Harga Seorang Ibu

Apakah Seorang Ibu bisa Dihargai ?? Berapa Anda Mau Beli??

Kami Anak Rohis Masalah Buat Lo...;

Rohis Jadi sorotan Gara-Gara sering dituduh Sarang Teroris

Jadi Akhwat Kudu Kuat

Anda Kuat Dunia Kuat

Film Baru Hina Nabi

Muncul Lagi Maunya Apa Sih??

Negara-Negara Terkorup

9 Desember Adalah Hari Anti Korupsi Sedunia

Saturday, 30 June 2012

Khutbah Rasulullah dan Piagam Madinah


Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam memasuki kota Madinah pada bulan Rabi'ul Awal dan menetap di sana. Kemudian pada bulan Shafar tahun berikut beliau mem-bangun masjid dan tempat tinggal beliau. Lalu kaum Anshar yang merupakan penduduk asli kota Madinah berbondong-bondong masuk Islam sehingga tidak tersisa satu rumah pun melainkan penghuninya telah memeluk Islam. Kecuali beberapa kabilah seperti Khatmah, Waqif, Wail dan Umayyah, mereka adalah kabilah dari suku Aus. Mereka tetap bersikeras di atas kemusyrikan.

Khutbah pertama yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam -menurut riwayat yang sampai kepadaku dari Abu Salamah bin Abdurrahman dan aku berlindung kepada Allah dari mengada-ada atas nama Rasulullah- adalah beliau berdiri di hadapan mereka lalu mengucapkan hamdalah dan memuji Allah Ta'ala kemudian berkata:

"Amma ba'du, wahai sekalian manusia, persiapkanlah bekal untuk dirimu kelak. Demi Allah ketahuilah bahwa masing-masing kalian akan dikejutkan dengan kematian hingga ia meninggalkan kambing-kambingnya tanpa penggembala. Kemudian Allah akan berbicara kepadanya tanpa melalui penerjemah dan tanpa penghalang: "Bukankah rasul-Ku telah datang kepadamu dan menyampaikannya kepadamu? Bukankah Aku telah mencurahkan harta kepadamu dan Aku lebihkan bagimu? Lalu apa yang telah engkau lakukan untuk bekal dirimu?" Ia menoleh ke kanan dan ke kiri namun ia tidak melihat apapun. Lalu ia melihat ke depan namun yang terlihat olehnya hanyalah Neraka jahannam. Maka barangsiapa dapat menjaga wajahnya dari api Neraka meskipun dengan sebiji kurma hendaklah ia lakukan. Bagi yang tidak punya maka cukup dengan perkataan yang elok. Karena setiap kebaikan akan dilipatganda-kan pahalanya sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat."
As-Salaamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu.

Dalam kesempatan berikutnya Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam berkhutbah:

"Segala puji hanyalah milik Allah semata, saya memujiNya, memohon pertolongan kepadaNya dan berlindung kepadaNya dari keburukan diri kami dan dari kejelekan amal kami. Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah niscaya tidak ada yang dapat menyesatkannya. Barangsiapa yang disesatkan olehNya niscaya tidak ada satu pun yang dapat memberinya hidayah. Saya bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata tiada sekutu bagiNya. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sungguh beruntunglah orang yang Allah hiasi hatinya dengan Kitabullah dan memasukkannya ke dalam Islam setelah kekafirannya serta lebih memilih Kitabullah daripada perkataan-perkataan manusia. Karena sesungguhnya Kitabullah adalah sebaik-baik dan seindah-indah perkataan.

Cintailah apa yang dicintai Allah dan cintailah Allah dengan sepe-nuh hati kalian, janganlah kalian bosan membaca Kalamullah dan dzikrullah. Dan janganlah sampai hati kalian mengeras, karena Allah akan memilih dan mengistimewakan dari setiap apa yang telah dicipta-kanNya. Allah telah menamakannya sebagai amal yang terpilih dan terbaik {Yaitu Allah telah menamakan dzikir dan tilawah Al-Qur'an sebagai amal-amal pilihan yang terbaik, dalilnya firman Allah: "Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya." (Al-Qashash: 68)}
Dan mengistimewakan sebagian hambaNya {Yaitu Allah menamai sebagian hambaNya dengan Mushthafa (hamba pilihan)}.
Cintailah perkataan yang baik dan cintai juga perkara halal dan haram yang telah ditetapkan bagi kalian. Sembahlah Allah semata janganlah berbuat syirik kepada-Nya. Bertakwalah dengan sebenar-benar takwa. Jujurlah karena Allah dalam bertutur kata. Dan hendaklah kalian saling mencintai karena Allah. sesungguhnya Allah pasti marah bila perjanjianNya dilanggar." Was salamu 'alaikum.
Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam menulis sebuah piagam buat kaum Muhajirin dan Anshar berisi perjanjian damai dengan kaum Yahudi di Madinah, Rasulullah membiarkan mereka tetap memeluk agama mereka dan tidak mengusik harta benda mereka. Rasulullah menetapkan beberapa persyaratan kepada mereka, beliau menulis sebagai berikut:

Bismillahirrahmanirrahim,

Ini adalah kitab yang ditulis oleh Muhammad Nabiyullah buat kaum mukminin muslimin dari kalangan Quraisy dan Yatsrib, orang-orang yang mengikuti dan menyertai mereka serta berjuang bersama mereka. Bahwa mereka adalah umat yang satu. Kaum Muhajirin Quraisy tetap sebagaimana status mereka dahulu (Yakni status sebelum masuk Islam), saling bantu-membantu dalam membayar diyat di antara mereka serta menebus saudara mereka yang tertawan dengan cara yang ma'ruf dan adil terhadap kaum mukminin. Bani 'Auf juga sebagaimana status mereka dahulu saling bantu memban-tu dalam membayar diyat sebagaimana dahulu, setiap kelompok menebus saudara mereka yang tertawan dengan cara yang ma'ruf dan adil terhadap kaum mukminin.

Bani Sa'idah juga sebagaimana status mereka dahulu saling bantu membantu dalam membayar diyat sebagaimana dahulu, setiap kelompok menebus saudara mereka yang tertawan dengan cara yang ma'ruf dan adil terhadap kaum mukminin.

Bani Al-Harits juga sebagaimana status mereka dahulu saling bantu membantu dalam membayar diyat sebagai-mana dahulu, setiap kelompok menebus saudara mereka yang tertawan dengan cara yang ma'ruf dan adil terhadap kaum mukminin.

Bani Jusyam juga sebagaimana status mereka dahulu saling bantu membantu dalam membayar diyat sebagaimana dahulu, setiap kelompok menebus saudara mereka yang tertawan dengan cara yang ma'ruf dan adil terhadap kaum mukminin.

Bani An-Najjar juga sebagaimana status mereka dahulu saling bantu membantu dalam membayar diyat sebagaimana dahulu, setiap kelompok menebus saudara mereka yang tertawan dengan cara yang ma'ruf dan adil terhadap kaum mukminin.

Bani Amru bin 'Auf juga sebagaimana status mereka dahulu saling bantu membantu dalam membayar diyat sebagaimana dahulu, setiap kelompok menebus saudara mereka yang tertawan dengan cara yang ma'ruf dan adil terhadap kaum mukminin. Bani An-Nabiit juga sebagaimana status mereka dahulu saling bantu membantu dalam membayar diyat sebagaimana dahulu, setiap kelompok menebus saudara mereka yang tertawan dengan cara yang ma'ruf dan adil terhadap kaum mukminin. Bani Al-Aus juga sebagaimana status me-reka dahulu saling bantu membantu dalam membayar diyat sebagaimana dahulu, setiap kelompok menebus saudara mereka yang tertawan dengan cara yang ma'ruf dan adil terhadap kaum mukminin.

Sesungguhnya kaum mukminin tidak membiarkan saudaranya terlilit utang dan tanggungan yang berat dengan memberikan secara ma'ruf bantuan kepadanya dalam membayar tebusan ataupun diyat. Dan tidak mengikat perjanjian dan transaksi apapun terhadap budak saudaranya sesama mukmin tanpa sepengetahuannya. Sesungguhnya kaum muk-minin mencegah saudaranya yang berbuat jahat atau hendak berbuat zhalim, dosa, pelanggaran dan kerusakan di tengah mereka. Mereka semua saling bahu-membahu dalam mengatasinya. Meskipun pelakunya adalah anak salah seorang dari mereka. Seorang mukmin tidak boleh membunuh saudaranya sesama mukmin karena tuntutan qishash orang kafir dan tidak boleh menolong orang kafir atas kaum mukminin.

Sesungguhnya perlindungan Allah itu berlaku untuk semua lapisan kaum mukminin. Allah melindungi orang yang dilindungi seorang muk-min walaupun derajatnya rendah. Sesungguhnya kaum mukminin saling melindungi satu sama lainnya terhadap orang lain. Dan bahwasanya siapa saja yang mengikuti kami dari kalangan Yahudi maka ia berhak men-dapat pembelaan dan patut diteladani, tidak akan dizhalimi, tidak akan dibiarkan kepada orang yang memerangi mereka. Dan sesungguhnya per-damaian yang dilakukan oleh setiap kaum mukminin itu sama statusnya.

Seorang mukmin tidak boleh mengadakan perdamaian dengan orang kafir di medan pertempuran fi sabilillah kecuali dengan persyaratan yang adil dan sama rata.
Setiap pejuang yang turut berperang bersama kaum muslimin harus saling bahu membahu sesama mereka. Sesungguhnya setiap kaum mukminin harus menuntut balas atas darah saudaranya yang ditumpahkan fi sabilillah. Sesungguhnya kaum mukminin muttaqin berada di atas petunjuk yang terbaik dan paling lurus. Dan sesungguhnya seorang musyrik tidak berhak melindungi harta dan jiwa kaum Quraisy. Dan tidak dapat menghalangi kaum mukminin terhadapnya. Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin tanpa hak maka dia harus menanggung hukumannya (qishash atau diyat) kecuali dimaafkan oleh wali yang terbunuh. Dan se-luruh kaum mukminin harus menuntutnya dan tidak halal bagi mereka kecuali mengajukan tuntutan.

Dan sesungguhnya tidak halal bagi setiap mukmin yang menyetujui perjanjian ini dan beriman kepada Allah dan rasulNya serta hari Akhirat untuk membantu atau melindungi pelaku bid'ah. Dan barangsiapa menolong atau melindunginya maka atasnya laknat Allah dan kemurkaanNya pada hari Kiamat. Tidak akan diterima tebusan atau ganti apapun darinya pada Hari Kiamat nanti. Dan apabila kalian berselisih tentang suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah dan RasulNya.

Sesungguhnya kaum Yahudi harus selalu memberikan bantuan materi kepada kaum mukminin untuk berperang. Sesungguhnya Yahudi Bani 'Auf adalah umat yang satu bersama kaum mukminin, kaum Yahudi bebas menjalankan agama mereka dan kaum muslimin juga bebas menjalankan agama mereka, demikian pula dalam urusan budak dan pribadi mereka. Kecuali orang-orang yang berbuat zhalim atau berbuat dosa maka sesungguhnya ia hanyalah membinasakan diri dan hartanya sendiri. Demikian pula perjanjian ini berlaku juga buat:

  • Yahudi Bani Najjar.
     

  • Yahudi Banil Harits.
     

  • Yahudi Bani Saa'idah.
     

  • Yahudi Bani Jusyam.
     

  • Yahudi Banil Aus.
     

  • Yahudi Bani Tsa'labah.

Kecuali orang-orang yang berbuat zhalim atau berbuat dosa maka sesungguhnya ia hanyalah membinasakan diri dan hartanya sendiri.

Dan sesungguhnya suku Jafnah adalah salah satu suku dari kabilah Tsa'labah sama statusnya seperti mereka. Demikian pula Bani Asy-Syuthaibah statusnya sama seperti Yahudi Bani 'Auf. Sesungguhnya kebaikan dan kesetiaan itu harus menjadi penghalang berbuat dosa.

Dan sesungguhnya budak-budak Bani Tsa'labah sama statusnya dengan tuannya. Dan bithanah (orang-orang dekat) Yahudi sama statusnya dengan mereka. Tidak ada seorang pun yang terlepas dari perjanjian ini kecuali dengan seizin Muhammmad Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam. Sesungguhnya tidak boleh meng-halangi tuntutan pembalasan atas sebuah luka. Barangsiapa yang menye-rang sesungguhnya ia hanyalah menyerang diri dan hartanya. Kecuali orang-orang yang berbuat zhalim. Sesungguhnya Allah telah meridhai perjanjian ini.

Orang-orang Yahudi bebas mengurus nafkah mereka demikian pula kaum mukminin bebas mengurus nafkah mereka. Sesungguhnya mereka harus saling tolong menolong atas siapa saja yang menyerang pihak yang terikat dengan perjanjian ini. Dan mereka harus saling menasehati, sesungguhnya kebaikan dan kesetiaan itu harus menjadi penghalang ber-buat dosa. Sesungguhnya seseorang tiada berdosa karena kejahatan orang yang dilindunginya. Dan sesungguhnya pertolongan itu wajib diberikan kepada orang yang teraniaya. Sesungguhnya kaum Yahudi harus selalu memberikan bantuan materi kepada kaum mukminin untuk berperang.( Hal ini berlaku sebelum diwajibkannya jizyah ketika itu Islam masih lemah dan kaum Yahudi ketika itu memiliki bagian dari harta rampasan perang apabila mereka berperang bersama kaum muslimin, dalam perjanjian ini disyaratkan mereka harus memberikan bantuan dalam peperangan)

Dan sesungguhnya kota Yatsrib (Madinah) ini adalah tanah haram bagi pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian ini. Sesungguhnya tetangga itu harus dihormati seperti menghormati diri sendiri, janganlah merugikan tetangga dan janganlah berbuat jahat terhadapnya. Janganlah melanggar batas-batas kecuali dengan izin pemiliknya.

Sesungguhnya masalah atau pertikaian apapun yang terjadi di antara pihak-pihak yang terikat perjanjian dan dikhawatirkan mengancam per-janjian ini maka harus dikembalikan kepada Allah Ta'ala dan Muhammad Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam. Sesungguhnya Allah memelihara isi perjanjian ini dan merestuinya. Janganlah melindungi kaum musyrikin Quraisy dan jangan pula orang yang menolong mereka.

Pihak-pihak yang terikat perjanjian harus saling membantu jika ada pihak luar yang berusaha menyerang Madinah. Jika mereka diajak berdamai maka hendaklah diterima ajakan damai tersebut. Jika mereka mengajak berdamai maka mereka memiliki hak atas kaum mukminin. Kecuali bagi mereka yang memerangi agama. Tiap-tiap orang berhak mendapat bagian sesuai dengan posisinya. Se-sungguhnya Yahudi Bani Aus, budak-budak serta diri mereka juga terikat dengan perjanjian ini. Mereka berhak mendapat perlakuan baik dari pihak-pihak yang terikat dengan perjanjian ini. Sesungguhnya kebaikan dan kesetiaan itu harus menjadi penghalang berbuat dosa. Setiap orang mempertanggung jawabkan perbuatannya masing-masing. Sesungguhnya Allah membenarkan perjanjian ini dan merestuinya. Dan sesungguhnya perjanjian ini tidaklah melindungi orang-orang zhalim atau jahat. Setiap orang bebas keluar masuk Madinah kecuali orang-orang yang zhalim dan jahat. Sesungguhnya Allah melindungi orang-orang yang berbuat baik dan bertakwa.

Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshar

Ibnu Ishaq berkata: "Rasulullah mempersaudarakan para sahabat beliau dari kaum Muhajirin dan Anshar - aku berlindung kepada Allah dari mengatakan apa yang tidak beliau ucapkan-:

"Saling bersaudaralah kalian karena Allah dengan berpasang-pasangan!" Kemudian beliau mengambil tangan Ali bin Abi Thalib, lalu bersabda: "Ini adalah saudaraku!"

Rasulullah, penghulu para nabi, imam orang-orang yang bertak-wa, utusan Rabb semesta alam yang tiada suatu hamba pun yang menya-mainya, dengan Ali bin Abi Thalib adalah dua bersaudara. Hamzah bin Abdul Muthalib singa Allah dan singa rasulNya, paman Rasulullah dengan Zaid bin Haritsah Maula Rasulullah adalah dua bersaudara. Dan kepadanyalah Hamzah memberikan wasiat pada hari perang Uhud bila beliau gugur di medan perang. Ja'far bin Abi Thalib pemilik dua sayap dan Muadz bin Jabal saudara Bani Salamah adalah dua bersaudara.

Abu Bakar Ash Shidiq bin Abi Quhafah dan Kharijah bin Zuhair adalah dua bersaudara. Umar bin Khatthab dan 'Itban bin Malik adalah dua bersaudara. Abu Ubaidah bin Al-Jarah dan Saad bin Muadz adalah dua bersaudara. Abdurrahman bin 'Auf dan Saad bin Ar Rabii' adalah dua bersaudara. Zubair bin Awwam dan Salamah bin Salamah bin Waqqas adalah dua bersaudara. Utsman bin Affan dan Aus bin Tsabit bin Al-Mundzir adalah dua bersaudara. Thalhah bin Abdullah dan Ka'ab bin Malik adalah dua bersaudara. Said bin Zaid Bin 'Amru bin Nufail dan Abi Ibnu Ka'ab adalah dua bersaudara. Mush'ab bin Umair dan Abu Ayyub Khaid bin Zaid adalah dua bersaudara. Abu Hudzaifah bin 'Utbah dan 'Abbad bin Basyar adalah dua bersaudara. 'Ammar bin Yasir dan Hudzaifah Ibnul Yaman adalah dua bersaudara. Abu dzr Al-Ghifari dan Al-Mundzir bin 'Amru adalah dua bersaudara. Hathib bin Abi Balta'ah dan 'Uwaim bin Sa'adah adalah dua bersaudara. Salman Al-Farisy dan Abu Darda' adalah dua bersaudara. Bilal maula Abu Bakar dan Abu Ruwaihah adalah dua bersaudara. Mereka itulah nama-nama yang dise-butkan Rasulullah ketika beliau mempersaudarakan para sahabatnya.

Kisah Adzan

Ketika Rasulullah telah menetap dengan tenang di Madinah bersama para sahabat dari kaum muhajirin dan Anshar, Dien Islam telah kokoh, shalat telah ditegakkan, zakat dan puasa telah diwajibkan, hukum pidana telah diterapkan, haram dan halal telah disyari'atkan, Islam telah tegak di tengah-tengah mereka dan kaum Anshar telah menyerahkan tanah air mereka dan beriman kepada Allah dan RasulNya. Awal mula ketika Rasulullah menetap di kota Madinah, kaum muslimin mengerjakan shalat bersama Rasulullah apabila waktu shalat telah datang tanpa ada panggilan atau seruan. Pada awalnya Rasulullah ingin menjadikan terompet seperti yang digunakan orang-orang Yahudi untuk panggilan ibadah mereka. Akan tetapi kemudian Rasulullah tidak menyukainya. Kemudian beliau memerintahkan agar membuat lonceng yang dipukul untuk me-manggil kaum muslimin mengerjakan shalat.

Dalam keadaan demikian, Abdullah bin Zaid bin Tsa'labah saudara Al-Hariits bin Al-Khazraj mendengar seruan adzan dalam mimpinya. Ia datang menemui Rasulullah dan berkata: 'Wahai Rasulullah, tadi malam aku bermimpi didatangi seseorang, lalu seorang lelaki yang menge-nakan dua potong baju berwarna hijau lewat di hadapanku. Ia membawa lonceng di tangannya. Saya berkata kepadanya: 'Wahai hamba Allah, maukah engkau menjual lonceng itu?'
'Untuk apa?' tanyanya pula.
'Untuk kami jadikan alat memanggil kaum muslimin berkumpul mengerjakan shalat' jawabku.
Lelaki itu berkata: 'Maukah engkau aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik daripada itu?'
'Apa itu?' aku balik bertanya.
Dia menjawab: "Ucapkanlah:
Allahu Akbar Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar,
Asyhadu allaa ilaaha illallah, Asyhadu allaa ilaaha illallah,
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.,
Hayya 'alash shalah, Hayya 'alash shalah,
Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah,
Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Laailaaha illallah."

Ketika Abdullah mengabarkan mimpinya itu kepada Rasulullah, Beliau bersabda: "Sesungguhnya itu adalah mimpi yang haq, pergilah dan temui Bilal, lalu ajarkan lafazh itu agar dia mengumandangkannya. Karena suara Bilal lebih keras daripada suaramu. Ketika Umar bin Khat-thab mendengar Bilal mengumandangkan seruan adzan itu, dia keluar menemui Rasulullah lalu berkata: "Wahai Nabiyullah, demi Allah yang telah mengutus engkau dengan haq, sungguh aku telah mendengar seruan itu dalam mimpiku." Rasulullah bersabda: "Segala puji bagi Allah atas semua itu."

Kisah Tentang Sejumlah Sahabat yang Tertimpa Penyakit

Diriwayatkan dari 'Aisyah radliyallâhu 'anha, dia berkata: "Ketika Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam tiba di Madinah, kota itu adalah sarang wabah penyakit demam. Banyak dari sahabat Rasulullah yang tertimpa wabah itu. Namun Allah Ta'ala meng-hindarkan RasulNya dari penyakit itu. Ketika itu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Amir bin Fuhairah dan Bilal maula Abu Bakar tinggal dalam satu rumah. Mereka semua terserang penyakit demam. Maka aku pun datang untuk menjenguk mereka -peristiwa ini terjadi sebelum turunnya perintah hijab-. Hanya Allah yang tahu tentang beratnya sakit yang mereka alami. Aku pun datang menemui Abu Bakar dan menyapanya: "Bagaimana keadaanmu wahai ayahku?" Abu Bakar menyahut:
"Setiap orang boleh bersenang-senang bersama keluarganya di waktu pagi
Padahal kematian itu lebih dekat dengannya daripada tali sandalnya."
Demi Allah Abu Bakar tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan. Kemudian aku datang menemui 'Amir bin Fuhairah, dan bertanya kepa-danya: "Bagaimana keadaanmu wahai 'Amir?"

Dia menyahut:
Sungguh aku telah merasakan kematian sebelum aku mengalaminya
Sesungguhnya seorang pengecut selalu berteriak dari atas
Setiap orang pasti berusaha sekuat tenaga
Seperti sapi yang melindungi kulitnya dengan tanduknya
Demi Allah 'Amir tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan. Sedang-kan Bilal apabila telah terserang demam itu, ia berbaring di halaman rumah seraya berseru:

"Duhai bisakah aku bermalam semalam saja di Fakh
Sementara di kanan kiriku terdapat idzkhir dan jalil
Duhai bisakah aku singgah di mata air Mijannah
Dan bisakah aku menatap sekali lagi bukit Syaamah dan Thafil."


[Fakh adalah nama sebuah tempat di luar kota Makkah ; Idzkhir dan Jalil adalah nama sebuah tanaman yang harum baunya; Mijannah adalah nama sebuah pasar di zaman jahiliyah di sebelah bawah kota Mekkah lebih kurang satu barid dari Mekkah; Syaamah dan Thafil adalah nama dua buah gunung di Mekkah]

Kemudian aku menceritakan apa yang aku saksikan kepada Rasulullah. Kukatakan kepada beliau: "Mereka tidak menyadari apa yang mereka ucapkan karena parahnya demam yang menyerang."

Mendengar penuturanku itu Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam lantas berdoa:
"Ya Allah jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai Mekkah atau bahkan lebih dari itu. Berkahilah mud dan sha'nya (Yaitu barang-barang yang ditimbang dengan mud dan sha'. Satu mud sama dengan dua rithal bagi penduduk Iraq. Dan satu sepertiga rithal bagi penduduk Hijaz. Satu sha' sama dengan empat mud bagi penduduk Hijaz) serta pindahkanlah wabah yang menimpanya ke Mahya'ah. (Mahya'ah adalah Juhfah, yang merupakan miqat penduduk Syam)

Tarikh Hijriyah
Rasulullah tiba di Madinah pada hari Senin, di waktu Dhuha saat matahari mulai naik sepenggalahan (di tengah-tengah ufuk/langit). Yaitu pada tanggal dua belas Rabi'ul Awal. Ketika itu Rasulullah menginjak usia lima puluh tiga tahun, yaitu setelah tiga belas tahun beliau diangkat menjadi rasul oleh Allah Ta'ala. Beliau menetap di sana mulai bulan Rabi'ul Awal, Rabi'ul Akhir, Jumadil Awal' Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ra-madhan, Syawal, Dzulqa'dah, Dzulhijah dan Muharam.
(Dari Buku Tahdzib Sirah Ibn Hisyam karya 'Abdus Salam Harun)

|

Friday, 29 June 2012

Bahaya Golongan al-Ruwaibidoh




Al-Ruwaibidoh adalah satu golongan yang diberi amaran oleh Nabi s.a.w. akan kemunculannya menjelang kiamat. Sabda baginda: “Sesungguhnya sebelum kedatangan dajjal-dalam riwayat yang lain: sebelum kiamat- adanya tahun-tahun yang penuh tipu daya. Ketika itu didustakan orang yang benar, dianggap benar orang yang dusta, dianggap khianat orang yang amanah, dianggap amanah orang yang khianat, dan bercakap ketika itu al-Ruwaibidoh. Para sahabat bertanya: “Siapakah al-Ruwaibidoh?” Sabda Nabi s.a.w.: Orang lekeh yang berbicara mengenai urusan awam (orang ramai).” Hadith ini diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad, Abu Ya’la, al-Bazzar, Ibnu Majah, al-Kharaiti, dan al-Hakim. Al-Hakim menyatakan isnadnya sahih.dan ini disetujui oleh Al-Zahabi. Demikian juga Ibn Hajar al-`Asqalani menyebut di dalam Fath al-Bari :sanadnya baik. Al-Albani di dalam Silsilah al-Ahadith al-Sahihah juga menyatakan ianya sahih


Isi kandungan hadith ini adalah amaran Nabi s.a.w. kepada kita semua, bahawa akan muncul sebelum kiamat golongan manusia yang lekeh dan tidak berkelayakan tetapi bercakap dalam urusan umat yang membabit kepentingan umum dan ramai. Natijahnya, tentulah terjadinya porak peranda pemikiran manusia, gawatlah kefahaman mereka dan hancur binaan ilmu yang sebenar. Apa tidaknya, apabila yang lekeh menjadi pemimpin lalu bercakap dalam urusan umat, yang jahil berlagak `alim, yang menghafal sepatah dua ayat berlagak ulamak. Yang bukan ulama mengakui ulamak, yang hanya ada sepatah dua ilmu agama ditabalkan menjadi ulamak. Inilah saat kehancuran. Justeru itu, al-Imam Ibn Rajab al-Hambali dalam Jami’ al-`Ulum wa al-Hikam ketika menghuraikan hadith tersebut menyatakan: “Maksud tanda kiamat yang disebut di dalam hadith ini merujuk kepada persoalan “apabila urusan diserahkan kepada bukan ahlinya” sepertimana yang disebut oleh Nabi s.a.w. kepada orang bertanya baginda mengenai kiamat, maka kata baginda, “apabila urusan diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah kiamat”.

Golongan al-Ruwaibidoh muncul di kalangan masyarakat, mereka sebenarnya lekeh, tidak berkelayakan tetapi cuba menonjolkan diri. Samada melalui pentas kepimpinan masyarakat, ataupun dalam gelanggang ilmu. Inilah dua peluang besar untuk seseorang muncul dan dapat bercakap, berbicara, memberikan pandangan mengenai urusan awam dan persoalan-persoalan besar. Kadang-kala menerusi ucapan yang diperdengarkan, ataupun tulisan yang dibaca. Bukannya kesalahan itu kerana mereka memberi pandangan, tetapi kesalahannya kerana ketidaklayakan mereka, bekalan yang tidak cukup, berbicara mengenai sesuatu yang bukan bidang mereka. Sebab itu, al-Imam al-Sayuti dalam Syarah Sunan Ibn Majah menyatakan: “Al-Ruwaibidoh adalah orang yang lemah yang cuba mencampuri perkara-perkara besar dan berusaha untuk memperolehinya”.

Inilah yang sedang kita saksikan di pentas dunia kita. Apabila urusan politik umat cuba diuruskan oleh mereka yang tidak mendalami ilmu al-siyasah al-syar`iyyah, lalu memberikan pandangan yang bukan-bukan mengenai politik Islami maka kefahaman umat bawahan menjadi kelam kabut. Umpamanya lihat lagak sebahagian orang-orang politik di negara ini. Yang jahil tentang ilmu mustalah al-hadith, tidak pernah mempelajari ilmu sanad, tidak mengetahui apa itu ilmu al-Rijal, apa itu ilmu al-Jarh wa al-Ta’dil, yang menjadi asas pengetahuan dan kajian dalam hadith nabawi, berani bercakap tentang hadith dan mencabarnya. Umpamanya lihatlah Kasim Ahmad!!!. Yang tidak tahu bahasa arab, jahil kaedah dan cara istinbat (memetik) hukum, tidak mendalami bab al-`Illah dalam Usul al-Fiqh, tidak mendalami Maqasid al-Syarak, cuba menghuraikan dan mencabar beberapa ketetapan syarak. Umpamanya, lihatlah gerakan sisters in Islam!!. Semua golongan ini bercakap apa sahaja yang mereka mahu mengenai agama, apatah lagi bila diberi ruang di dalam akhbar dan media massa. Hinggakan ada orang politik yang mengajak rakyat bersolat hajat untuk menjadi tuan rumah sukan yang menyanggahi disiplin agama.

Sementara di kalangan yang cintakan Islam pula, budaya ilmu belum begitu subur berkembang. Kuliah-kuliah agama di sebahagian masjid dan surau, kurang membuahkan ilmu yang menimbulkan rasa takut kepada Allah dan faham hukum-hakamnya. Peserta kuliah sebahagiannya lebih meminati kuliah yang dipenuhi dengan lawak jenaka tanpa penekanan kepada ilmu. Lebih mendukacitakan lagi apabila yang dijemput mengajar tidak memilik latar belakang ilmu. Kata orang arab “orang yang tidak memiliki sesuatu tidak dapat memberikan sesuatu”. Ada yang tidak pernah mempelajari Usul al-Fiqh tiba-tiba memberi fatwa dalam hukum fikah. Bahkan sebahagiannya begitu jahil, misalnya, sehingga ada yang tidak tahu apa yang dikatakan al-Ijmak atau ijmak ulamak, lalu menafsirkannya sebagai pendapat tokoh-tokoh agama nusantara. Ada yang tidak mengetahui bahasa arab melainkan sepatah dua, tidak pernah mempelajari Usul al-Tafsir atau `Ulum al-Quran tiba-tiba mengajar kuliah tafsir. Menghuraikan apa sahaja ayat yang dirasakan boleh menyeronokkan pendengar. Pergantungannya hanya kepada apa yang dia faham dari al-Quran terjemahan samada dalam bahasa Melayu, Indonesia ataupun Inggeris. Lalu qurannya adalah quran menurut apa yang dia faham dari bahasa Melayu, atau Indonesia, atau Inggeris, bukan daripada Bahasa `Arab yang nyata seperti yang disebut dalam al-Quran itu sendiri. Malangnya dia berani menafsirkan untuk orang ramai sesedap lidahnya. Maka terbitlah dari lidah yang tidak bertulang itu kesimpulan-kesimpulan yang ganjil. Kalau Ibn `Abbas, Mujahid, al-Tabari, al-Qurtubi, Ibn al-`Arabi dan para mufassirin yang lain masih hidup tentu mereka kehairanan mendengar tafsir sedemikian pelik. Ada pula yang menganggap ilmu hadith itu hanyalah membaca makna hadith dan menghuraikannya, tanpa perlu mengetahui bahasa `arab, tidak mengetahui apa itu sanad, tidak pula mampu membeza antara hadith-hadith yang thabit iaitu yang sahih dan hasan, dengan yang dhaif (lemah) atau dengan yang maudu’ (palsu). Bahkan ada yang tidak mengetahui bahawa haramnya seorang muslim membaca hadith palsu dihadapan khalayak tanpa diterangkan kepalsuannya. Tidak mengetahui apakah disiplin al-Bukhari dalam sahihnya, apakah pula disiplin Muslim, apakah pula disiplin Al-Tirmizi, Abu Daud, Ibn Majah, al-Nasai, Ahmad, Ibn Hibban, al-Hakim, dan semua tokoh-tokoh hadith. Lalu mereka menganggap semua hadith yang dibaca mertabatnya sama. Malangnya mereka yang seperti ini juga cuba berfatwa mengenai hadith Nabi s.a.w.. Kalau Ibn al-Salah, al-Hafiz al-`Iraqi, al-Balqini, al-Khatib al-Baghdadi, al-Ibn Hajar al-`Asqalani, al-Qasimi dan seumpama mereka mendengarnya tentu akan terkejut kehairanan

Ini yang dinyatakan oleh Nabi s.a.w. dalam sebuah hadith yang sanadnya sahih seperti yang sebut oleh Ibn Hajar al-`Asqalani dalam Fath al-Bari: “Rosaknya agama apabila ilmu datang daripada yang kerdil, yang dibantah oleh golongan yang `alim. Baiknya manusia apabila ilmu datang dari golongan `alim dan diikuti oleh golongan kerdil”

Di sesetengah tempat, sekadar seseorang pandai berceramah terus sahaja diberi lesen untuk bercakap mengenai agama. Berbicara seolah-olah dia menguasai kesemua disiplin ilmu di dalam Islam. Apatah lagi apabila ceramah boleh mendatang pendapatan yang lumayan, maka ramai yang berusaha menjadi penceramah dengan menghafal sepatah ayat dan hadith lalu menafsirkannya menurut apa yang digemari pendengar. Lalu dia menyangka dia betul kerana orang awam suka mendengar apa dia ulas. Modalnya hanya dua, hentam apa sahaja yang mendatangkan minat pendengar dan lawak yang boleh menyeronokan pendengar. Mungkin juga akhirnya dia menyangka dirinya alim lantas semakin hari, semakin berani memberi pandangan apa sahaja mengenai agama.

Saya masih teringat kepada al-Syeikh Dr. Hasan Hitu, beliau adalah seorang tokoh ulamak semasa bermazhab al-Syafi’i dari Syria, terkenal dengan karya-karyanya dalam fikah terutama dalam mazhab al-Syafi`i.. Dalam ceramahnya kepada kami, beliau menyatakan bahawa ilmu-ilmu Islamlah yang paling dizalimi. Sebabnya, seseorang tidak dibenarkan menjadi doktor memeriksa dan memberi ubat kepada pesakit melainkan setelah dia lulus dalam bidang perubatan dengan baik. Seseorang tidak dilulus untuk membina bangunan yang tinggi melainkan setelah dia memiliki kelulusan dalam bidang binaan. Begitu juga bidang-bidang yang lain. Namun, malang sekali apabila tiba kepada persoalan ilmu Islam, semua lapisan diizinkan memberikan pendapat dalam segala bidang yang ada di dalam agama. Samada dia pernah belajar atau tidak. Sehingga artis yang tidak tahu hujung pangkal agama pun memberi pandangan mengenai hukum-hakam syarak”.

Inilah yang sedang berlaku dalam masyarakat Islam. Ilmu Islam dianggap begitu murah dan lekeh. Bidang-bidang lain, orang tidak berani masuk campur melainkan jika memilki pengetahuan yang cukup mengenainya. Ilmu Islam pula diperlakukan sebaliknya. Sehinggakan para artis yang sedang aktif ataupun yang telah pencen, pun berfatwa tentang agama.
Sebenarnya, bukan kita halang mereka bercakap atau cuba menyumbang untuk Islam, tetapi jangan mereka bercakap dalam apa yang mereka tidak benar-benar memahaminya, kerana akhirnya umat akan tersasul dan tersilap dalam memahami al-Din. Menyesatkan umat adalah suatu jenayah. Sumbangan kepada umat dialu-alukan, namun biarlah ianya melalui cara yang betul. Jika tidak mereka akan menjadi golongan al-Ruwaibidoh. Namun, apa yang dapat kita katakan jika ianya adalah salah satu dari tanda kiamat yang dikhabarkan iaitu munculnya golongan al-Ruwaibidoh. Kepada Allah kita pohon agar kita tidak tergolong dalam golongan ini.
Freeware © 2006, al-ahkam.net
This help file has been generated by the freeware version of HelpNDoc

Muka Depan
Mohd Asri bin Zainul Abidin
Pensyarah Bahagian Pengajian Islam
Universiti Sains Malaysia (USM)


Jadikan Buah Lemon Itu Minuman yang Manis!


Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi keuntungan. Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk dan berlipat ganda.
Ketika Rasulullah s.a.w. diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah negara yang sangat akrab di telinga dan mata sejarah.
Ahmad ibn Hanbal pernah dipenjara dan dihukum dera, tetapi karenanya pula ia kemudian menjadi imam salah satu madzhab. Ibnu Taimiyyah pernah di penjara, tetapi justru di penjara itulah ia banyak melahirkan karya. As-Sarakhsi pernah dikurung di dasar sumur selama bertahun-tahun, tetapi di tempat itulah ia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid. Ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, ia berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami'ul Ushul dan an-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadits. Demikian halnya dengan Ibnul-Jawzy, ia pernah diasingkan dari Baghdad, dan karena itu ia menguasai qiraah sab'ah. Malik ibn ar-Raib adalah penderita suatu penyakit yang mematikan, namun ia mampu melahirkan syair-syair yang sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya para penyair besar zaman Abbasiyah. Lalu, ketika semua anak Abi Dzuaib al-Hudzali mati meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan nyanyian­nyanyian puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap pendengarnya tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan saat mendengarnya kembali.
Begitulah, ketika tertimpa suatu musibah, Anda harus melihat sisi yang paling terang darinya. Ketika seseorang memberi Anda segelas air lemon, Anda perlu menambah sesendok gula ke dalamnya. Ketika mendapat hadiah seekor ular dari orang, ambil saja kulitnya yang mahal dan tinggalkan bagian tubuhnya yang lain. Ketika disengat kala jengking, ketahuilah bahwa sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh Anda dari bahaya bisa ular.
Kendalikan diri Anda dalam berbagai kesulitan yang Anda hadapi! Dengan begitu, Anda akan dapat mempersembahkan bunga mawar dan melati yang harum kepada kami. Dan,
{Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.} (QS. Al-Baqarah: 216)
Sebelum terjadi revolusi besar di Perancis, konon negara itu pernah memenjara dua sastrawan terkenalnya. Salah seorang dari keduanya sangat optimistis dan yang seorang lagi pesimistis bahwa revolusi dan perubahan akan segera terjadi. Setiap hari keduanya sama-sama melongokkan kepala melalui sela-sela jeruji penjara. Hanya saja, sang sastrawan yang optimistis selalu memandang ke atas dan melihat bintang-bintang yang gemerlap di langit. Dan karena itu ia selalu tersenyum cerah. Adapun sastrawan yang pesimistis, ia selalu melihat ke arah bawah dan hanya melihat tanah hitam di depan penjara, dan kemudian menangis sedih.
Begitulah, sebaiknya Anda selalu melihat sisi lain dari kesedihan itu. Sebab, belum tentu semuanya menyedihkan, pasti ada kebaikan, secercah harapan, jalan keluar serta pahala.

Arti Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj bag 1

Dajjal disebutkan berulang-ulang dalam Hadits, sedangkan Ya'juj wa-Ma'juj bukan saja disebutkan dalam Hadits, melainkan pula dalam Al-Qur'an. Dan kemunculannya yang kedua kalinya ini dihubungkan dengan turunnya Al-Masih.

Kata Dajjal berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul-'Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal. Menurut suatu pendapat, ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan bilangannya yang besar. Pendapat ketiga mengatakan, karena ia menutupi manusia dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi.

Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa ia dijuluki Dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya, artinya, ia menutupi maksud yang sebenarnya dengan kata-kata palsu.

Kata Ya'juj dan Ma juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf'ul; kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra'a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul-'Arab. Ya'juj wa-Ma'juj dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena hebatnya gerakan.


Barang siapa hafal sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir Surat Al-Kahfi
 ia akan selamat dari (fitnahnya) Dajjal



IKHWANUL MUSLIMIN DAN PRESIDEN BARU MESIR


(Blessing News ) Kemenangan Muhammad Mursi dalam pemilu mesir tak lepas dari peran ikhwanul muslimin, siapa sebenarnya ikhwanul muslimin itu ? Ikhwanul Muslimin adalah organisasi yang didirikan Oleh hasan Al-banna beserta 6 rekannya yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki al-Maghribi pada Maret 1928 di mesir.
Kondisi mesir pada waktu itu sama dengan kondisi arab pada umumnya yaitu tunduk pada sekulerisme, mesir pada waktu itu  bisa di katakan dalam kondisi kedzaliman politik dan keruntuhan Moral.
Ikhwanul muslimin yang lahir pada kondisi  tersebut berupaya keras  mengembalikan kehidupan islami di mesir dengan Motto :
             
  1. Allah tujuan kami (Allahu ghayatuna)
  2. Rasulullah teladan kami (Ar-Rasul qudwatuna)
  3. Al-Qur'an landasan hukum kami (Al-Quran dusturuna)
  4. Jihad jalan kami (Al-Jihad sabiluna)
  5. Mati syahid di jalan Allah cita-cita kami yang tertinggi (Syahid fiisabilillah asma amanina)
Sedang Khitah perjuangan IM adalah untuk membina  Pribadi Muslim, Membina Rumah Tangga Muslim, Masyarakat Muslim dan Akhirnya Membentuk Pemerintahan Muslim.
Waktu demi waktu gerakan ini banyak di minati oleh kalangan muslim mesir Perkembangan  Kemudian pada tahun 1934, Ikhwanul Muslimin membentuk divisi Persaudaraan Muslimah . Divisi ini ditujukan untuk para wanita yang ingin bergabung ke Ikhwanul Muslimin. Walaupun begitu, pada tahun 1941 gerakan Ikhwanul Muslimin masih beranggotakan 100 orang, hasil seleksi dari Hassan al-Banna. Pada tahun 1948, Ikhwanul Muslimin turut serta dalam perang melawan Israel di Palestina. Saat organisasi ini sedang berkembang pesat, Ikhwanul Muslimin justru dibekukan oleh Muhammad Fahmi Naqrasyi, Perdana Menteri Mesir tahun 1948. Berita penculikan Naqrasyi di media massa tak lama setelah pembekuan Ikhwanul Muslimin membuat semua orang curiga pada gerakan Ikhwanul Muslimin.
12 Februari 49  hasan Albana di bunuh dengan cara di tembak orang yang tak di kenal, Pasca wafatnya Al-banna Nahkoda Ikhwan di pimpin Oleh Hasan Al-Hudaybi walau pada akhirnya hasan Alhuday pun di hukum Gantung oleh raja Mesir pada waktu itu.
Setelah  itu  nahkaoda ikhwan secara bertahap dipimpin oleh
·  Umar at-Tilmisani [17] (عمر التلمساني) (1972 - 1986)
·  Muhammad Hamid Abu Nasr [18] (محمد حامد أبو النصر) (1986 - 1996)
·  Mustafa Masyhur [19] (مصطفى مشهور) (1996 - 2002)
·  Ma'mun al-Hudhaibi [20] (مأمون الهضيبي) (2002 - 2004)
·  Muhammad Mahdi Akif (محمد المهدى عاكف) (2010 - 2004 -
·  Muhammad Badie (2010 - )
Tentang perjalanan Mursyi sendiri menuju Istana  dapat  dilihat dari data berikut yang bersumber dari Web Ikhwanul Muslimin Indonesia Al-ikhwan.net
30 April 2011: majelis syuro Ikhwan memilih Mursi sebagai ketua Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), sayap politik Ikhwan. Disamping memilih Mursi, majelis syuro Ikhwan juga memilih Esam Oryan menjadi wakil ketua FJP dan Muhammad al-Katatni sebagai sekretaris jendral FJP.
Juni 2011: Mursi ikut dalam pendirian Aliansi Demokrasi untuk Mesir, yang beranggotakan 40 partai politik untuk terjun dalam pemilu legislatif.
7 April 2012: FJP mengumumkan Mursi sebagai calon cadangan dalam pemilu presiden untuk calon Ikhwan dan FJP yang sudah siap, Khaerat Syater. Syater kemudian didiskualifikasi oleh KPU Mesir karena alasan hukum.
17 April 2012: pengumuman Ikhwan menjelaskan bahwa Mursi akan bertarung dalam pilpres menggantikan Syater membawa program “kebangkitan”.
23-24 Mei 2012: putaran pertama pilpres dimulai.
28 Mei 2012: ketua KPU Mesir, Faruq Sultan mengumumkan perolehan suara Muhamad Mursi sebanyak 5.764.952 suara dan Ahmad Syafiq memperoleh 5.505.327 suara. Dengan begitu harus dilakukan putaran kedua.
16-17 Juni 2012: putaran kedua pilpres dimulai dengan pertarungan sengit antara Mursi dan Syafiq.
18 Juni 2012: tim kampanye Mursi mengumumkan kemenangan calonnya setelah perhitungan di masing-masing tempat pemungutan suara direkap. Kemudian Mursi berpidato dalam konfrensi pers yang isinya Mursi berjanji menjaga tujuan revolusi.
24 Juni 2012: ketua KPU Mesir, Faruq Sultan mengumumkan kemenangan Mursi sebagai presiden Mesir yang baru.
            Apakah Ikhwanul Muslimin dengan suksesnya menjadi pemimpin mesir berarti meraih cita-citanya dan bisa mengembalikan Kejayaan Islam.. Kita tunggu saja nanti ( Red_dfa)

Wanita China Pertama Yang Ke Luar Angkasa



WANITA CHINA PERTAMA KE LUAR ANGKASA

Dia adalah wanita china pertama yang ikut penerbangan ke luar angkasa bersama pesawat  Shenzhou-9, yang  diluncurkan pada Sabtu (16/6/2012)  bukan hanya bergender wanita namun ia adalah anggota  termuda yang ikut ke Luar angkasa  usia nya adalah 33 th berbeda dengan kedua rekanya  Jing Haipeng 45 th dan Liu Wang 43 th
Filosofi Liu adalah_ siapa yang tekun ia akan sukse_s, ia mengatakan “"Saya percaya pada ketekunan. Jika Anda tekun, sukses berada di depan mata,"
China merupakan negara ke 3 setelah USA dan UNI Soviet yang mengirimkan wanita ke Antariksa,setelah 13 belas hari menuju keluar bumi akhirnya  ke 3 awak itu berhasil  mendarat kebumi di sekitar Mongolia pada pukul 10.05 pagi  jumat 29 – 6-2012.   

Thursday, 28 June 2012

Sejarah Yang Disusun Penjajah Racun Bali Kita

oleh :  Prof A,Hasyimi

Bismillahir Rahmanir Rahim.
Telah berlalu masa dan kurun, dalam waktu mana kepada kita disodorkan buku-buku sejarah Islam, terutama sejarah Islam di Nusantara, yang dikarang oleh bangsa asing kaum penjajah yang bukan beragama Islam, bahkan sebagai penjajah mereka berusaha untuk menghancurkan Islam, sekurang-kurangnya untuk menyelewengkan atau mendangkalkan ajaran-ajaran Islam.
Salahsatu cara yang mereka tempuh untuk maksud-maksud kolonialisme tersebut, yaitu dengan memutarbalikkan sejarah Islam, bahkan mencampur-adukkan sejarah Islam dengan israeliat (dongeng-dongeng yang dimaksudkan orang-orang Yahudi ke dalam ajaran dan sejarah Islam).
Karena itu, adalah wajar kalau kemudian ada orang-orang Islam sendiri, terutama yang mendapat pendidikan di sekolah-sekolah kaum penjajah, membenci Islam, memusuhi Islam, mengatakan bahwa Islam menghambat kemajuan dan mempersubur perbudakan; mereka kemudian menjadi orang-orang sekuler yang memusuhi agamanya, Agama Islam, bahkan melawan Allah Yang Maha Esa.
Setelah apa yang dinamakan "Sejarah Islam" yang disusun oleh kaum penjajah itu atau oleh kaki-tangannya, meracuni jiwa dan semangat pemuda-pemuda Islam di tanah jajahan, maka barulah mereka menciptakan dongeng-dongeng sebagai ganti dari ajaran Islam yang sebenarnya, sehingga dengan mudah kaum penjajah menciptakan "agama baru" dalam bentuk aliran-aliran kebatinan, aliran-aliran kepercayaan, yang kadang-kadang menjelma menjadi tarekat-tarekat; bahkan mereka menciptakan nabi-nabi baru.
Maka mereka menampilkan para kaki-tangannya menjadi tokoh-tokoh "aliran kebatinan dan aliran kepercayaan" dengan tugas melemahkan bahkan menghancurkan ajaran Islam sejati; lahirlah ke arena dunia nabi-nabi kaum kolonial, seperti Mirza Gulam Ahmad dengan sejumlah khalifahnya, yang diciptakan oleh penjajah Inggeris dan didukung oleh penjajah Belanda, Perancis dan sebagainya.
Maka tidak heran kita, kalau kaki-tangan kaum penjajah menulis dalam apa yang dinamakan "buku sejarah Islam" bahwa Malikus Saleh, Raja Kerajaan Islam Samudra/Pasai yang terbesar, beliau makan "cacing", yang apabila hal demikian dibaca oleh pemuda-pemuda kita, jatuhlah martabat Malikus Saleh di mata mereka, padahal beliau adalah mujahid dan pahlawan yang terbesar pada zamannya.
Tokoh-tokoh penjajah terbesar, seperti Prof. Dr. Snouck Hourgrunye dan lain-lainnya, tanpa malu-malu menulis sejarah Islam di Indonesia dengan mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia dalam abad ke XIII M. dan Raja Islam pertama yaitu Malikus Saleh yang makan cacing itu. Dengan sengaja tokoh-tokoh utama kaum penjajah itu tidak mau mengakui bahwa Islam telah masuk ke Nusantara dalam abad pertama hijriyah dan Kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara telah berdiri di Perlak pada awal abad ketiga hijriyah (abad ke IX M.). Pendapat dari tokoh-tokoh utama kaum penjajah itu diterima bulat-bulat oleh sementara kaum terpelajar di Nusantara, bahkan tulisan-tulisan otak kaum penjajah yang berlindung di bawah nama "orientalisten" dijadikan sumber sejarah Islam yang utama.
Mereka menolak, kalau kita ketengahkan kepada mereka naskah-naskah tua yang ditulis oleh para Ulama Nusantara sendiri sejak zaman dahulu, seumpama naskah Idharul Haqq Fi Mamlakat Ferlak karangan Abu Ishak Makarani, Tazkirah Tabakat Salatin yang ditulis oleh Said Abdullah, Keurukon Katibul Muluk (Sekretaris Negara) dari Kerajaan Aceh Darussalam, hanya karena naskah-naskah tersebut tidak pernah disebut-sebut oleh tokoh-tokoh utama kaum penjajah; Snouck tidak menyebutnya, kata mereka.
Mereka juga tidak akan percaya apa yang ditulis oleh. Sarjana Sejarah Pakistan, Dr. N.A. Baloch, karena Baloch tidak mendasarkan karangan pada sumber-sumber "Orientalisten Penjajah". Dalam bukunya, Advent of Islam in Indonesia, Br. N.A. Baloch antara lain menulis:
"There ia evidence to the effect that some of the scholarly nakhudas from Mekran (Buluchistan) had settled down in Sumatra at an early stage. To one of the settled families belonged the secholar historian Abu Ishaq al-Mekrani al-Fasi (i.e. whose family originally came from Mekran or Buluchistan but had settled down in Pasai in Sumatra) who wrote an important work on the dinastic history of the rulers of Perlak. This book entitled Kitab Idhar alHaqq fi Silsilat Raja Ferlak, Which was discovered more recently, shows that the first Muslem State in Perlak was founded as early as 225 H. (847 A.D.)
Maksudnya: Pada suatu waktu dahulu telah terjadi satu peristiwa yang menyebabkan sejumlah nakhoda terpelajar dari Mekran (Buluchistan) telah mendarat di Sumatera. Dalam satu rombongan keluarga yang mendarat itu, ikut seorang ahli sejarah yang bernama Abu Ishaq Al-Makarani AI-Pasi (Yaitu keluarganya berasal dari Mekran atau Buluchistan yang mendarat di Pasei Sumatera), beliau telah menulis satu karya yang amat penting tentang sejarah dinasti para penguasa Perlak. Buku ini dinamakan lahar Al-Haqq fi Silsilat Raja Perlak, dalam buku mana dicatat bahwa Kerajaan Islam pertama di Perlak didirikan dalam tahun 225 H. (847 M.)
(Dr. N.A. Baloch: Advent of Islam in Indonesia halaman 17).

Keadaan yang timpang ini, yang sangat merugikan Ummat Islam di Asia Tenggara, harus kita berantas, harus kita lawan, karena kalau kita biarkan, pasti ajaran sekularisme dan ajaran anti Tuhan (Atheisme) akan berkembang terus dan mengancam Islam, bahkan buat di Indonesia akan mengancam kemurnian dan keselamatan Pancasila.
Ahli-ahli sejarah Islam dari bangsa-bangsa Asia Tenggara sendiri harus menulis sejarahnya, harus meneliti masuk dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara, kemudian menseminarkannya; kemudian menulis menjadi buku Sejarah Islam di Indonesia, Sejarah Islam di Malaysia, Sejarah Islam di Singapura, Sejarah Islam di Philipina, Sejarah Islam di Thailand, Sejarah Islam di Brunei dam sebagainya.
Menurut hemat saya, naskah-naskah tua masih cukup banyak asal kita mau mencari dan ia akan dapat membantu kita dalam usaha yang. besar itu. Sudah waktunya kita meninggalkan tulisan-tulisan kaum penjajah sebagai sumber utama sejarah Islam di Asia Tenggara, sudah masanya kita menggali sumber yang ada di bumi kita sendiri.
Ini adalah salahsatu tujuan dari Seminar ini; Seminar Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh dan Nusantara, disamping tujuan-tujuan yang lain.
Amatlah membesarkan hati kami, hati kita sekalian, bahwa seminar masuk dan berkembangnya Islam di Aceh -Nusantara, mendapat dukungan yang luas dari masyarakat mendapat partisipasi yang hangat dari para ulama, para ahli sejarah dan para sarjana terkemuka di Rantau Asia Tenggara ini, sehingga dengan demikian dapat diharapkan seminar ini akan memberi hasil yang memadai (sekurang-kurangnya).
Perhatian yang cukup besar dari Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh, kesungguhan yang tiada bertara dari Pemerintah Daerah Tingkat II Aceh Timur dan segenap lapisan rakyatnya, bantuan serta dukungan yang berarti dari Perusahaan Negara PERTAMINA, dan sumbangan yang ikhlas dari para pengusaha, semua itu telah memberi makna yang sangat bernilai bagi pelaksanaan seminar ini.
Menjadi kewajiban kita sekalian untuk mensyukuri rahmat Allah yang berlimpahan itu.
Uraian singkat ini, hanya sekedar menjelaskan arti dan makna seminar, yang pada saat ini sedang berlangsung upacara pembukaannya.
WABILLAHIT TAUFIK WAL HIDAYAH !


Banda Aceh, September 1980.oleh

ila Online - Just For Fun
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia

Site Search