NI DIA TAWASSUL YANG DISYARI'ATKAN
Allah berfirman,
Tawassul yang disyari'atkan adalah tawassul sebagaimana yang diperintahkan oleh Al-Qur'an, diteladankan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan dipraktekkan oleh para sahabat.
Di antara tawassul yang disyari'atkan yaitu:
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam memerintahkan orang tersebut agar berdo'a untuk dirinya. Menghadap kepada Allah untuk meminta kepadaNya agar Dia menerima syafa'at NabiNya Shallallahu'alaihi wasallam. Maka Allah pun menerima do'anya.
Do'a ini khusus ketika Nabi Shallallahu'alaihi wasallam masih hidup. Dan tidak mungkin berdo'a dengannya setelah beliau wafat. Sebab para sahabat tidak melakukan hal itu. Juga, orang-orang buta lainnya tidak ada yang mendapatkan manfa'at dengan do'a itu, setelah terjadinya peristiwa tersebut.
Sumber: Buku Jalan Golongan Yang Selamat Syaikh Muhammad Jamil Zainu
Clik Ini Untuk Kembali Kehalaman Awal
Allah berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah
jalan yang mendekatkan diri KepadaNya." (Al-Maa'idah: 35)
Qatadah berkata, "Dekatkanlah dirimu kepadaNya, dengan keta'atan dan
amal yang membuatNya ridha." Tawassul yang disyari'atkan adalah tawassul sebagaimana yang diperintahkan oleh Al-Qur'an, diteladankan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan dipraktekkan oleh para sahabat.
Di antara tawassul yang disyari'atkan yaitu:
- Tawassul
dengan iman:Seperti yang
dikisahkan Allah dalam Al-Qur'an tentang hamba-Nya yang bertawassul dengan iman
mereka. Allah berfirman,
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu), 'Berimanlah kamu kepada Tuhanmu', maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti." (Ali Imran: 193)
- Tawassul
dengan mengesakan Allah:Seperti do'a
Nabi Yunus Alaihis Salam, ketika ditelan oleh ikan Nun. Allah mengisahkan dalam
firmanNya:
"Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim. Maka Kami telah memperkenankan do'anya, dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." (Al-Anbiyaa': 87-88)
- Tawassul
dengan Nama-nama Allah:Sebagaimana
tersebut dalam firmanNya,
"Hanya milik Allah Asma'ul Husna, maka mohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma'ul Husna itu." (Al-A'raaf: 180)
Di antara do'a Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dengan Nama-namaNya yaitu:
"Aku memohon KepadaMu dengan segala nama yang Engkau miliki." (HR. At-Tirmidzi, hadits hasan shahih)
- Tawassul
dengan Sifat-sifat Allah:Sebagaimana do'a
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam,
"Wahai Dzat Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNya), dengan rahmatMu aku mohon pertolongan." (HR. At-Tirmidzi, hadits hasan)
- Tawassul
dengan amal shalih:Seperti shalat,
berbakti kepada kedua orang tua, menjaga hak dan amanah, bersedekah, dzikir,
membaca Al-Qur'an, shalawat atas Nabi Shallallahu'alaihi wasallam, kecintaan
kita kepada beliau dan kepada para sahabatnya, serta amal shalih
lainnya.
Dalam kitab Shahih Muslim terdapat riwayat yang mengisahkan tiga orang yang terperangkap di dalam gua. Lalu masing-masing ber-tawassul dengan amal shalihnya. Orang pertama bertawassul dengan amal shalihnya, berupa memelihara hak buruh. Orang kedua dengan baktinya kepada kedua orang tua. Orang yang ketiga bertawassul dengan takutnya kepada Allah, sehingga menggagalkan perbuatan keji yang hendak ia lakukan. Akhirnya Allah membukakan pintu gua itu dari batu besar yang menghalanginya, sampai mereka semua selamat.
- Tawassul
dengan meninggalkan maksiat:Misalnya dengan
meninggalkan minum khamr (minum-minuman keras), berzina dan sebagainya dari
berbagai hal yang diharamkan. Salah seorang dari mereka yang terperangkap dalam
gua, juga ber-tawassul dengan meninggalkan zina, sehingga Allah menghilangkan
kesulitan yang dihadapinya.
Adapun umat Islam sekarang, mereka meninggalkan amal shalih dan bertawassul dengannya, lalu menyandarkan diri ber-tawassul dengan amal shalih orang lain yang telah mati. Mereka melanggar petunjuk Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan para sahabatnya.
- Tawassul dengan
memohon do'a kepada para nabi dan orang-orang shalih yang masih
hidup.Tersebutlah
dalam riwayat, bahwa seorang buta datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi
wasallam. Orang itu berkata, "Ya Rasulullah, berdo'alah kepada Allah, agar Dia
menyembuhkanku (sehingga bisa melihat kembali)." Rasulullah Shallallahu'alaihi
wasallam menjawab, "Jika engkau menghendaki, aku akan berdo'a untukmu, dan jika
engkau menghendaki, bersabar adalah lebih baik bagimu." Ia (tetap) berkata,
"Do'akanlah." Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menyuruhnya berwudhu
secara sempurna, lalu shalat dua rakaat, selanjutnya beliau menyuruhnya berdo'a
dengan mengatakan,
"Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu, dan aku menghadap kepadaMu dengan (perantara) NabiMu, seorang Nabi yang membawa rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap dengan (perantara)mu kepada Tuhanku dalam hajatku ini, agar dipenuhiNya untukku. Ya Allah jadikanlah ia pemberi syafa'at kepadaku, dan berilah aku syafa'at (pertolongan) di dalamnya." la berkata, "Laki-laki itu kemudian mela-kukannya, sehingga ia sembuh." (HR. Ahmad, hadits shahih)
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam memerintahkan orang tersebut agar berdo'a untuk dirinya. Menghadap kepada Allah untuk meminta kepadaNya agar Dia menerima syafa'at NabiNya Shallallahu'alaihi wasallam. Maka Allah pun menerima do'anya.
Do'a ini khusus ketika Nabi Shallallahu'alaihi wasallam masih hidup. Dan tidak mungkin berdo'a dengannya setelah beliau wafat. Sebab para sahabat tidak melakukan hal itu. Juga, orang-orang buta lainnya tidak ada yang mendapatkan manfa'at dengan do'a itu, setelah terjadinya peristiwa tersebut.
Sumber: Buku Jalan Golongan Yang Selamat Syaikh Muhammad Jamil Zainu
Clik Ini Untuk Kembali Kehalaman Awal
0 comments:
Post a Comment