Seorang gelandangan yang di tangkap oleh polisi karena tidak bisa Membayar
jasa parkir, ditinggal pergi sang istri, dan seorang yang berpendidikan rendah
namun kehidupan yang dia alami menjadi kisah tersendiri bagi Chris Garder dan menjadi ispirasi bagi kita semua.
Ibunya
sebagai seorang guru hidup dalam kondisi tak berkecukupan ayah tirinya sangat
kejam terhadapnya bahkan ketika ia masuk akademi militer AS ia merasa bahwa
penyiksaan yang di lakukan oleh ayahnya lebih kejam daripada pendidikan militer
yang ia jalani.
Setelah
putus sekolah Menengah Atas, Gardner berbohong tentang usia dan bergabung
dengan US Navy. Ia berharap untuk menjadi seorang tenaga medis dan bisa
keliling dunia, tetapi itu tidak pernah dicapainya. Ia hanya sampai di North
Carolina. Namun, pengalaman itu memperkenalkan Gardner ke ahli bedah jantung,
yang kemudian mempekerjakan Gardner sebagai asisten penelitian klinis di
University of California Medical Centre di San Francisco. Gardner menikmati
pekerjaan, tetapi ia hanya memiliki penghasilan $ 7,400 per tahun dan ia ingin
lebih.
Ia
berkeinginan menjadi petugas medis namun impian itu sepertinya ketinggian untuk
dirinya karena ia merasa tak sanggup
melunasi pinjaman untuk sekolah medis. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi
penjual alat medis, dengan penghasilan $ 16.000 per tahun. Atau 12000000/ bulan
kalau perdolar = Rp.9000.
Pada
suatu saat pria kelahiran 9 Februari 1954 ini bertemu dengan seseorang yang mengendarai
mobil Ferrari berwarna merah. “Ia
sedang mencari tempat parkir. Saya
berkata ‘Kamu boleh mendapatkan tempat saya, tetapi saya harus bertanya dua
pertanyaan.’ Dua pertanyaan itu adalah: Apa pekerjaan kamu? Dan bagaimana kamu
melakukannya? Ternyata orang itu adalah seseorang penjual saham dan
penghasilannya adalah sebanyak $80.000 sebulan.”
Kita
melihat Pertanyaan yang di ajukan olehnya adalah pertanyaan seorang yang hatinya selalu terpaut dengan cita-citanya,
kejadian itu membawa kepada revolusi pemikiran baginya,setelah bertemu orang
itu Gardner mempunyai tujuan karir yang
jelas dan dia mulai mengetuk pintu pintu, mendaftar sebagai peserta pelatihan
di perusahaan penjual saham walaupun untuk itu ia harus hidup hampir tanpa
apapun ketika ia belajar. Ketika ia akhirnya diterima di program pelatihan itu,
ia meninggalkan pekerjaannya sebagai wiraniaga penjual peralatan kedokteran.
Tetapi rencananya hancur berantakan ketika orang yang menawarkan program
pelatihan tersebut dipecat, dan Gardner tidak mempunyai pekerjaan dimana ia
bisa kembali bekerja. Kemudian ia dimasukan ke penjara karena tidak bisa
membayar denda parkir sebanyak $1,200. Isterinya meninggalkannya dan Gardner,
walaupun dengan situasi yang sangat sulit, berjuang untuk terus mempertahankan
anaknya karena seperti katanya, “Saya membuat keputusan dalam pikiran saya
sebagai anak yang masih muda bahwa jika saya mempunyai anak, maka anak anak
harus tahu ayahnya, dan anaknya tidak boleh pergi kemanapun.”
Akhirnya
setelah berjuang untuk masuk sebagai peserta pelatihan di Dean Witter Reynolds,
upahnya yang kecil sebagai peserta pelatihan berarti ia, seperti banyak pekerja
yang miskin di Amerika, mempunyai pekerjaan tetapi tidak bisa mencukupi
kebutuhan hidupnya. Teman teman kerjanya tidak pernah tahu bahwa ia melewatkan
waktu sorenya untuk mencari day care (tempat
perlindungan sosial untuk anak atau orang tua), mencari makanan dan tempat yang
aman untuk ia dan anaknya tidur. Setelah tinggal di WC terkunci berhari hari di
stasiun kereta api di Oakland, Gardner membujuk pendeta Cecil Williams, pendiri
program baru untuk perlindungan wanita yang tidak mempunyai rumah di gereja
Glide Memorial United Methodist, agar ia dan anaknya bisa tinggal di tempat
itu.
Gardner lulus ujian untuk mendapatkan sertifikat pada tahun 1981
dengan sekali coba. Dia datang awal, pulang lambat dan bekerja dengan telepon
hari demi hari untuk mendapatkan pelanggan baru.ketekunanya itu berbuah Dia dan
anaknya mendapatkan apartemen dan pada tahun 1983 bergabung dengan Bear,
Stearns & Company. Setelah menjadi seorang penjual dengan penjualan
tertinggi di San Francisco dan kemudian di New York, Gardner keluar dan membuat
perusahaan Gardner Rich & Company, Inc., sebuah institusi perusahaan broker
yang spesialisasinya pada penagihan hutang, modal dan produk produk turunan
transaksi untuk beberapa institusi terbesar, perencanaan pensiun umum dan
serikat serikat pekerja. Perusahaannya telah diperluas dengan Christopher
Gardner International Holdings dan sekarang mempunyai proyek usaha bisnis yang
sedang dilakukan di Afrika Selatan.
Gardner mengulurkan tangannya ke banyak program untuk melayani
orang tanpa rumah, memberikan waktunya, pertolongan, dan dana. Terbanyak
diantaranya adalah gereja Glide United Methodist di San Francisco dan The Cara
Program di Chicago. Di Glide, Gardner menolong pengumpulan dana, menyumbangkan
pakaian pakaian dan sepatu sepatu, dan berbicara pada pelayanan pelayanan dan
acara acara khusus. Dia juga terlibat di sebuah rencana untuk me revitalisasi
dan menyediakan perumahan di sekitar Glide. Di Cara, tempat untuk membantu tuna
wisma dan di tempat dengan populasi beresiko tinggi seperti Chicago dengan
program program pelatihan bekerja dan penempatan, Gardner berbicara di sesi
konseling, membantu dengan penempatan pekerjaan, dan juga menyumbangkan pakaian
dan sepatu sepatu.
Kini kehidupan nya berubah 180
derajat dari gelandangan menjadi Milyader
kaya raya karena dia tidak pernah berhenti berusaha keras.
Cerita yang mengagumkan dari
perjuangan Chris Gardner, kepercayaan, jiwa kewirausahaan dan devosi seorang
ayah telah melontarkan ia jauh dari kemasyuran yang ia temukan di Wall Street (tempat bursa efek
seperti BEJ). Dia telah di wawancarai di acara “Evening News with Dan Rather,”
“20/20,” “Oprah,” “Today Show,” “The View,” “Entertainment Tonight,” CNN, CNBC,
Fox News Channel dan juga menjadi subjek berita sebagai profil di banyak surat
kabar dan majalah termasuk People, USA Today, Associated
Press, New York Times, Fortune, Jet, Reader’s Digest, Trader Monthly, Chicago
Tribune, San Francisco Chronicle, The New York Post dan the Milwaukee Journal Sentinel. Dia
juga menjadi pembicara yang sering dicari.
Bahkan
kisah hidupnya telah di filmkan dengan judul : The Pursuit of Happyness, pada th
2006.
0 comments:
Post a Comment