghadapi seluruh penjajahan.
Dalam menghadapi seluruh antekantek penjajah. Kewajipan kamu adalah untuk
mengimbangi pekerjaan suratkabar yang sekarang ini dibeli dalam jumlah yang
besar sekali. Kewajipan kamu adalah di perguruan tinggi di kalangan
pemuda-pemuda yang berpendidikan, kewajipan kamu dalam rapat-rapat, kewajipan
kamu di jalan-jalanan, di desa-desa dan kampung-kampung.
Kamulah
hai pemuda Ikhwan, hanya kamu sahajalah, yang dapat menjadi selebaran hidup yang
pergi ke segala tempat, yang masuk ke segala rumah, yang berada di setiap
sekolah. Kamu menyiarkan kesedaran di kalangan rakyat, kamu membukakan
komplot-komplot penjajah, dan kamu membukakan konspirasi kejam yang sedang
dilakukan di Tunis dan Marokko dan semua bangsa yang ditindas oleh penjajah, dan
oleh kaki tangan penjajah.
Hai
pemuda Ikhwan! Hai semua pemuda yang mendengarkan katakata ini dalam rangka
dakwah. Kewajipan yang terdapat di atas pundak masing-masing kamu adalah untuk
membacakan kata-kata ini paling kurangnya kepada seluruh orang. Sepuluh orang di
setiap tempat. Kita berada dalam situasi yang amat menentukan dengan kaki-tangan
penjajah, bukan di Mesir sahaja, tetapi juga di seluruh dunia. Kita harus
menghancur penjajahan. Kita harus membukakan topeng kaki-tangan para
penjajah.
Hai
pemuda Ikhwan! Inilah sebuah seruan secara tergesa yang saya tujukan kepada kamu
pada saat saya kembali.
Saya
bawa seruan ini kepada kamu bersama dengan salam saudarasaudaramu di segala
tempat. Sampai saya bertemu dengan kamu dalam rapat-rapat kamu. Di sana akan
kita bicarakan bagaimana kita merencanakan bagaimana kita akan berjuang, bukan
hanya untuk Mesir sahaja bukan hanya untuk Tunis dan Morokko sahaja. Tetapi
untuk setiap jengkal tanah yang telah dikotori oleh penjajah, di mana
kaki-tangan penjajah itu beroperasi.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wa barakatuh.
Saudaramu,
Sayid Qutb.