Monday 17 December 2012

Dibalik konflik indo-Malaysia

 Indonesia dan Malaysia dua negara yang bertetangga ini  selalu saja dirundung konflik, keduanya menjadi tidak akur, tidak mencerminkan  seharusnya tetangga, dari mulai konflik budaya,tenaga kerja, lagu kebangsaan sampai konflik yang mengarah pada personal atau individu.

Jika dilihat dengan kasat mata seolah-olah konflik  ini disebabkan oleh lemahnya hubungan diplomatik yang kontruktif, namun jika dicermati lebih  mendalam sepertinya konflik ini bersifat terorganisir hal ini terlihat  dengan maraknya konflik yang begitu sering, seolah - olah sudah dijadwalkan, apalagi konflik ini sudah tercipta sejak  presiden soekarno.
Beragam spekulasipun muncul,   di antaranya  memang  ada negara ketiga yang memang sengaja menciptakan konflik antara indonesia dan Malaysia,  faktor peningkatan ekonomi  di antara kedua negara juga menjadi salah satu prediksi.
 Menurut  Pakar Melayu Prof. Dr. Datoe Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia  (UKM) mengamini bahwa ada intervensi pihak luar di balik perseteruan kedua Negara serumpun muslim ini.
                Namun siapakah pihak luar yang sengaja menciptakan permasalahan ini, jika kita kaji bahwa indonesia  dan Malaysia adalah negara dengan jumlah umat islam terbesar di Asia tenggara, negara serumpun ini pada asalnya penduduknya se-aqidah, dan jika kita kembali kemasa lalu ulama’-ulama’ melayu  tidak pernah mengajarkan konflik seperti ini, kita dapat melihat dekatnya Buya Hamka dengan Malaysia pada waktu itu.
Boleh jadi yang menciptakan konflik itu adalah para musuh-mush islam itu sendiri  karena sejak zaman sejarah dahulu mereka sengaja melemahkan islam di Indonesia dan Malaysia.
Salah satu strategi mereka dahulu ialah seperti yang terkutip dalam memoar buku Thomas Raffles yaitu, Barat harus memastikan bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua buah strategi.
Pertama, imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya kawasan ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan majemuk.
Kedua, pastikan bahwa raja-raja Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasehat mereka. Jadi, tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.
Boleh jadi program mereka telah berkembang sampai pada menciptakan konflik di antara dua negara Maka diwujudkanlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui media sekular di Negara ini, mereka terus berupaya agar rumpun Melayu bangga akan identitas negara-nya masing-masing. Sehingga menghilangkan nilai-nilai ukhuwah sesama muslim.
Hal ini juga diperkuat  oleh pernyataan  pengamat politik Najumuddin dari Universitas Andalas Padang yang mengatakan "Para pelobi Yahudi yang berkolaborasi dengan AS memungkinkan berada di balik memuncaknya ketegangan Indonesia-Malaysia di blok Pulau Ambalat”.
For You

0 comments:

Post a Comment

ila Online - Just For Fun
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia

Site Search