Harga Seorang Ibu

Apakah Seorang Ibu bisa Dihargai ?? Berapa Anda Mau Beli??

Kami Anak Rohis Masalah Buat Lo...;

Rohis Jadi sorotan Gara-Gara sering dituduh Sarang Teroris

Jadi Akhwat Kudu Kuat

Anda Kuat Dunia Kuat

Film Baru Hina Nabi

Muncul Lagi Maunya Apa Sih??

Negara-Negara Terkorup

9 Desember Adalah Hari Anti Korupsi Sedunia

Saturday, 28 July 2012

Pertobatan Cewek Punk Bernama Intan

Intan, Dari Seorang Punk, Kini Menjadi Muslimah Kaffah
Intan, kini menemukan gaya hidup yang sejati yaitu ISLAM
Jum'at, 27 Juli 2012

Hidayatullah.com--Alkisah tahun 2007-2008.  Wanita bernama lengkap Intan Dwi ini mengalami pemberontakan batin. Sebagai akibatnya, gadis kelahiran 24 April 1995 jarang pulang ke rumah. Kalaupun pulang, paling cepat biasanya hanya dua minggu sekali.   Musik punk dan kehidupan jalanan akhirnya menjadi pilihan hidupnya saat itu. Jiwa pemberontakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dirinya.
“Itu gaya hidupnya,” jawab Intan kepada hidayatullah.com saat ditanya tentang alasannya tertarik menjalani hidup sebagai anak punk.
Intan bercerita, selama nge-punk ia tinggal tak menentu. Tidur di jalanan mulai dari jalur Sukabumi, Cibinong hingga Ciawi Puncak Bogor Jawa Barat. Mengamen, bersenang-senang dengan rekan-rekannya sebagai sesuatu yang ia jalani, setelah ia terpengaruh dari gaya hidup band-band punk.  Ia menyebut band seperti Rancid, Ramones hingga Sex Pistols.
Rupanya takdir berkata lain. Titik jenuh menghampirinya di tahun 2010, setelah selama 2009 dia mengalami proses pertempuran batin. Rasa bosannya membuat dia membutuhkan suasana baru dari sekitar mengamen, makan, senang-senang. Intan mulai tersadarkan ketika Allah Subhana Wa Ta’alah mempertemukan dia dengan komunitas bernama Punk Muslim.
“Semua ini karena do’a dari orangtua,” jelas gadis yang bisa bermain gitar ini.
Di Punk Muslim, dia mulai mengikuti pengajian rutin bersama teman-teman barunya.  Mulai dari belajar membaca Al-Qur’an hingga materi-materi akiidah Islamiyah seperti; marifatullah, marifatul rasul dan fiqih wanita dan nilai-nilai agama lainnya.
“Banyak banget perubahan, terutama mungkin dari keluarga lebih memerhatikan, dan tetangga lebih segan ke kita. Sekarang juga semakin banyak teman, semakin menambah wawasan jadi bisa tahu dunia lain juga,” jelasnya di sela-sela Aksi Peduli Rohingya, Kamis (26/07/2012).
Sejak pilihannya untuk meninggalkan punk, Intan bukan hanya meninggalkan atribut punk, tapi dia juga istiqomah dalam menutup aurat. Jilbab panjang hingga ke pinggang. pakaian lebar menemani rok panjang dan kaos kakinya lengkap ke mana-mana.
Sekarang, tak terlihat lagi lekuk-tubuh seperti dulu ketika dia biasa memakai celana jins ketat. Yang tersisa hanya telapak tangan dan wajah yang penuh senyum nan anggun.
Intan mengaku, apa yang telah ia rasakan dalam beragam bentuk pengalaman itu membuatnya sadar betapa cintanya Allah dalam hidupnya melalui hidayah ini.
Ramadhan ini adalah yang ketiga kali dia sudah bersama keluarga, setelah sebelumnya tak pernah menjalankan ibadah puasa dan tak pernah menikmati Ramadhan di rumah secara khusyu'.
Saat ini, Intan selalu memanfaatkan Ramadhan untuk memuhasabah dirinya.
Dari Ramadhan pula, dia belajar membuka mata hati untuk mendekatkan diri pada Allah Subhanahu Wata'ala, karena dengan Ramadhan ia jadi tahu bagaimana menyelami makna hidup.
“Aku mau meneruskan sekolah, lalu kuliah dan pengen lebih mengejar cita-cita dan memperbaiki diri lebih baik lagi dari sebelumnya,” jelas gadis yang bercita-cita menjadi psikolog ini.
Punk Muslim
Sebagaimana diketahui, Punk Muslim adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh Almarhum Budi Chaeroni. Budi yang juga seorang anak punk tiba-tiba mendapatkan hidayah dari Allah. Dalam hidayahnya Budi ingin mengajak teman-teman punk-nya untuk belajar mengaji dan mendekatkan diri pada Islam.
Budi meninggal pada tahun 2007 dalam sebuah kecelakaan motor yang sebabkan dia mengalami pendarahan otak. Setelah kepergian Budi, Punk Muslim tetap berjalan diteruskan oleh sahabat-sahabatnya.
Intan, adalah salah satu dari ragam warna anak-anak punk yang akhirnya bisa mengerti arti Islam dalam hidup. Bukan hanya meninggalkan punk, Intan juga sudah meninggalkan bermusik dan hingga hari ini istiqomah dengan menutup aurat.
Ia telah membuat punk menjadi lebih mengenal Islam dan Muslim, sebelum kata Muslim itu justru membunuh punk itu sendiri dan bagaimana hanya cukup total menjalani hidup sebagai seorang Muslim. Inilah gaya hidup sejati dan terakhia seorang Intan saat ini.
"Islam Is My Life, Is My Way, Is My Attitude!," ujarnya.*

Rep: Thufail Al-Ghifari
Red: Cholis Akbar

Ternyata Dalam Jantung Kita Ada Otak

  Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan ….

Para ilmuwan sekarang baru berbicara tentang otak yang berada dalam jantung (hati) yang terdiri dari 40.000 neuron, yaitu yang kita sebut "akal" yang terdapat di pusat jantung. Akal inilah yang bertugas memandu otak untuk melaksanakan fungsinya. Oleh karena itu Allah menjadikan jantung sebagai sarana untuk memahami. Firman-Nya:

 
(أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آَذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ) [الحج: 46]

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Ayat ini menegaskan bahwa jantung (hati) itu berpikir dan sadar. Anehnya, sebagian ilmuwan akhir-akhir ini baru menemukan hubungan antara hubungan hati dengan kesadaran dan berfikir. Mahasuci Allah.

--------------------

Abduldaem Al-Kaheel

www.kaheel7.com/id

 

Referensi:

1- Pearsall P, Schwartz GE, Russek LG, Changes in heart transplant recipients that parallel the personalities of their donors, School of Nursing, University of Hawaii, www.springerlink.com, 2000.

2- Paul Pearsall, The Heart's Code: Tapping the Wisdom and Power of Our Heart Energy, New York, Broadway Books, 1998.

3- Linda Marks, THE POWER OF THE HEART, www.healingheartpower.com, 2003.

4- Dorothy Mandel, Spirit and Matter of the Heart, Grace Millenium, Winter 2001.

5- Linda Marks, The Power of the Soul-Centered Relationship, HeartPower Press, 2004.

6- Paul Pearsall, Gary E. Schwartz, Linda G. Russek, Organ Transplants and Cellular Memories, Nexus Magazine, April - May 2005.

7- Schwartz GER, Russek, LGS. The Living Energy Universe. Charlottesville, VA: Hampton Roads Publishing, 1999.

8- His Heart Whirs Anew, Washington Post, August 11, 2007.

Biografi Soichiro Honda




Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya.
Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor.
Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki “raja jalanan”.


Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri “kerajaan” Honda - Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.


“Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.


Kecintaannya kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.


Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.


Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.


Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.


Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.


Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar.


Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.


Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.


“Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” ujar Honda, yang gandrung balap mobil.


Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.


Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.


Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.


Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Disini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobilnya, menjadi “raja” jalanan dunia, termasuk Indonesia.


Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru.


Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin.













ila Online - Just For Fun
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia

Site Search